48
1.7 Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari
Hasil analisa data tingkat kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-hari di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut
Sei Tuan mayoritas ada dalam kategori mandiri yaitu 46.
Tabel 7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Tingkat Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari di Posyandu
Lansia Puskesmas Bandar Khalipah Kec. Percut Sei Tuan n=67
Kategori Frekuensi
Persentase Mandiri
31 46
Ketergantungan ringan 29
43 Ketergantungan sedang
7 11
Ketergantungan berat Ketergantungan total
1.8 Aktivitas sehari-hari
Hasil analisa aktivitas sehari-hari responden dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini
Tabel 8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Aktivitas Sehari-hari di Posyandu Lansia Puskesmas Bandar
Khalipah Kec. Percut Sei Tuan n=67
Pertanyaan Frekuensi Persentase
Transfer Bagaimana kemampuan transfer perpindahan posisi
tidur ke posisi duduk? Mandiri
59 88
Dibantu satu orang 7
10 Dibantu dua orang
1 2
Tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 8 Lanjutan
Mobilisasi Bagaimana kemampuan berjalan mobilisasi
BapakIbu? Mandiri
53 79
Dibantu satu orang 13
19 Dibantu dua orang
1 2
Tidak mampu Pergi ke toilet
Bagaimana penggunaan toilet seperti menyiram BABBAK?
Mandiri 59
88 Perlu pertolongan orang lain
8 12
Tergantung orang lain Membersikan diri
Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam membersihkan diri seperti lap muka, sisir rambut dan
sikat gigi?
Mandiri 63
94 Perlu pertolongan orang lain
4 6
BAB Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam buang air
besar? Mandiri
59 88
Dibantu satu orang 8
12 Tidak mampu
BAK Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam buang air
kecil? Mandiri
59 88
Dibantu satu orang 8
12 Tidak mampu
Mandi Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam hal mandi?
Mandiri 62
93 Tergantung orang lain
5 7
Universitas Sumatera Utara
50
2.Pembahasan
Hasil penelitian ini membahas tentang dukungan keluarga dan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2.1 Dukunga Keluarga terhadap Lansia Secara teoritis dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani
yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional, informasi, instrumental dan penilaian Hause, 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada responden mayoritas dalam kategori tinggi 79, cukup 18 dan rendah 3. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Herlinah 2013 tentang hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di Jakarta menunjukkan hasil bahwa
dukungan keluarga baik dengan mayoritas dukungan yang diberikan adalah dukungan emosional 67,9 dari 99 responden. Dan hasil penelitian ini juga
Tabel 8 Lanjutan
Berpakaian Bagaimana kemampuan BapakIbu dalam berpakaian?
Mandiri 60
90 Sebagian dibantu
7 10
Tergantung pertolongan orang lain Naik turun tangga
Bagaimana kemampuan BapaIbu untuk naik turun tangga?
Mandiri 33
49 Perlu pertolongan
32 48
Tidak mampu 2
3
Universitas Sumatera Utara
51
didukung oleh Khulaifah, dkk 2013 di Dusun Sembayat Timur Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik menunjukkan hasil bahwa dukungan keluarga yang
diterima lansia dari keluarga yaitu baik dengan dukungan yang mayoritas diberikan keluarga adalah dukungan penghargaan 82,4.Dukungan keluarga
yang tinggi dalam penelitian ini juga dimungkinkan karena suku responden yang mayoritas Jawa 58 dan responden yang mayoritas tinggal bersama anaknya
55, dimana dalam budaya orang Jawa umumnya orang tua mengikuti anaknya dan sebagai anak harus bisa menjaga dan merawat orang tuanya Zakariya A,
2011. Dukungan keluarga terdiri dari empat dukungan keluarga meliputi
dukungan emosional, informasi, instrumental dan penilaian. Bomar 2004 menyatakanbahwa dukungan emosional keluarga mempengaruhi status alam
perasaan dan motivasi diri dalam mengikuti terapi dan dukungan emosional merupakan fungsi efektif keluarga yang harus diberikan pada seluruh anggota
keluarga termasuk kepada lansia dengan penyakit kronis Friedman 2010. Dari hasil penelitian, dukungan emosional yang terutama didapatkan lansia dari
keluarga adalah lansia merasa nyaman dan tenang tinggal bersama keluarga 69 dankeluarga selalu memberikan perhatian dengan menciptakan lingkungan yang
aman bagi lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari67. Hasil penelitian ini dimungkinkan karena masih banyak lansia yang tinggal dengan anaknya
sebanyak55 dimana ini bisa menunjukkan bahwa lansia masih sangat nyaman untuk tinggal bersama dengan keluarga mereka dan responden juga menyatakan
bahwa mereka lebih nyaman tinggal bersama dengan keluarga daripada tinggal
Universitas Sumatera Utara
52
sendiri. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Khulaifah, dkk 2013 bahwa dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga berupa kepedulian terhadap
kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-hari karena lansia tidak hanya membutuhkan dukungan fisik saja tetapi hubungan emosional antar keluarga akan
sangat mendukung lansia dalam mempertahankan kemandiriannya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa keluargasering mendengarkan keluhan
lansia ketika mereka sedih 46, lansia menyatakan bahwa biasanya keluarga mereka masih sering meluangkan waktu bersama mereka untuk mendengarkan
keluhan-keluhan mereka ketika keluarga sudah pulang bekerja ataupun ketika waktu luang keluarga kosong. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Husain 2013 tentang hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Tualango
Kecamatan Tilingo Kabupaten Gorontalo yang pada penelitiannya menunjukkan 67,7 dari 31 responden menjawab bahwa keluarga tidak mendengarkan keluhan-
keluhan lansia. Dan pada hasil penelitian di Posyandu Lansia Puskesamas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan juga menunjukkan bahwa keluarga
memberikan kasih sayang dan perhatian kepada lansia dalam setiap aktivitas yang dilakukan 49. Hal ini sependapat dengan penelitian Khulaifah, dkk 2013
tentang hubungan dukunngan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan activitie daily living di Dusun Sembayat Timur Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik pada 34 responden bahwa dukungan emosional terutama dari keluarga adalah kasih sayang dan berkaitan dengan persepsi serta perhatian
terhadap kebutuhan sosio emosional para keluarga.
Universitas Sumatera Utara
53
Dukungan informasi adalah bantuan keluarga yang diberikan dalam bentuk saran, usulan, nasehat, petunjuk dan pemberi informasi. Dukungan
informasi yang baik akan meningkatkan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Dari hasil penelitian dukungan informasi yang banyak
diterima lansia dari keluarga adalah keluarga selalu mencari informasi tentang masalah kesehatan melalui majalah dan ahli 63 dan keluarga sering
menyarankan lansia untuk datang berkunjung ke posyandu lansia sebanyak 46.Hasil penelitian tidak sejalan dengan Bratanegara, dkk 2012 tentang
dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Kelurahan Karasak Kota Bandungyang melakukan penelitian pada 77 responden bahwa hasil
penelitiannya menunjukkan keluarga tidak mendukung dalam pemberian informasi 82 meliputi tidak mencari informasi tentang masalah kesehatan
lansia, tidak pernah mengingatkan untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia serta tidak mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan hal ini dikarenakan pada
penelitian tersebut mayoritas keluarga responden dalam ekonomi rendah dan pendidikan rendah. Namun pendapat Bratanegara, dkk 2012 tidak sejalan
dengan penelitian ini, dimana penelitian ini mendapatkan dukungan informasi yang tinggi meskipun tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah. Pada
penelitian ini juga menunjukkan bahwa keluarga mengingatkan hal-hal yang harus dihindari agar tidak terserang penyakit 46 dan keluarga mengingatkan lansia
menjaga kesehatan 51. Hasil ini sejalan dengan penelitian Marlina 2010 tentang dukungan keluarga terhadap pengontrolan hipertensi pada anggota
keluarga lansia di Gampoeng Aceh Darussalam yang menyatakan bahwa keluarga
Universitas Sumatera Utara
54
atau teman dapat memberikan saran dan nasehat tentang apa saja yang harus dilakukan lansia untuk menghadapi lansia baik fisik maupun psikologis dan lansia
kebanyakan menerima saran serta nasehat yaitu dari keluarga. Hal ini juga sependapat dengan Soejono 2002 bahwa Lingkungan tempat tinggal di daerah
perkotaan, memudahkan keluarga yang memiliki lansia untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya baik melalui media cetak ataupun orang yang lebih ahli
serta fasilitas kesehatan yang lengkap di daerah perkotaan. Dukungan penilaian terjadi lewat rasa hormat penghargaan positif atau
pujian dan dorongan agar lansia mandiri dalam aktivitas sehari-hari. Dukungan penilaian atau penghargaan menyebabkan lansia merasa bahwa dirinya dianggap
dan dihargai sehingga akan menaikkan harga diri dan meningkatkan kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-hari House, 2002. Hasil penelitian menunjukkan
dukungan penilaian yang diterima lansia sebanyak 79meliputi keluarga selalu menghormati setiap keputusan yang diungkapkan oleh lansia 66. Responden
dalam penelitian ini menyatakan keluarga masih sangat menghormati keputusan dari lansia karena bagi keluarga mereka terutama anak-anak mereka menganggap
bahwa orang tua adalah sosok yang harus sangat dihormati. Hal ini sebanding dengan teori yang dijabarkan oleh Murodion 2006 bahwa di Indonesia sudah
menjadi budaya bahwa orang tua merupakan tempat meminta saran dan pertimbangan terhadap masalah yang terjadi di keluarga maupun di masyarakat.
