Keterbatasan Penelitian Gambaran Karakteristik Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013

64

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan data primer yang diperoleh melalui instrumen kuesioner. Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan manusia baik sebagai subyek maupun sebagai obyek penelitian yang tidak dapat dihindari. Dengan keterbatasan ini, diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel durasi pemberian ASI Eksklusif pada anak terakhir tidak diteliti karena peneliti tidak memperoleh data tersebut. 2. Sampel diambil secara purposive dikarenakan tidak terdapat data yang mendukung untuk membangun kerangka sampel. Sehingga sampel tidak dapat diambil secara random. 3. Peneliti tidak dapat menyediakan tempat khusus untuk responden membaca leaflet. Dalam proses belajar, tempat yang jauh dari kebisingan lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan. Namun dikarenakan tidak ada ruangan khusus yang tersedia, maka proses belajar dilakukan di ruang tunggu. Dikarenakan hal tersebut, peneliti tidak dapat mengontrol untuk tidak terjadinya komunikasi antara responden. 4. Adanya responden yang merasa malas mengisi kuesioner dan membaca leaflet yang diberikan sehingga terdapat beberapa ibu yang mengalami penurunan skor pengetahuan setelah diberikan media leaflet ASI Eksklusif.

6.2. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2013

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan. Sampel dibagi kedalam dua kelompok yaitu 30 responden menjadi kelompok perlakuan dan 30 reponden menjadi kelompok kontrol. Pada penelitian ini, karakteristik ibu hamil dilihat dari usia, tingkat pendidikan, usia kehamilan, status paritas, dan pekerjaan. Namun terdapat beberapa karakteristik ibu hamil yang diduga menjadi variabel Counfounding terhadap intensi yaitu tingkat pendidikan, status paritas, pekerjaan dan usia.

6.2.1. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan analisis univariat, diketahui sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu memiliki pendidikan terakhir SMA sederajat, D3 dan S1. Pada penelitian ini, responden pada kelompok perlakuan yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 24 orang. Sedangkan pada kelompok kontrol, responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 28 orang. Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi lebih banyak pada kelompok kontrol. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup Notoadmodjo, 2007. Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pendidikan formal yang terakhir dimiliki oleh responden. Menurut Notoadmodjo 2007 semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga kemampuan seseorang termasuk kemampuan dalam menerima informasi. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti, dkk 2012. Pada penelitian ini, sebagian besar responden dengan pendidikan tinggi mengalami peningkatan pengetahuan pemberian ASI eksklusif setelah diberikan informasi melalui media leaflet.

6.2.2. Status Paritas

Berdasarkan analisis univariat, diketahui sebagian besar responden memiliki status primigravida yaitu ibu yang belum memiliki pengalaman merawat anak lebih dari satu kali. Pada kelompok perlakuan, ibu hamil dengan status Primigravida sebanyak 23 orang. Sedangkan ibu hamil dengan status Primigravida pada kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan status primigravida lebih banyak pada kelompok perlakuan. Pada penelitian ini, yang dimaksud dalam status paritas adalah banyaknya anak lahir hidup dari responden. Seorang ibu menyusui memperoleh pengetahuan pemberian ASI eksklusif dapat dari pengalamannya pada saat menyusui anak sebelumnya Roesli, 2000. Semakin banyak anak lahir hidup dari responden maka semakin banyak pengalaman ibu dalam merawat anak termasuk dalam praktek pemberian ASI eksklusif. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang Notoadmodjo, 2007. Pada penelitian ini diketahui sebagian besar ibu hamil memiliki status Primigravida, sehingga dapat dikatakan responden memiliki pengetahuan yang kurang dalam pemberian ASI eksklusif.

6.2.3. Usia

Usia mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin menurun kemampuan seseorang dalam menerima informasi Notoadmodjo, 2007. Berdasarkan analisis univariat, diketahui sebagian besar ibu memiliki rentang usia dari 20 sampai 36 tahun. Pada kelompok perlakuan, ibu hamil yang memiliki usia 20-36 tahun adalah 26 orang. Sedangkan pada kelompok kontrol, ibu hamil yang memiliki usia 20-36 tahun sebanyak 28 orang. Dapat disimpulkan ibu hamil yang memiliki usia 20-36 tahun lebih banyak pada kelompok kontrol Pada usia tersebut, seorang wanita termasuk kedalam kelompok usia dewasa muda. Pada usia ini, individu dituntut untuk menjalani peran baru di tempat kerja, rumah, dan masyarakat, serta mengembangkan minat, nilai-nilai, dan sikap terkait peran tersebut. Pada tahap ini, seseorang memiliki tingkat kematangan dan kemampuan yang lebih dalam berpikir dan bekerja sehingga pengetahuannya akan semakin berkembang Kozier, 2010 dalam Kusumawati, 2011.

