Konsep Kemandirian Tinjauan Pustaka

11 pada tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek, dan perubahan spiritual.Sedangkan menurut Boedhi Darmodjo dalam Maryam dkk, 2008 menjadi tua bukanlah suatu penyakit atau sakit, tetapi suatu proses perubahan dimana kepekaan bertambah atau batas kemampuan beradaptasi menjadi berkurang yang sering dikenal dengan geriatric giant.

2. Konsep Kemandirian

Gracinia 2004 mendefinisikan kemandirian itu adalah kemampuan untuk dapat menjalani kehidupan tanpa adanya ketergantungan kepada orang lain. Kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan tidak bergantung dengan orang lain. Selain itu kemandirian diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang berupaya untuk memenuhi segala tuntutan kebutuhan hidup dengan penuh tanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya. Karakteristik utama dari aging process adalah makin kehilangan kemandirian atau meningkatnya ketergantungan. Ketergantungan ini dapat bersifat structural sosial, fungsionalfisik dan ketergantugan perilaku psikologis . Menurut Baltes 1989 dalam Padila, 2013 ketergantungan perilaku tidak semata- mata merupakan produk dari penurunan biologis tetapi dapat pula atau terutama merupakan konsekuensi dari faktor-faktor sosial budaya yang menekankan Vulnerability biology dari lansia, kondisi-kondisi dalam lingkungan sosial yang memupuk perilaku dependen. Banyak faktor Universitas Sumatera Utara 12 sosial, budaya, ekonomi dan psikologis yang berperan dalam perkembangan dan menetapnya ketergantungan Multicausality. Utami Munandar 1977 dalam Padila, 2013 bahwa kemandirian lanjut usia sangat terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Kemampuan seseorang untuk melaksanakan kepribadian, sebagai hasil interaksi dirinya dengan lingkungan, maka apapun yang terjadi pada lansia harus mampu: menyesuaikan diri terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri terhadap pensiun dan penghasilan yang berkurang, menyesuaikan diri terhadap pasangan hidup yang meninggal, membentuk afilasi dengan kelompok sebaya, menerima dan menyesuaikan diri terhadap peran-peran sosial dengan cara yang fleksibel keluarga, hobi dan kegiatan, dan membentuk tatanan hidup fisik yang memuaskan. 3 Penilaian Tingkat Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari Aktivitas sehari-hari adalah aktivitas perawatan diri yang harus dilakukan seseorang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari Smeltzer Bare, 2002. Aktivitas sehari-hari terbagi dua, yaitu aktivitas sehari- hari dasar meliputi membersihkan diri, mandi, berpakaian, berhias, makan, BABBAK, berpindah dan aktivitas sehari- hari instrumental meliputi melakukan pekerjaan rumah, menyediakan makanan, minum obat, menggunakan telepon Darmojo, 2006. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti: berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas Universitas Sumatera Utara 13 seseorang tidak lepas dari ketidakadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Diantaranya dalam sistem saraf, lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan seseorang lansia rentanterhadap penyakit. Dan kemajuan proses penyakit mengancam kemandirian dan kualitas hidup dengan membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan aktivitas sehari-hari Smeltzer Bare, 2002. Kemampuan dan ketidakmampuan dalam melakukan aktivas sehari-hari atau untuk mengukur tingkat kemandirian lansia dapat diukur dengan menggunakan indeks Katz, indeks Barthel,Lowton IADL,Kenny self-care dan indeks ADL. Lueckenotte 2000 menjabarkan untuk melihat tingkat kemandirian dalam aktivitas terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Indeks ADL Katz Indeks ADLini didasarkan pada fungsi psikososial dan biologis dasar dan mencerminkan status kesehatan respon neurologis