Pengaruh Unsur Paduan Dalam Aluminium

17 F. Fe Besi  Mencegah terjadinya penempelan logam cair pada cetakan selama proses penuangan.  Penurunan sifat mekanis.  Penurunan kekuatan Tarik.  Timbulnya bintik keras pada hasil coran.  Peningkatan cacat porositas. G. Zn Seng  Meningkatkan sifat mampu cor.  Peningkatan kemampuan dimesin.  Mempermudah keuletan bahan.  Meningkatkan ketahanan korosi.  Menurunkan pengaruh baik dari besi.  Kadar Zn terlalu tinggi dapat menimbulkan cacat rongga udara. H. Ti Titanium  Meningkatkan kekuatan hasil cor pada temperature tinggi.  Memperhalus butiran dan permukaan.  Mempermudah proses penuangan.  Menaikkan viskositas logam cair dan mengurangi fluiditas logam

2.4.7 Paduan Al-Si-Cu

Aluminium yang dipadukan dapat memiliki beranekaragam karakteristik, sehingga sangat banyak dipakai untuk bermacam-macam kebutuhan. Aluminium paduan teMPa tanpa perlakuan panas Non Heat-treatable wrought alloys sering digunakan sebagai komponen elektrik, kertas aluminium foil, pemrosesan makanan, hampir semua rata-rata penggunaan kaleng, kebutuhan arsitektur, dan komponen-komponen Angkatan Laut. Aluminium Paduan dengan perlakuan panas Heat-teatable wrought alloys sering digunakan untuk ban truk 18 dan kendaraan-kendaraan berat, bodi luar semua aircraft, piston, kano, rel kereta api, dan rangka pesawat. Aluminium paduan cor casting alloys sering digunakan pada peralatan makan, mesin otomotif, bodi transmisi dan permesinan angkatan laut. Tabel 2.9 Sifat Aluminium Paduan Alloys Tensile Strength psi Yield Strength psi Elongation Non Heat-treatable wrought alloys : 1100-O 99 Al 13000 5000 40 1100-H18 24000 22000 10 3004-O 1.2 Mn-1.0 Mg 26000 10000 25 3004-H18 41000 36000 9 4043-O 5.2 Si 21000 10000 22 4043-H18 41000 39000 1 5182-O 4.5 Mg 42000 19000 25 5182-H19 61000 57000 4 Heat-treatable wrought alloys : 2024-T4 4.4 Cu 68000 47000 20 2090-T6 2.4 Li-2.7 Cu 80000 75000 6 4032-T6 12 Si-1 Mg 55000 46000 9 6061-T6 1 Mg-0.6 Si 45000 40000 15 7075-T6 5.6 Zn-2.5 Mg 83000 73000 11 Casting alloys : 201-T6 4.5 Cu 70000 63000 7 319-F 6 Si-3.5 Cu 27000 18000 2 356-T6 7 Si-0.3 Mg 33000 24000 3 380-F 8.5 Si-3.5 Cu 46000 23000 3 390-F 17 Si-4.5 Cu 41000 35000 1 443-F 5.2 Si sand cast 19000 8000 8 permanent mold 23000 9000 10 die cast 33000 16000 9 sumber: Askeland, Donald R., The Science and Engineering of Materials 6 th Edition, USD Yogyakarta 19

2.5 Pengujian Tarik

Uji tarik merupakan salah satu pengujian destruktif pengujian yang bersifat merusak benda uji. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban tarik pada beban uji secara perlahan-lahan saMPai putus. Maka akan terlihat batas mulur, kekuatan tarik, perpanjangan, pengecilan luas diukur dari benda uji. Pelaksanaan pengujian sebagai berikut : a. Ukur gage length dengan jangka sorong, lalu beri tanda. b. Catat nomor sepesimen yang akan di uji tarik. c. Kemudian benda uji dipasang pada grip penjepit atas dan bawah pada mesin uji, dan dinaikan atau diturunkan grip bawah dengan kecepatan sedang sehingga penjepitan benda uji dalam posisi yang tepat. Kedudukan benda uji harus vertikal dan setelah itu kedua penjepit dikencangkan secukupnya. d. Power printer dihidupkan dan kertas mili meter blok dipasang pada printer. e. Mesin dijalankan dan catat angka yang ditampilkan pada data display saMPai benda uji patah. Beban tarik yang bekerja pada benda uji akan menimbulkan pertambahan panjang disertai pengecilan penaMPang benda uji. Dari data yang diperoleh dari pengujian tarik, dapat dilakukan perhitungan untuk cari nilai dari tegangan maksimum dan regangan dari benda uji tersebut, perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus berikut : 1. Kekuatan Tarik : 3 Dengan adalah gaya maksimal = luas penaMPang mula-mula , adalah ultimate tensile strength atau tegangan tarik maksimum kg