48
1.7 Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari
Hasil  analisa  data  tingkat  kemandirian  lansia  dalam  aktivitas  sehari-hari di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut
Sei Tuan mayoritas ada dalam kategori mandiri yaitu 46.
Tabel 7  Distribusi  Frekuensi  dan  Persentase  Berdasarkan  Tingkat Kemandirian  Lansia  dalam  Aktivitas  Sehari-hari  di  Posyandu
Lansia Puskesmas Bandar Khalipah Kec. Percut Sei Tuan n=67
Kategori Frekuensi
Persentase Mandiri
31 46
Ketergantungan ringan 29
43 Ketergantungan sedang
7 11
Ketergantungan berat Ketergantungan total
1.8 Aktivitas sehari-hari
Hasil analisa aktivitas sehari-hari responden dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini
Tabel 8  Distribusi  Frekuensi  dan  Persentase  Responden  berdasarkan Aktivitas  Sehari-hari  di  Posyandu  Lansia  Puskesmas  Bandar
Khalipah Kec. Percut Sei Tuan n=67
Pertanyaan Frekuensi  Persentase
Transfer Bagaimana kemampuan transfer perpindahan posisi
tidur ke posisi duduk? Mandiri
59 88
Dibantu satu orang 7
10 Dibantu dua orang
1 2
Tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 8 Lanjutan
Mobilisasi Bagaimana kemampuan berjalan mobilisasi
BapakIbu? Mandiri
53 79
Dibantu satu orang 13
19 Dibantu dua orang
1 2
Tidak mampu Pergi ke toilet
Bagaimana penggunaan toilet seperti menyiram BABBAK?
Mandiri 59
88 Perlu pertolongan orang lain
8 12
Tergantung orang lain Membersikan diri
Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam membersihkan diri seperti lap muka, sisir rambut dan
sikat gigi?
Mandiri 63
94 Perlu pertolongan orang lain
4 6
BAB Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam buang air
besar? Mandiri
59 88
Dibantu satu orang 8
12 Tidak mampu
BAK Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam buang air
kecil? Mandiri
59 88
Dibantu satu orang 8
12 Tidak mampu
Mandi Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam hal mandi?
Mandiri 62
93 Tergantung orang lain
5 7
Universitas Sumatera Utara
50
2.Pembahasan
Hasil  penelitian  ini  membahas  tentang  dukungan  keluarga  dan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2.1 Dukunga Keluarga terhadap Lansia Secara  teoritis  dukungan  keluarga  adalah  suatu  bentuk  perilaku  melayani
yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional, informasi, instrumental  dan  penilaian  Hause,  2004.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa
dukungan  keluarga  yang  diberikan  keluarga  kepada  responden  mayoritas  dalam kategori tinggi 79, cukup 18 dan rendah 3.  Hasil penelitian ini sejalan
dengan  Herlinah  2013  tentang  hubungan  dukungan  keluarga  dengan  perilaku lansia  dalam  pengendalian  hipertensi  di  Jakarta  menunjukkan  hasil  bahwa
dukungan  keluarga  baik  dengan  mayoritas  dukungan  yang  diberikan  adalah dukungan  emosional  67,9  dari  99  responden.  Dan  hasil  penelitian  ini  juga
Tabel 8 Lanjutan
Berpakaian Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam berpakaian?
Mandiri 60
90 Sebagian dibantu
7 10
Tergantung pertolongan orang lain Naik turun tangga
Bagaimana kemampuan BapaIbu untuk naik turun tangga?
Mandiri 33
49 Perlu pertolongan
32 48
Tidak mampu 2
3
Universitas Sumatera Utara
51
didukung  oleh  Khulaifah,  dkk  2013  di  Dusun  Sembayat  Timur  Kecamatan Manyar  Kabupaten  Gresik  menunjukkan  hasil  bahwa  dukungan  keluarga  yang
diterima  lansia  dari  keluarga  yaitu  baik  dengan  dukungan  yang  mayoritas diberikan  keluarga  adalah  dukungan  penghargaan  82,4.Dukungan  keluarga
yang tinggi dalam penelitian ini juga dimungkinkan karena suku responden yang mayoritas  Jawa  58  dan  responden  yang  mayoritas  tinggal  bersama  anaknya
55, dimana dalam budaya orang Jawa umumnya orang tua mengikuti anaknya dan  sebagai  anak  harus  bisa  menjaga  dan  merawat  orang  tuanya  Zakariya  A,