dan lokomotorik yang terorganisasi. Penilaian Indeks ADL Katz didasarkan pada tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas secara mandiri. Jadi suatu aktivitas akan diberi nilai jika aktivitas tersebut dapat dilakukan secara mandiri atau tanpa bantuan orang lain Lueckenotte, 2000. Daftar faktor, sifat, dan keterampilan yang diukur melalui ADL adalah mandi bathing, buang air besar toeleting, Universitas Sumatera Utara 14 buang air kecil continence, berpakaian dressing, bergerak transfer, makan feeding. Mandi bathing meliputi aspek ketidaktergantungan berupa bantuan mandi hanya pada satu bagian tubuh seperti punggung atau ketidakmampuan ekstremitas atau mandi sendiri dengan lengkap. Aspek ketergantugan berupa bantuan saat mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan saat masuk dan keluar dari bath tub atau tidak mandi sendiri. Buang air besarbuang air kecil toileting meliputi aspek ketidaktergantungan masuk dan keluar toilet, melepas dan mengenakan celana, menyeka dan menyiram, atau membersihkan organ ekskresi dan juga menangani bedpan sendiri atau tidak menggunakan bantuan mekanis. Aspek ketergantungan berupa tidak melepaskan atau menggunakan celana secara mandiri, penggunaan bedpan atau mendapat bantuan untuk masuk dan menggunakan toilet. Kontinensia continence meliputi aspek ketidaktergantungan berupa berkemih dan defekasi secara keseluruhan terkontrol oleh tubuh. Ketergantungan akan inkontinensia parsial atau total dalam berkemih atau defekasi. Dikontrol parsial atau total denga enema, kateter atau penggunaan urinal atau bedpen secara teratur. Berpakaian dressing meliputi aspek ketidaktergantungan meliputi mampu mengambil pakaian dari lemari, mengenakan pakaian luar, pakaian dalam, menangani pengikat yang dilakukan secara mandiri. Aspek Universitas Sumatera Utara 15 ketergantungan meliputi tidak mengenakan pakaian sendiri atau dibantu orang lain. Berpindah transfering meliputi aspek ketidaktergantungan meliputi bergerak masuk dan keluar dari tempat tidur secara mandiri, berpindah ke dalam dan keluar kursi dan berpindah dari posisi tidur ke duduk. Aspek ketergantungan meliputi bantuan dalam bergerak masuk dan keluar tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu atau dua perpindahan. Makan feeding meliputi aspek ketidaktergantungan berupa mengambil makanan dari piring, memasukkan makanan ke dalam mulut secara mandiri. Aspek ketergantungan meliputi bantuan dalam mengambil makanan atau tidak makan sama sekali atau makan secara parenteral. Berdasarkan keenam aktivitas yang dinilai, pemeriksa dapat mengkategorikan pasien ke dalam kelompok: 1 KATZ A meliputi ketidaktergantungan dalam hal makan, kontinen buang air besarbuang air kecil, mengenakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi, 2 KATZ B meliputi ketidaktergantungan pada semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas, 3 KATZ C meliputi ketidaktergantungan semuanya kecuali mandi dan salah satu dari fungsi di atas, 4 KATZ D meliputi ketidaktergantungan semuanya kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi diatas, 5 KATZ E meliputi ketidaktergantngan semua kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi diatas, 6 KATZ F meliputi ketidaktergantungan semuanya Universitas Sumatera Utara 16 kecuali makan, berpakaian, ke toilet, berpindah dan salah satu fungsi diatas, 7 KATZ G meliputi ketergantungan untuk semua fungsi di atas. Keterangannya bahwa ketidaktergantungan berarti tanpa pengamatan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap tidak melakukan fungsi meskipun dia dianggap mampu. Stanhope, 1998. 