Dukungan Keluarga Tinjauan Pustaka

19

4. Dukungan Keluarga

4.1 Definisi Keluarga Friedman 2010 mendefinisikan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari keluarga. Menurut WHO, keluarga adalah anggota rumah tangga saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut Setiadi 2008 mendefinisikan bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat, dimana dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Menurut Stuart dalam Setiawati dan Dermawan, 2008 ada lima hal penting yang ada pada definisi keluarga adalah : 1 keluarga adalah suatu sistem atau unit, 2 komitmen dan keterikatan antara anggota keluarga yang meliputi kewajiban di masa yang akan datang, 3 fungsi keluarga dalam pemberian perawatan meliputi perlindungan, pemberian nutrisi dan sosialisasi untuk seluruh anggota keluarga, 4 anggota-anggota keluarga mungkin memiliki hubungan dan tinggal bersama atau mungkin juga tidak ada hubungan dan tinggal terpisah, 5 keluarga mungkin memiliki anak atau mungkin juga tidak. 4.2 Tipe Keluarga Setiadi 2008 memaparkan bahwa keluarga dibagi kedalam beberapa tipe keluarga, yaitu secara tradisional dan secara modern. Secara tradisional keluarga Universitas Sumatera Utara 20 dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1 Keluarga inti Nuclear Family adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya, 2 Keluarga besar Extended Family adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah kakek-nenek, paman-bibi Secara modern tipe keluarga dikelompokkan sebagai berikut:1 Tradisional Nuclear. Keluarga inti ayah, ibu dan anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah, 2 Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suamiistri tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah., 3 Middle AgeAging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau keduanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan atau meniti karir, 4 Dyadic Nuclear. Suamiistri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah, 5 Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah, 6 Dual Carrier. Suamiistri berkarier dan tanpa anak, 7 Commuter Married. Suamiistri atau keduanya karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencai pada waktu-waktu tertentu, 8 Single Adult. Wanitapria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk Universitas Sumatera Utara 21 kawin, 9 Three Generation. Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah, 10 Institusional. Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti, 11 Comunal. Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas, 12 Group Marriage. Satu rumah terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam kesatua keluarga dan tiap individu sudah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak, 13Unnmarried Parent and Child. Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi, 14 Cohibing Couple. dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa menikah, 15 Gay and Lasbian Family. Keluarga yang dbentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. 4.3 Fungi Keluarga Friedman 2010 menjabarkan bahwa terdapat empat fungsi keluarga meliputi fungsi afektif, fungsi sosilisasi, fungsi reproduksi dan fungsi ekonomi.Fungsi afektif. Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting dan basis kekuatan keluarga. Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan keperdulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota keluarganya. Hal tersebut mengurangi ketegangan dan mempertahankan moral. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi Universitas Sumatera Utara 22 afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan seluruh anggota keluarga yang mempertahankan iklim positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah : a. Saling mengasuh Cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung anggota keluarga, mendapat kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan inti dalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang di luar keluarga atau masyarakat. b. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling mengahargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afetif akan tercapai. c. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga Dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antara anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orangtuanya. Fungsi afektif Universitas Sumatera Utara 23 merupakan sumber energi yag menentukan kebahagian keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi sosialisasi . Sosialisasi dimulai semenjak manusia lahir. Leslie Korman 1989 dalam Friedman, 2010 mendefinisikan bahwa sosialisasi anggota keluarga adalah fungsi yang universal dan lintas budaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup masyarakat. Keluarga memiliki tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam hitungan tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Selain itu, sosialisasi seharusnya tidak sekedar dianggap berhubungan dengan pola perawatan bayi dan anak, tetapi lebih kepada proses seumur hidup yang meliputi internalisasi sekumpulan norma dan nilai yang tepat agar dapat menjadi seorang remaja, suamiistri, orangtua, sebagai pegawai yang baru bekerja, kakeknenek, pensiunan. Jadi, sosialisasi melibatkan pembelajaran budaya. Dan keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antara anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Fungsi reproduksi. Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan, tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan. Dahulu, pernikahan dan keluarga dirancang untuk mengatur dan mengendalikan perilaku seksual Universitas Sumatera Utara 24 serta reproduksi dan sampai saat ini reproduksi masih mendominasi fungsi primer keluarga, yang merupakan justifikasi keberadaan keluarga. Fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makan, pakaian dan tempat tinggal. Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup, finansial, ruang dan alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan. Banyak pasangan sekarang kita lihatdengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadi permasalahan yang berujung pada perceraian. 4.4 Dukungan Keluarga Kane 1988 dalam Friedman 2010 mendefenisikan dukungan keluarga sebagai proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Dukungan keluarga tersebut bersifat reprokasitas timbal balik, umpan balik kuantitas dan kualitas komunikasi, dan keterlibatan emosional kedalam intimasi dan kepercayaan dalam hubungan sosial. Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial interna, seperti dukungan dari suami, istri atau dukungan dari saudara kandung dan dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti. Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga Friedman, 2010. Universitas Sumatera Utara 25 4.5 Jenis Dukungan Keluarga Caplan 1976 dalam Friedman 2010 dan House 1984 dalam Setiadi, 2008 menerangkan bahwa keluarga memiliki empat fungsi dukungan, diantaranya : 1. Dukungan emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi dari orang lain adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan serta penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang mau memperhatikan, mau mendengar segala keluhnya, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau memecahkan masalah yang dihadapinya. Lansia pun demikian, lansia tidak hanya membutuhkan dukungan secara fisik saja tetapi hubungan emosional antar anggota keluarga akan sangat mendukung lansia dalam mempertahankan kemandiriannya. Dukungan emosional didapat dari keluarga, bahwa kasih sayang dari anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain, memberi penghargaan terhadap kehidupan keluarga terutama berkaitan dengan persepsi dan perhatian terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga Faridatus dalam Triswandari, 2008. Dukungan emosional merupakan dukungan keluarga yang paling banyak diterima oleh lansia karena dukungan Universitas Sumatera Utara 26 emosional ini penting dalam meningkatkan semangat dan memberikan ketenangan. 2. Dukungan informasi Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminitor penyebar informasi. Menjelaskan tentang pemberian saran dan sugesti, informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberi informasi. Dukungan informasi merupakan suatu dukungan atau bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam bentuk memberi saran atau masukan, nasehat atau arahan dan memberikan informasi-informasi penting kepada orang yang membutuhkan. Dukungan informatif yang tepat akan meningkatkan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Lingkungan di tempat tinggal perkotaan, memudahkan keluarga yang memiliki lansia untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai perubahan pada lansia baik melalui media cetak seperti koran atau majalah maupun media elektronik seperti televisi dan internet serta fasilitas kesehatan yang lengkap di daerah perkotaan Soejono, 2002. Universitas Sumatera Utara 27 3. Dukungan instrumental Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya: kesehatan pasien dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat dan terhindarnya pasien dari kelelahan. Dukungan instrumental keluarga ini merupakan suatu dukungan atau bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan waktu untuk membantu atau melayani dan mendengarkan klien dalam menyampaikan perasaannya. Bentuk bantuan ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain. Keluarga menyediakan alat mandi, makan, pakaian lansia, bukan berarti lansia menjadi tidak mandiri karena disediakannya alat-alat tersebut tetapi bagaimana kemandirian lansia dalam menggunakan alat-alat tersebut. 4. Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah umpan baik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah. Terjadi lewat ungkapan rasa hormat peghargaan serta sebagai sumber dan validator identitas keluarga, diantaranya adalah memberi penghargaan dan perhatian pada sesama anggota keluarga. Dukungan penilaian ini akan terbentuk bila hubungan interpersonal baik. Ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika Universitas Sumatera Utara 28 keluarga menghadapi masalah, karena keluarga adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan anggota keluarganya. Bentuk penilaian ini merupakan bentuk peghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yangmana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Dukungan penghargaan menyebabkan lansia merasa bahwa dirinya dianggap dan dihargai sehingga akan menaikkan harga diri House Smett dalam Triswandari, 2008. Di Indonesia sudah menjadi budaya bahwa orang tua merupakan tempat meminta saran dan pertimbangan terhadap masalah yang terjadi di keluarga maupun di masyarakat. Dalam keluarga, kakek dan nenek mrmpunyai peranan yang sangat penting sebagai warga tertua yang penuh pengalaman dan kebijakan, namun tidak jarang lansia merasa tidak dibutuhkan lagi sehingga dukungan berupa peghargaan sangat penting bagi lansia Murodion, 2006. Universitas Sumatera Utara 29

Bab 3 Kerangka Penelitian