2011. Dukungan  keluarga  terdiri  dari  empat  dukungan  keluarga  meliputi
dukungan  emosional,  informasi,  instrumental  dan  penilaian.  Bomar  2004 menyatakanbahwa  dukungan  emosional  keluarga  mempengaruhi    status  alam
perasaan  dan  motivasi  diri  dalam  mengikuti  terapi  dan  dukungan  emosional merupakan  fungsi  efektif  keluarga  yang  harus  diberikan  pada  seluruh  anggota
keluarga  termasuk  kepada  lansia  dengan  penyakit  kronis  Friedman  2010.  Dari hasil  penelitian,  dukungan  emosional  yang  terutama  didapatkan  lansia  dari
keluarga adalah lansia merasa nyaman dan tenang tinggal bersama keluarga 69 dankeluarga  selalu  memberikan  perhatian  dengan  menciptakan  lingkungan  yang
aman bagi lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari67. Hasil penelitian ini dimungkinkan  karena  masih  banyak  lansia  yang  tinggal  dengan  anaknya
sebanyak55 dimana ini bisa menunjukkan bahwa lansia masih sangat nyaman untuk  tinggal  bersama  dengan  keluarga  mereka  dan  responden  juga  menyatakan
bahwa  mereka  lebih  nyaman  tinggal  bersama  dengan  keluarga  daripada  tinggal
Universitas Sumatera Utara
52
sendiri.  Hal  ini  sejalan  dengan  hasil  penelitian  Khulaifah,  dkk  2013  bahwa dukungan  emosional  yang  diberikan  oleh  keluarga  berupa  kepedulian  terhadap
kemandirian  lansia  dalam  aktivitas  sehari-hari  karena  lansia  tidak  hanya membutuhkan dukungan fisik saja tetapi hubungan emosional antar keluarga akan
sangat  mendukung  lansia  dalam  mempertahankan  kemandiriannya.  Hasil penelitian  ini  juga  menunjukkan  bahwa  keluargasering  mendengarkan  keluhan
lansia  ketika  mereka  sedih  46,  lansia  menyatakan  bahwa  biasanya  keluarga mereka  masih  sering  meluangkan  waktu  bersama  mereka  untuk  mendengarkan
keluhan-keluhan  mereka  ketika  keluarga  sudah  pulang  bekerja  ataupun  ketika waktu  luang  keluarga  kosong.  Namun  hasil  penelitian  ini  tidak  sejalan  dengan
penelitian  Husain  2013  tentang  hubungan  dukungan  keluarga  dengan kemandirian  lansia  dalam  pemenuhan  aktivitas  sehari-hari  di  Desa  Tualango
Kecamatan Tilingo Kabupaten Gorontalo yang  pada penelitiannya menunjukkan 67,7 dari 31 responden menjawab bahwa keluarga tidak mendengarkan keluhan-
keluhan lansia. Dan pada hasil penelitian di Posyandu Lansia Puskesamas Bandar Khalipah  Kecamatan  Percut  Sei  Tuan  juga  menunjukkan  bahwa  keluarga
memberikan kasih sayang dan perhatian kepada lansia dalam setiap aktivitas yang dilakukan  49.  Hal  ini  sependapat  dengan  penelitian  Khulaifah,  dkk  2013
tentang  hubungan  dukunngan  keluarga  dengan  kemandirian  lansia  dalam pemenuhan  activitie  daily  living  di  Dusun  Sembayat  Timur  Kecamatan  Manyar
Kabupaten  Gresik  pada  34  responden  bahwa  dukungan  emosional  terutama  dari keluarga  adalah  kasih  sayang  dan  berkaitan  dengan  persepsi  serta  perhatian
terhadap kebutuhan sosio emosional para keluarga.
Universitas Sumatera Utara
53
Dukungan  informasi  adalah  bantuan  keluarga  yang  diberikan  dalam bentuk  saran,  usulan,  nasehat,  petunjuk  dan  pemberi  informasi.  Dukungan
informasi  yang  baik  akan  meningkatkan  kemandirian  lansia  dalam  pemenuhan aktivitas  sehari-hari.  Dari  hasil  penelitian  dukungan  informasi  yang  banyak
diterima  lansia  dari  keluarga  adalah  keluarga  selalu  mencari  informasi  tentang masalah  kesehatan  melalui  majalah  dan  ahli  63  dan  keluarga  sering
menyarankan  lansia  untuk  datang  berkunjung  ke  posyandu  lansia  sebanyak 46.Hasil  penelitian  tidak  sejalan  dengan  Bratanegara,  dkk  2012  tentang