Dalam keluarga, kakek dan nenek mempunyai peranan sangat penting sebagai warga tertua yang penuh pengalaman dan kebijakan.Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa keluarga selalu menyarankan lansia agar tetap menjalin
Universitas Sumatera Utara
55
hubungan sosial dengan orang lain 58. Namun tidak jarang lansia merasa tidak dibutuhkan lagi, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian oleh Rinajumita 2011
bahwa sebagian besar keluarga dapat menghormati lansia sebagai orang tua mereka 93, jika mereka jauh dari lansia maka mereka akan sering menjenguk
atau menanyakan kondisi responden melalui telepon. Namun keluarga masih kurang memotivasi keluarga untuk mendorong lansia untuk melakukan aktivitas
di luar rumah. Hal ini disebabkan sikap proteksi yang berlebihan dari keluarga, keluarga menganggap lansia tidak mampu lagi untuk beraktifitas di luar rumah.
Namun hasil penelitian Rinajumita 2011 tidak sesuai dengan hasilpenelitian ini dimana peneliti mendapatkan hasil persentase yang tinggi untuk pernyataan
keluarga menyarankan lansia untuk tetap menjalin hubungan sosial dengan orang lain dan tetap membiarkan lansia untuk tetap menjalankan kegiatanhobby lansia,
dimana hal ini dapat dilihat dari hasil data demografi menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja sebagai petani sebanyak 42 dan responden juga
menyatakan bahwa apabila mereka dirumah terus mereka merasa kesepian karena anak-anak mereka sibuk bekerja dan karena hal itulah maka anak-anak mereka
menyarankan untuk responden agar tetap melakukan kegiatan di luar rumah. Dukungan instrumental merupakanbentuk yang diberikan keluarga dalam
bentuk bantuan pendampingan, pemberian dana dan meluangkan waktu untuk melayani dan mendengarkan klien anggota keluarga dalam menyampaikan
perasaan dan hal-hal yang dialami. Dukungan instrumental yang diterima lansia di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah umumnya meliputi
keluarga selalu menyediakan transportasi yang akan mempermudah lansia untuk
Universitas Sumatera Utara
56
beraktivitas sebanyak 48 dan keluarga mengantar kemana lansia pergi 45. Hal ini sependapatdengan penelitian yang dilakukan Lehman 2005 bahwa lansia
tidak saja ditandai oleh kemunduran fisik tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut usia seseorang kesibukan sosialnya akan semakin
berkurang hal mana dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungan. Selain itu, lansia jarang dan bahkan tidak pernah berpergian dan
kemungkinan menggunakan alat transportasi pun berkurang, namun sesuai dengan hasil penelitian di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah
didapat bahwa masih banyak lansia yang ingin melakukan aktivitas berpergian untuk aktivitas sosial seperti mengaji dan bekerja dan pergi ke kegiatan posyandu
lansia sehingga untuk itulah dukungan instrumental diperlukan. Dukungan instrumental lainnya meliputi keluarga menyediakan alat mandi, makan, pakaian
lansia, dan lain-lainnamun bukan berarti lansia menjadi tidak mandiri dengan disediakan alat-alat tersebut. Karena hal yang dilihat adalah bagaimana
kemandirian lansia dalam menggunakan alat-alat tersebut Khulaifah dkk, 2013 dan responden di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah
dalam hal keluarga memberikan fasilitas untuk melakukan aktivitas seperti alat mandi, makan, berjalan 49. Hal ini dikarenakan responden pada penelitian ini
mayoritas tidak mengalami gangguan fungsiologis sehingga lansia masih bisa mandiri menggunakan alat-alat tersebut. Lansia mengalami banyak perubahan
fisiologis menyebabkan lansia membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari Darmojo, 2004.
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan hasil penelitian ini maka ketika seseorang memasuki masa lanjut usia, dukungan keluarga sangatlah berharga dan akan menambah
ketentraman hidup lansia. Walupun demikian, dengan dukungan keluarga itu tidaklah berarti bahwa lansia tinggal duduk, diam, tenang dan berdiam diri saja,
untuk menjaga kesehatan fisik maupun kejiwaannya, lansia justru tetap harus melakukan aktivitas sehari-hari yang berguna bagi kehidupan para lansia
Kuntjoro, 2002. Selain itu dukungan keluarga mampu meningkatkan semangat lansia dalam menghadapi masa tuanya dengan baik Romadlani, 2013.