2. Indeks Barthel Indeks Barthel adalah suatu alat yang cukup sederhana untuk menilai perawatan diri dan mengukur harian seseorang berfungsi secara khusus aktivitas sehari-hari dan mobilitas Lueckenotte, 2000. Indeks Barthel terdiri dari 10 item, yaitu transfer tidur ke duduk, bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali, mobiliasi berjalan, penggunaan toilet pergi kedari toilet, membersihkan diri, kemampuan buang air besarbuang air kecil, mandi, berpakaian, makan, naikturun tangga. Penilaian ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat dasar dari fungsi dan dapat digunakan untuk memantau perbaikan dalam aktivitas sehari-hari dari waktu ke waktu. Penilaian indeks Barthel berdasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas sehari-hari meliputi sepuluh aktivitas. Apabila seseorang mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri akan mendapatkan nilai 15 dan jika membutuhkan bantuan nilai 10 dan jika tidak mampu 5 untuk item masing-masing. Kemudian nilai dari setiap item akan Universitas Sumatera Utara 17 dijumlah untuk mendapatkan skor total dengan skor maksimum 100. Namun nilai 5, 10, 15 cukup sering diganti dengan 1, 2 dan 3 dengan skor maksimum 20. 3. Lowton IADL Pengkajian aktivitas sehari-hari dengan indeks Lawton IADL menggunakan beberapa item penilaian, yaitu: 1 Menggunakan telepon meliputi mengoperasikan telepon atas inisiatif sendiri mencari dan menghubungkan nomor telepon dan seterusnya, menghubungi beberapa nomor telepon yang telah dikenal dengan baik, menjawab telepon tetapi tidak menghubungi,tidak menggunakan telepon sama sekali, 2 Berbelanja meliputi mengurus semua keperluan belanja secara mandiri, berbelanja secara mandiri untuk pembelian yang kecil, perlu ditemani pada setiap kegiatan belanja, tidak mampu berbelanja sama sekali, 3 Persiapan makan meliputi merencanakan dan menyajikan makanan yang cukup secara mandiri, menyiapkan makanan yang adekuat jika bahan-bahan untuk membuatnya telah disediakan, memanaskan dan menyajikan makanan yang disiapkan atau menyiapkan makanan tetapi tidak mempertahankan diet yang adekuat, memerlukan makanan yang telah disiapkan dan disajikan, 4 Memelihara rumah meliputi memelihara rumah sendiri atau kadang-kadang dengan bantuan misalnya bantuan untuk pekerjaan rumah yang berat, melaksanakan tugas ringan sehari-hari seperti mencuci piring dan merapikan tempat tidur, melaksanakan tugas ringan sehari-hari tetapi tidak dapat memelihara tingkat kebersihan yang dapat diterima, perlu bantuan untuk semua tugas Universitas Sumatera Utara 18 pemeliharaan rumah, tidak berpartisipasi dalam setiap tugas pemeliharaan rumah, 5 Mencuci pakaian meliputi apakah mencuci pakaian sepenuhnya, mencuci barang-barang yang kecil, kaos kaki, stocking, dan lain-lain, memerlukan semua cucian dikerjakan oleh orang lain. 6 Model transportasi meliputi berpergian secara mandiri dengan transportasi umum atau mengemudi mobil pribadi, melakukan perjalanan sendiri dengan menggunakan taksi tetapi tidak jika menggunakan transportasi umum, berpergian dengan transportasi umum walaupun dengan dibantu ataupun ditemani oleh orang lain, berpergian terbatas hanya menggunakan mobil atau taksi dengan bantuan orang lain, tidak berpergian sama sekali, 7 Tanggung jawab untuk pengobatannya meliputi bertanggungjawab untuk minum obat dalam dosis benar dan waktu yang benar, mengambil tangungjawab jika pengobatan telah disiapkan lebih dahulu dalam dosis terpisah, apakah tidak mampu untuk menggunakan pengobatan miliknya sendiri, 8 Kemampuan untuk menangani keuangan meliputi mengatur berbagai masalah keuangan secara mandiri anggaran, menulis cek, membayar uang sewa dan tagihan lainnya, pergi ke bank, mengumpulkan dan mempertahankan sumber pendapatan,mengatur pembelian sehari-hari tetapi perlu bantuan berkenaan dengan perbankan, pembelian yang besar dan sebagainya, tidak mampu untuk menangaini keuangan Lawton Brody, 1969 dalam Stenley and Bare 2006. Universitas Sumatera Utara 19

4. Dukungan Keluarga