dukungan  keluarga  terhadap  pemanfaatan  posbindu  lansia  di  Kelurahan  Karasak Kota  Bandungyang  melakukan  penelitian  pada  77  responden  bahwa  hasil
penelitiannya  menunjukkan  keluarga  tidak  mendukung  dalam  pemberian informasi  82  meliputi  tidak  mencari  informasi  tentang  masalah  kesehatan
lansia, tidak pernah mengingatkan untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia serta tidak  mengingatkan  untuk  selalu  menjaga  kesehatan  hal  ini  dikarenakan  pada
penelitian  tersebut  mayoritas  keluarga  responden  dalam  ekonomi  rendah  dan pendidikan  rendah.  Namun  pendapat  Bratanegara,  dkk  2012  tidak  sejalan
dengan  penelitian  ini,  dimana  penelitian  ini  mendapatkan  dukungan  informasi yang  tinggi  meskipun  tingkat  pendidikan  dan  ekonomi  yang  rendah.  Pada
penelitian ini juga menunjukkan bahwa keluarga mengingatkan hal-hal yang harus dihindari  agar  tidak  terserang  penyakit  46  dan  keluarga  mengingatkan  lansia
menjaga  kesehatan  51.  Hasil  ini  sejalan  dengan  penelitian  Marlina  2010 tentang  dukungan  keluarga  terhadap  pengontrolan  hipertensi  pada  anggota
keluarga lansia di Gampoeng Aceh Darussalam yang menyatakan bahwa keluarga
Universitas Sumatera Utara
54
atau  teman  dapat  memberikan  saran  dan  nasehat  tentang  apa  saja  yang  harus dilakukan lansia untuk menghadapi lansia baik fisik maupun psikologis dan lansia
kebanyakan  menerima  saran  serta  nasehat  yaitu  dari  keluarga.  Hal  ini  juga sependapat  dengan  Soejono  2002  bahwa  Lingkungan  tempat  tinggal  di  daerah
perkotaan, memudahkan  keluarga  yang  memiliki  lansia  untuk  mencari  informasi sebanyak-banyaknya    baik  melalui  media  cetak  ataupun  orang  yang  lebih  ahli
serta fasilitas kesehatan yang lengkap di daerah perkotaan. Dukungan  penilaian  terjadi  lewat  rasa  hormat  penghargaan  positif  atau
pujian  dan  dorongan  agar  lansia  mandiri  dalam  aktivitas  sehari-hari.  Dukungan penilaian  atau  penghargaan  menyebabkan  lansia  merasa  bahwa  dirinya  dianggap
dan dihargai sehingga akan menaikkan harga diri dan meningkatkan kemandirian lansia  dalam  aktivitas  sehari-hari  House,  2002.  Hasil  penelitian  menunjukkan
dukungan penilaian yang diterima lansia sebanyak  79meliputi keluarga selalu menghormati setiap keputusan yang diungkapkan oleh lansia  66. Responden
dalam  penelitian  ini  menyatakan  keluarga  masih  sangat  menghormati  keputusan dari lansia karena bagi keluarga mereka terutama anak-anak mereka menganggap
bahwa  orang  tua  adalah  sosok  yang  harus  sangat  dihormati.  Hal  ini  sebanding dengan  teori  yang  dijabarkan  oleh  Murodion  2006  bahwa  di  Indonesia  sudah
menjadi  budaya  bahwa  orang  tua  merupakan  tempat  meminta  saran  dan pertimbangan  terhadap  masalah  yang  terjadi  di  keluarga  maupun  di  masyarakat.
Dalam  keluarga,  kakek  dan  nenek  mempunyai  peranan  sangat  penting  sebagai warga  tertua  yang  penuh  pengalaman  dan  kebijakan.Hasil  penelitian  juga
menunjukkan  bahwa  keluarga  selalu  menyarankan  lansia  agar  tetap  menjalin
Universitas Sumatera Utara
55
hubungan sosial dengan orang lain 58. Namun tidak jarang lansia merasa tidak dibutuhkan lagi, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian oleh Rinajumita 2011
bahwa  sebagian  besar  keluarga  dapat  menghormati  lansia  sebagai  orang  tua mereka 93, jika mereka jauh dari lansia maka mereka akan sering menjenguk
atau  menanyakan  kondisi  responden  melalui  telepon.  Namun  keluarga  masih kurang  memotivasi  keluarga  untuk  mendorong  lansia  untuk  melakukan  aktivitas
di  luar  rumah.  Hal  ini  disebabkan  sikap  proteksi  yang  berlebihan  dari  keluarga, keluarga  menganggap  lansia  tidak  mampu  lagi  untuk  beraktifitas  di  luar  rumah.