6.2.4. Usia Kehamilan

Dari hasil penelitian yang telah didapat, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki usia kehamilan pada trimester ke tiga yaitu 24-40 minggu. Pada usia kehamilan tersebut, pengetahuan yang dimiliki ibu lebih banyak daripada ibu hamil pada trimester awal. Hal tersebut dapat dikarenakan, ibu hamil pada trimester 3 memiliki tuntutan yang lebih besar dalam merawat anak, sehingga ibu akan berusaha menambah pengetahuannya terkait kehamilan maupun cara mengasuh dan merawat anaknya. Selain itu, dapat juga disebabkan jumlah kunjungan antenatal yang lebih banyak. Pada setiap kunjungan, ibu hamil akan berinteraksi dengan petugas kesehatan terutama bidan yang pada setiap kunjungan antenatal terdapat konseling yang dapat menambah pengetahuan ibu mengenai kehamilan sampai pasca persalinan.

6.2.5. Pekerjaan

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Menurut Kurniati dalam Widayanti dan Maryatun 2012, status pekerjaan seseorang dapat berpengaruh terhadap kesempatan dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga memiliki banyak waktu yang luang, hal tersebut tentu dapat membuat ibu bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan melalui media seperti TV, radio, media cetak, selain itu dapat juga diperoleh melalui lingkungan sosial seperti tetangga. Selain memiliki kesempatan lebih dalam menambah pengetahuan, ibu rumah tangga memiliki kesempatan lebih besar dalam melakukan praktik pemberian ASI eksklusif. Namun berdasarkan laporan tahunan Suku Dinas Jakarta Selatan tahun 2011 dalam Septiani 2012, cakupan ASI eksklusif di kecamatan Pesanggrahan masih kurang dari target 51,2. Hal tersebut dapat disebabkan karena pengetahuan ibu yang kurang dan faktor kepercayaan seperti mitos perubahan bentuk payudara setelah menyusui dan keyakinan ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini. 6.3. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil 6.3.1. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil Pada Kelompok Kontrol Pada kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa pemberian media placebo. Media merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan Sadiman, dkk. 2010. Pesan yang diberikan pada kelompok kontrol merupakan materi mengenai pengaturan gizi untuk ibu hamil yang sehat maupun yang sakit. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sebelum diberikan perlakuan adalah 71,8. Sedangkan rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sesudah diberikan perlakuan adalah 76,27. Peningkatan skor pengetahuan pada kelompok kontrol disebabkan oleh lingkungan yang mendukung terjadinya komunikasi antara responden. Pada saat penelitian berlangsung, peneliti tidak dapat mencegah untuk terjadinya diskusi antara responden. Hal tersebut disebabkan lingkungan yang kurang efektif untuk proses belajar sehingga peneliti tidak dapat mengontrol responden secara keseluruhan. Salah satu yang dapat mempengaruhi proses komunikasi adalah lingkungan Sadiman,dkk., 2010. Lingkungan yang baik untuk proses belajar adalah lingkungan yang tidak bising, nyaman baik dari temperatur maupun disain tempat belajar dan pencahayaan yang nyaman untuk belajar Mashudi,2012. Pada saat penelitian, peneliti tidak dapat menyediakan tempat belajar yang efektif untuk belajar. Sehingga penelitian dilaksanakan pada ruang tunggu pelayanan KIA. Pada saat penelitian berlangsung, tempat pelaksanaan penelitian dikunjungi banyak pasien yang berkunjung baik dari KIA maupun dari pasien kontrol pada ruang bersalin. Sehingga peneliti tidak dapat mengontrol untuk tidak terjadinya diskusi antara responden.

6.3.2. Gambaran Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil Pada Kelompok Perlakuan

Pada kelompok perlakuan, responden diberikan perlakuan berupa pemberian media leaflet mengenai 10 materi pemberian ASI eksklusif. Materi tersebut mengenai penanganan bayi sakit, waktu diberikannya ASI, Manfaat ASI untuk menguruskan badan, mitos perubahan bentuk payudara, pengertian kolostrum, penanganan ibu yang belum keluar ASI, bahaya susu formula, bahaya penggunaan sabun dan alkohol pada payudara, penanganan masalah radang payudara dan penanganan pemberian ASI pada ibu bekerja. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sebelum diberikan perlakuan adalah 64,63. Sedangkan rata-rata skor pengetahuan ASI eksklusif sesudah diberikan perlakuan adalah 77,9. Hal tersebut menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata skor sebesar 13,27. Pada sub-bab sebelumnya telah diketahui peningkatan rata-rata skor pengetahuan pada kelompok kontrol sebesar 4,47. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perubahan rata-rata skor pengetahuan yang besar antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Menurut Notoadmodjo 2007, seseorang yang terpapar informasi mengenai suatu topik tertentu akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak daripada yang tidak terpapar informasi. Pemberian media leaflet merupakan salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan dengan melalui tulisan-tulisan dan gambar mengenai suatu materi. Dalam penelitian ini, informasi diberikan melalui media leaflet. Responden diminta membaca leaflet tersebut selama 3-5 menit. Setelah selsai membaca, peneliti kembali mengukur pengetahuan responden mengenai Pemberian ASI eksklusif. Sehingga dapat disimpulkan, seseorang yang terpapar suatu materi akan mengalami peningkatan pengetahuan yang lebih besar daripada seseorang yang tidak terpapar informasi.

6.4. Gambaran Intensi Pada Kelompok Kontrol Dan Perlakuan