Namun hasil penelitian Rinajumita 2011 tidak sesuai dengan hasilpenelitian ini dimana  peneliti  mendapatkan  hasil  persentase  yang  tinggi  untuk  pernyataan
keluarga menyarankan lansia untuk tetap menjalin hubungan sosial dengan orang lain dan tetap membiarkan lansia untuk tetap menjalankan kegiatanhobby lansia,
dimana hal ini dapat dilihat dari hasil data demografi menunjukkan bahwa masih banyak  lansia  yang  bekerja  sebagai  petani  sebanyak  42  dan  responden  juga
menyatakan bahwa apabila mereka dirumah terus mereka merasa kesepian karena anak-anak  mereka  sibuk  bekerja  dan  karena  hal  itulah  maka  anak-anak  mereka
menyarankan untuk responden agar tetap melakukan kegiatan di luar rumah. Dukungan  instrumental  merupakanbentuk  yang  diberikan  keluarga  dalam
bentuk  bantuan  pendampingan,  pemberian  dana  dan  meluangkan  waktu  untuk melayani  dan  mendengarkan  klien  anggota  keluarga  dalam  menyampaikan
perasaan dan hal-hal yang dialami. Dukungan instrumental yang diterima lansia di posyandu  lansia  wilayah  kerja  puskesmas  Bandar  Khalipah  umumnya  meliputi
keluarga  selalu  menyediakan  transportasi  yang  akan  mempermudah  lansia  untuk
Universitas Sumatera Utara
56
beraktivitas sebanyak 48 dan keluarga mengantar kemana lansia pergi 45. Hal ini sependapatdengan penelitian yang dilakukan Lehman 2005 bahwa lansia
tidak saja ditandai oleh kemunduran fisik tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut usia seseorang kesibukan sosialnya akan semakin
berkurang  hal  mana  dapat  mengakibatkan  berkurangnya  integrasi  dengan lingkungan.  Selain  itu,  lansia  jarang  dan  bahkan  tidak  pernah  berpergian  dan
kemungkinan menggunakan alat transportasi pun berkurang, namun sesuai dengan hasil  penelitian  di  posyandu  lansia  wilayah  kerja  puskesmas  Bandar  Khalipah
didapat    bahwa  masih  banyak  lansia  yang  ingin  melakukan  aktivitas  berpergian untuk aktivitas sosial seperti mengaji dan bekerja dan pergi ke kegiatan posyandu
lansia  sehingga  untuk  itulah  dukungan  instrumental  diperlukan.  Dukungan instrumental  lainnya  meliputi  keluarga  menyediakan  alat  mandi,  makan,  pakaian
lansia,  dan  lain-lainnamun  bukan  berarti  lansia  menjadi  tidak  mandiri  dengan disediakan  alat-alat  tersebut.  Karena  hal  yang  dilihat  adalah  bagaimana
kemandirian  lansia  dalam  menggunakan  alat-alat  tersebut  Khulaifah  dkk,  2013 dan  responden  di  posyandu  lansia  wilayah  kerja  puskesmas  Bandar  Khalipah
dalam  hal  keluarga  memberikan  fasilitas  untuk  melakukan  aktivitas  seperti  alat mandi, makan, berjalan 49. Hal ini dikarenakan responden pada penelitian ini
mayoritas  tidak  mengalami  gangguan  fungsiologis  sehingga  lansia  masih  bisa mandiri  menggunakan  alat-alat  tersebut.  Lansia  mengalami  banyak  perubahan
fisiologis  menyebabkan  lansia  membutuhkan  bantuan  dalam  memenuhi kebutuhan sehari-hari Darmojo, 2004.
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan  hasil  penelitian  ini  maka  ketika  seseorang  memasuki  masa lanjut  usia,  dukungan  keluarga  sangatlah  berharga  dan  akan  menambah
ketentraman  hidup  lansia.  Walupun  demikian,  dengan  dukungan  keluarga  itu tidaklah  berarti  bahwa  lansia  tinggal  duduk,  diam,  tenang  dan  berdiam  diri  saja,
untuk  menjaga  kesehatan  fisik  maupun  kejiwaannya,  lansia  justru  tetap  harus melakukan  aktivitas  sehari-hari  yang  berguna  bagi  kehidupan  para  lansia
Kuntjoro,  2002.  Selain  itu  dukungan  keluarga  mampu  meningkatkan  semangat lansia dalam menghadapi masa tuanya dengan baik Romadlani, 2013.
2.3 Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari Berdasarkan  hasil  penelitian  didapatkan  bahwa  sebagian  besar  responden
pada tingkat kemandirian lansia 46 yang termasuk mandiri dan dalam kategori ketergantungan  ringan  43,  kategori  ketergantungan  sedang  11  dan  tidak
ada yang dalam kategori ketergantungan berat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Kobayashi 2009 menunjukkan bahwa 64 lansia memiliki tingkat kemandirian
yang  tinggi  dalam  ADL.  Ketergantungan  lanjut  usia  disebabkan  kondisi  orang lanjut  usia  banyak  mengalami  kemunduran  fisik,  kemampuan  kognitif  serta
psikologis  artinya  lansia  mengalami  perkembangan  dalam  bentuk  perubahan- perubahan  yang  mengarah  pada  perubahan  negatif  Nugroho,  2000.  Akibatnya
perubahan  fisik  lansia  akan  mengalami  gangguan  mobilitas  fisik  yang  akan membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas sehari-hari Romadlani,
2013.
Universitas Sumatera Utara
58
Kemandirian  seorang  lansia  dapat  dilihat  dari  kualitas  hidup  lansia  itu sendiri, dimana kualitas hidup tersebut dapat dinilai dari  Activity of Daily Living
ADL  Maryam,  2008.  Kemandirian  yang  dimaksud  disini  adalah  kemandirian lansia  dalam  merawat  diri  seperti  makan,  berpakaian,  berpindah,  buang  air
besarkecil  dan  mandi.  Dan  dari  hasil  penelitian  didapatkan  bahwa  lansia  masih dapat transfer, mampu toileting, kemampuan dalam buang air besar dan buang air
kecil secara mandiri 88, lansia mampu berjalan mandiri 79, lansia mampu membersihkan  diri  sendiri  94,  lansia  mampu  mandi  secara  mandiri  92,
lansia mampu makan dan berpakaian secara mandiri 90 dan lansia  naik turun tangga secara mandiri 49. Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa 88
dari  responden  masih  mampu  mandiri  dalam  melakukan  transfer  dan  49 responden mampu naik turun tangga secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa
hanya sedikit lansia yang mengalami gangguan dalam aktivitas transfer tidur ke duduk  dan  sebagian  besar  mengalami  gangguan  dalam  aktivitas  naik  turun
tangga, dan gangguan aktivitas ini disebabkan karena mayoritas responden dalam penelitian  ini  mengalami  masalah  kesehatan  rematik  sebanyak  30.  Ini  sejalan
dengan hasil penelitian Napitupulu 2010 yang menunjukkan bahwa 82,8 lansia mandiri  dalam  transfer  dan  9,4  lansia  mandiri  dalam  naik  turun  tangga.  Dan
dalam  penelitian  ini  mayoritas  lansia  masih  mandiri  dalam  kemampuan membersihkan diri sebanyak 63 orang 94.
Keating  dan  Wetle  2008  dalam  Napitupulu,  2010  dalam  penelitian menyatakan  bahwa  penyakit  kronis  yang  diderita  lansia  sangat  mempengaruhi
kualitas  hidup  lansia.  Hal  ini  dikarenakan  lansia  akan  kehilangan  kemampuan
Universitas Sumatera Utara
59
secara  mandiri  karena  penyakit  kronis  sangat  bergantung  dengan  orang  lain  dan membutuhkan  perhatian.  Kemampuan  lansia  dalam  melakukan  aktivitas  sehari-
hari  di  Kecamatan  Percut  Sei  Tuan  masih  dalam  kategori  mandiri  kemungkinan dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  meliputi  hasil  penelitian  yang  menunjukkan
bahwa  masalah  kesahatan  yang  mayoritas  diderita  oleh  lansia  adalah  rematik dengan 30 dan dimana dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada saat
melakukan  pengumpulan  data  responden  berpendapat  bahwa  penyakit  rematik akan  menimbulkan  gangguan  aktivitas  hanya  pada  saat mengalami  kekambuhan.
Faktor  lain  dikarenakan  umur  lansia  dalam  penelitian  ini  mayoritas  masuk  ke dalam kategori kelompok umur 60-74 sebanyak 61. Hali ini seperti dipaparkan
oleh  Sampelan  2010  menjabarkan  bahwa  semakin  tinggi  usia  seseorang  akan beresiko  mengalami  masalah  kesehatan  karena  adanya  faktor-faktor  penuaan
lansia akan mengalami perubahan dalam hal fisik, ekonomi, psikososial, kognitif dan  spiritual.  Dan  akibat  usia  yang  bertambah  dan  perubahan-perubahan  terjadi
dalam diri lansia makan akan terjadi kemunduran fisik  yang dapat menyebabkan ketergantungan  dalam  masalah  aktivitas  sehari-hari  Nugroho,  2008,  selain  itu
kemungkinan  karenajumlah  responden  yang  mayoritas  wanita  66  dan responden  yang  lebih  banyak  tinggal  bersama  dengan  keluarga  mereka  yaitu
anaknya  55  serta  dukungan  keluarga  yang  didapat  dalam  penelitian  ini  pun mayoritas  dalam  kategori  tinggi,  dimana  dengan  pemberian  dukungan  keluarga
yang tepat akan memperbaiki dan mempertahankan  kemampuan aktivitas sehari- hari lansia Soejono, 2002.
Universitas Sumatera Utara
60
Bab 6
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan  dapat  diambil  kesimpulan dan  saran  mengenai  dukungan  keluarga  dan  kemandirian  lansia  dalam  aktivitas
sehari-hari  di  posyandu  lansia  wilayah  kerja  puskesmas  Bandar  Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan .
1.   Kesimpulan Berdasarkan  hasil  penelitian  ini  dapat  diketahui  bahwa  mayoritas  dukungan
keluarga  yang  diterima  responden    adalah  dalam  kategori  tinggi  79  dari  67 responden dan yang menerima dukungan keluarga rendah 3 dari 67 responden.
Responden  pada  penelitian ini  memiliki tingkat  kemandirian  yang  tergolong mandiri sebanyak 31 orang 46, tergolong ketergantungan ringan sebanyak 29
orang  43,  dan  tergolong  ketergantungan  sedang  sebanyak  7  orang  11. Aktivitas  dengan  persentase  tertinggi  dari  keseluruhan  aktivitas,  yang  dapat
dilakukan  lansia  dengan  mandiri  adalah  aktivitas  membersihkan  diri  94 sedangkan aktivitas terendah dari keseluruhan, yang dapat dilakukan lansia secara
mandiri adalah aktivitas naik turun tangga 49.
Universitas Sumatera Utara
61
2. Saran
2.1  Pelayanan Keperawatan Hasil  penelitian  ini  merupakan  masukan  bagi  pelayanan  keperawatan
lansia  di  Posyandu  dan  diharapkan  dengan  hasil  penelitian  ini  pelayanan keperawatan  dapat  memberikan  dan  mengoptimalkan  asuhan  keperawatan
keluarga  terkait  tentang  dukungan  keluarga  dan  kemandirian  lansia  dalam aktivitas sehari-hari.
2.2  Pendidikan Keperawatan Peran  perawat  dalam  pemenuhan  aktivitas  sehari-hari  lansia  sangatlah
penting  untuk  meminimalkan  tingkat  ketergantungan  lansia  serta meningkatkan kualitas hidup lansia. Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan
dapat  digunakan  sebagai  materi  tambahan  dalam  pendidikan  keperawatan agar lebih dipahami oleh seorang calon perawat.
2.3  Penelitian Selanjutnya Hasil  penelitian  ini  dapat  digunakan  sebagai  bahan  masukan  bagi
penelitian  selanjutnya  dengan  topik  dan  ruang  lingkup  yang  sama  dengan penelitian  ini.  Dan  untuk  penelitian  selanjutnya  diharapkan  lebih  baik  lagi
dalam  melakukan  penelitian  dan  untuk  melengkapi  hasil  penelitian  ini sebaiknya  penelitian  selanjutnya  meneliti  tentang  faktor-faktor  yang
mempengaruhi  dukungan  keluarga  dan  kemandirian  lansia  dalam  aktivitas sehari-hari  untuk  memperluas  pengetahuan  perawat  dan  membantu  dalam
pemberian  asuhan  keperawatan  yang  tepat  pada  lansia  dalam  pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
62
2.4  Bagi Keluarga Lansia Dari  hasil  penelitian  ini  masih  ada  lansia  dalam  tingkat  ketergantungan
ringan  maka  dari  itu  keluarga  harus  lebih  memperhatikan  lansia  dan memberikan dukungan keluarga yang baik agar dapat memotivasi lansia agar
tetap dapat beraktivitas dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
63
Daftar Pustaka
Agung,  Iskandar.  2009.  Uji  keandalan  dan  kesahihan  indeks  activity  of  daily living Barthel untuk mengukur status fungsional dasar pada usia lanjut di
RSCM. Diunduh 28 Oktober 2014 dari http:www.digilib.ui.ac.id. Arikunto,  S.  2010.  Prosedur  Penelitian  Suatu  Pendekatan  Praktik.  Jakarta:
Rineka Cipta. Badan  Pembangunan  Statistik  SUSENAS.  2009.  Penduduk  Lanjut  Usia.
Diunduh 25 Oktober 2014. Dari http:susenas.bps.go.id
.
Bomar,  P.J.  2004.  Promoting  Health  in  Families:  Applying  Family  Research and Theory to Nursing Practice. Philadelphia: W.B Saunders Company.
Bratanegara  A,  dkk.  2012.  Gambaran  Dukungan  Keluarga  terhadap Pemanfaatan  POSBINDU  lansia  di  Kelurahan  Karasak  Kota  Bandung.
Diunduh 28 Mei 2015 dari http:www.jurnal.unpad.ac.id. Darmojo. 2004. Buku Ajar Geriatri. Edisi 4. Jakarta: FKUI.
Darmojo, dkk. 2006. Geriatri Ilmu Usia Lanjut. Jakarta: FKUI. Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta:
EGC. Friedman,  M,  dkk.  2010.  Buku  Ajar  Keperawatan  Keluarga  Riset,  Teori
Praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC. Handayani,  Dwi  dan  Wahyuni.  2012.  Hubungan  Dukungan  Keluarga  dengan
Kepatuhan  lansia  dalam  Mengikuti  Posyandu  Lansia  Jetis  Desa  Krajan Kecamatan  Weru  Kabupaten  Sukoharjo.  Diunduh  21  Mei  2015  dari
http:download.portalgaruda.org.
Hardyanto dan Setiabudi. 2005. Panduan Gerontologi: Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Henniwati.  2008.  Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi  Pemanfaatan  Pelayanan Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur  [Tesis].
Medan: Universitas Sumatera Utara. Hidayat,  A.  A.  2009.  Metode  penelitian  keperawatan  dan  teknik  analisa  data.
Jakarta: Salemba Medika. House  Smett. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Universitas Sumatera Utara
64
Husain,  S.  2013.  Hubungan  Dukungan  Keluarga  dengan  Kemandirian  Lansia dalam  Pemenuhan  Aktivitas  Sehai-hari  di  Desa  Tualango  Kecamatan
Tilango  Kabupaten  Gorontalo.  Diunduh  4  November  2014  dari http:kim.ung.ac.id.
Khulaifah,  dkk.  2013.  Hubungan  Dukungan  Keluarga  dengan  Kemandirian Lansia  dalam  Pemenuhan  Activitie  Daily  Living  di  Dusun  Sembayat
Timur,  Kecamatan  Manyar  Kabupaten  Gresik.  Hal  91-98.  Diunduh  20 Oktober 2014 dari http:journal.unair.ac.id.
Kobayashi,  dkk.  2009.  Severity  of  Dementia  as  a Risk  Factor  for  Repeat  Falls among  the  Institutionalized  elderly  in  Japan.  Journal  of  Nursing  and
Health Sciences. Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010.  Profil Penduduk Usia Lanjut. Diunduh 20
Oktober 2014 dari http:www.konaslansia.or.id. Kurniawan  F  Stefanus  L.  2004.  Gambaran  Status  Kesehatan  Lansia:  Studi
Kasus di Wilayah Paroki Kristoforus Jakarta Barat. Jakarta: FKUI. Kuntjoro,  S.  2002.  Dukungan  Sosial  Buat  Lansia.  Diunduh  28  Oktober  2014
dari http:www.balipost.co.id. Lehman,  Levene.  2005.  The  Mobilized  of  the  Oldest  Age.  Journal  Medical
Center. 8 8. Lueckenotte,  A,  G.  2000.  Gerontology  Nursing.  Second  Edition.  St.Louis:
Mosby. Margie, Adilah. 2011. Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Kemandirian
Lansia  dalam  Pemenuhan  Aktivitas  Sehari-hari  di  Desa  Adimulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Diunduh 19 Oktober 2014 dari
http:keperawatan.unsoed.ac.id. Marlina.  2010.  Dukungan  Keluarga  terhadap  Pengontrolan  Hipertensi  pada
Anggota  Keluarga  yang  Lansia  di  Gampoeng  Aceh  Darussalam:  Thesis. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Maryam,  R.S,  dkk.  2008.  Mengenal  Usia  Lanjut  Perawatannya.  Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Murodion,  W.  2006.  Lansia  Harus  Tetap  Bergairah  Hidup  Sehat.  Jakarta: Depkes RI.
Universitas Sumatera Utara
65
Napitupulu,  Desyi.  2010.  Tingkat  Kemampuan  Aktivitas  Sehari-hari  pada Lansia  dengan  Penyakit  Kronis  di  Kelurahan  Gedung  Johor  Kecamatan
Johor   Medan. Diunduh 15 Oktober 2014 dari httprepository.usu.ac.id. Narayani,  Icca.  2009.  Hubungan  Tingkat  Pengetahuan  Keluarga  Terhadap
Sikap  Keluarga  dalam  Pemberian  Perawatan  Activities  Daily  Living ADL  pada  Lansia  di  Rumah  di  Desa  TanjungRejo  Margoyoso  Pati.
Diunduh 4 November 2014 dari http:publikasiilmiah.ums.ac.id. Niven,  N.  2009.  Psikologi  Kesehatan  Pengantar  untuk  Perawat    Profesional
Kesehatan Lain. Jakarta: EGC Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Potter  Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC.
Potter  dan  Perry.  2010.  Fundamental  Keperawatan.  Buku  1.  Edisi  7.  Jakarta: Salemba Medika.
Pratikwo.  S,  dkk.  2006.  Analisis  Pengaruh  Fakor  Nilai  Hidup,  Kemandirian, dan
Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Sehat Lansia di Kelurahan Medono
Kota Pekalongan.
Diunduh 27
Januari 2015
dari http:ejournal.undip.ac.id.
Priyanto, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Putra,  Sitiatava  Rizema.  2012.  Panduan  Riset  Keperawatan  dan  Penulisan
Ilmiah. Yogyakarta : D-Medika. Rahayu  W,  Ferani  Nusi,  Eva  Rahayu.  2010.  Hubungan  Antara  Dukungan
Keluarga  dengan  Respon  Sosial  pada  Lansia  di  Desa  Sukaraja  Lor Kecamatan
Sukaraja. Diunduh
28 Oktober
2014 dari
http:jos.unsoed.ac.id .
Rinajumita.  2011.  Faktor-faktor  yang  Berhubungan  dengan  Kemandirian Lansia  di  Wilayah  Kerja  Puskesmas  Lampasi  Kecamatan  Payakumbuh
Utara.  Diunduh tanggal 27 Januari 2015 dari http:repository.unand.ac.id. Sampelan,  dkk.  2015.  Hubungan  Dukungan  Keluarga  dengan  Kemandirian
Lansia  dalam  Pemenuhan  Aktivitas  Sehari-hari  di  Desa  Batu  Kecamatan Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. Diunduh 26 Mei 2015 dari
http:ejournal.unsrat.ac.id .
Sastroasmoro,  dkk.  2011.  Dasar-dasar  Metodologi  Penelitian  Klinis.  Jakarta  : Sagung Seto.
Setiadi.  2008.  Konsep  dan  Proses  Keperawatan  Keluarga.  Yogyakarta:  Graha Ilmu
Universitas Sumatera Utara
66
Setiati,  S,  dkk.  2009.  Proses  menua  dan  implikasi  kliniknya.  Jakarta:  Internal Publishing.
Soejono, H.C. 2002. Belum Memadai fasilitas bagi warga usia lanjut.  Diunduh 20 September 2014 dari http:www.kompas.com.
Suardana. 2010. Karakteristik Lansia dengan Kemandirian Aktifitas Sehari-hari. Diunduh 19 Juni 2015 dari
http:jurnalkeperawatanbali.com Suardiman,  S.P.  2011.  Psikologi  Usia  Lanjut.  Yogyakarta:  Gadjah  Mada
University Press. Sudjana.  2005.  Konsep  dan  Penulisan  Riset  Keperawatan.  Yogyakarta  :  Graha
Ilmu. Suhartini,  R.  2004.  Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi  Kemandirian  Orang
Lanjut  Usia  di  Kelurahan  Jombangan.  Diunduh  20  Mei  2015  dari http:www.damandiri.or.id.
Susenas, C. 2009. Kemandirian pada Lansia. Jakarta. Diunduh 22 Mei 2015 dari http:plus.google.com.
Stanhope, Marcia dan Ruth N. Knnollmueler. 1998. Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Jakarta: EGC.
Stanhope, M   Lancester, J. 2002. Foundation of Community Health Nursing: Community Oriented Practice. St.Louis: Mosby, Inc.
Stanley, M  Baere, P. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. Triswandari,  B.T.  2008.  Hubungan  dukungan  keluarga  dengan  kemandirian
lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di wilayah kerja puskesmas mojolangu  malang.  Malang:  Universitas  Brawijaya.  Diunduh  28
September 2014 dari   http:www.repository.unbraw.ac.id
.
Waston, R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta: EGC. Zakariya,  A.  2011.  Faktor-Faktor  yang  Berhubungan  dengan  Kemandirian
Lanjut  Usia  di  Panti  Sosial  Tresna  Werdha  PSTWBudi  Mulia  04 Margaguna
Jakarta Selatan.
Diunduh 22
Juni 2015
dari http:repository.uinjkt.ac.id.
Zulfitri, R. 2006.  Hubungan Dukungan  Keluarga dengan Perilaku Lanjut Usia Hipertensi dalam Mengontrol Kesehatannya di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Pekanbaru. Diunduh 20 Mei 2015 dari http:digilib.ui.ac.id.
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 1 Lembar Persetujuan menjadi Responden Dukungan Keluarga dan
Kemandirian Lansia dalam Aktivitas sehari-hari
Oleh Desi Amelinda Sitanggang
Saya  mahasiswi  Fakultas  Keperawatan  Universitas  Sumatera  Utara, Medan.  Saat  ini  sedang  melakukan  penelitian  tentang  “Dukungan  Keluarga  dan
Kemandirian  Lansia  dalam  Aktivitas  sehari- hari”.  Penelitian  ini  merupakan
kegiatan  dalam  menyelesaikan  tugas  akhir  di  Fakultas  Keperawatan  Universitas Sumatera Utara, Medan.
Untuk  keperluan  tersebut  saya  mengharapkan  kesedian  BapakIbu  untuk berpartisipasi  dalan  penelitian  ini  sebagai  responden.  Saya  juga  mengharapkan
kesedian BapakIbu untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan jujur dan apa adanya.
Partisipasi  BapakIbu  dalam  penelitian  ini  bersifat  sukarela,  sehingga BapakIbu  bebas  untuk  mengundurkan  diri  setiap  saat  tanpa  ada  sanksi  apapun.
Semua  informasi  yang  BapakIbu  berikan  dijamin  kerahasiaannya  dan  hanya dipergunakan dalam penelitian ini saja.
Terimakasih atas bantuan dan partisipasi BapakIbu dalam penelitian ini.
No Responden: Tanggal :
T.Tangan Responden  : Peniliti   : Desi Amelinda Sitanggang
Universitas Sumatera Utara
68
Lembar Pernyataan Responden
Saya  telah  diminta  untuk  berperan  dalam  penelitian  yang  berjudul “Dukungan Keluarga dan Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari” oleh
Peneliti.  Saya  diminta  untuk  mengisi  kuesioner  dan  menjawab  kuesioner penelitian.
Peneliti  telah  menjelaskan  tentang  hal-hal  yang  menyangkut  penelitian, yaitu:  judul  penelitian,  tujuan  penelitian  serta  penelitian  ini  tidak  menimbulkan
risiko  bagi  individu  yang  menjadi  responden,  baik  secara  fisik  maupun  psikis. Saya  telah  mengerti  semua  penjelasan  yang  diberikan  oleh  peneliti.  Tujuan
penelitian ini adalah melihat gambaran dukungan keluarga dan kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-hari.
Saya  mempunyai  hak  untuk  mengundurkan  diri  dari  penelitian  ini  tanpa adanya  sanksi  ataupun  paksaan.  Adapun  catatan  mengenai  data  responden  akan
dirahasiakan  dan  peneliti  akan  memusnakan  instrumen  penelitian  setelah  proses pengumpulan data selesai.
Dengan  demikian,  secara  sukarela  dan  tidak  ada  unsur  paksaan  dari siapapun, saya bersedia berperan serta sebagai responden dalam penelitian ini.
Responden
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI POSYANDU LANSIA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
Kode: Tanggalwaktu:
Bagian 1. Kuesioner Data Demografi KDD