2.3 Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden
pada tingkat kemandirian lansia 46 yang termasuk mandiri dan dalam kategori ketergantungan ringan 43, kategori ketergantungan sedang 11 dan tidak
ada yang dalam kategori ketergantungan berat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Kobayashi 2009 menunjukkan bahwa 64 lansia memiliki tingkat kemandirian
yang tinggi dalam ADL. Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik, kemampuan kognitif serta
psikologis artinya lansia mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan- perubahan yang mengarah pada perubahan negatif Nugroho, 2000. Akibatnya
perubahan fisik lansia akan mengalami gangguan mobilitas fisik yang akan membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas sehari-hari Romadlani,
2013.
Universitas Sumatera Utara
58
Kemandirian seorang lansia dapat dilihat dari kualitas hidup lansia itu sendiri, dimana kualitas hidup tersebut dapat dinilai dari Activity of Daily Living
ADL Maryam, 2008. Kemandirian yang dimaksud disini adalah kemandirian lansia dalam merawat diri seperti makan, berpakaian, berpindah, buang air
besarkecil dan mandi. Dan dari hasil penelitian didapatkan bahwa lansia masih dapat transfer, mampu toileting, kemampuan dalam buang air besar dan buang air
kecil secara mandiri 88, lansia mampu berjalan mandiri 79, lansia mampu membersihkan diri sendiri 94, lansia mampu mandi secara mandiri 92,
lansia mampu makan dan berpakaian secara mandiri 90 dan lansia naik turun tangga secara mandiri 49. Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa 88
dari responden masih mampu mandiri dalam melakukan transfer dan 49 responden mampu naik turun tangga secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa
hanya sedikit lansia yang mengalami gangguan dalam aktivitas transfer tidur ke duduk dan sebagian besar mengalami gangguan dalam aktivitas naik turun
tangga, dan gangguan aktivitas ini disebabkan karena mayoritas responden dalam penelitian ini mengalami masalah kesehatan rematik sebanyak 30. Ini sejalan
dengan hasil penelitian Napitupulu 2010 yang menunjukkan bahwa 82,8 lansia mandiri dalam transfer dan 9,4 lansia mandiri dalam naik turun tangga. Dan
dalam penelitian ini mayoritas lansia masih mandiri dalam kemampuan membersihkan diri sebanyak 63 orang 94.
Keating dan Wetle 2008 dalam Napitupulu, 2010 dalam penelitian menyatakan bahwa penyakit kronis yang diderita lansia sangat mempengaruhi
kualitas hidup lansia. Hal ini dikarenakan lansia akan kehilangan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
59
secara mandiri karena penyakit kronis sangat bergantung dengan orang lain dan membutuhkan perhatian. Kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-
hari di Kecamatan Percut Sei Tuan masih dalam kategori mandiri kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa masalah kesahatan yang mayoritas diderita oleh lansia adalah rematik dengan 30 dan dimana dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada saat
melakukan pengumpulan data responden berpendapat bahwa penyakit rematik akan menimbulkan gangguan aktivitas hanya pada saat mengalami kekambuhan.
Faktor lain dikarenakan umur lansia dalam penelitian ini mayoritas masuk ke dalam kategori kelompok umur 60-74 sebanyak 61. Hali ini seperti dipaparkan
oleh Sampelan 2010 menjabarkan bahwa semakin tinggi usia seseorang akan beresiko mengalami masalah kesehatan karena adanya faktor-faktor penuaan
lansia akan mengalami perubahan dalam hal fisik, ekonomi, psikososial, kognitif dan spiritual. Dan akibat usia yang bertambah dan perubahan-perubahan terjadi
dalam diri lansia makan akan terjadi kemunduran fisik yang dapat menyebabkan ketergantungan dalam masalah aktivitas sehari-hari Nugroho, 2008, selain itu
kemungkinan karenajumlah responden yang mayoritas wanita 66 dan responden yang lebih banyak tinggal bersama dengan keluarga mereka yaitu
anaknya 55 serta dukungan keluarga yang didapat dalam penelitian ini pun mayoritas dalam kategori tinggi, dimana dengan pemberian dukungan keluarga
yang tepat akan memperbaiki dan mempertahankan kemampuan aktivitas sehari- hari lansia Soejono, 2002.
Universitas Sumatera Utara
60
Bab 6
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai dukungan keluarga dan kemandirian lansia dalam aktivitas
sehari-hari di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan .
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa mayoritas dukungan
keluarga yang diterima responden adalah dalam kategori tinggi 79 dari 67 responden dan yang menerima dukungan keluarga rendah 3 dari 67 responden.
Responden pada penelitian ini memiliki tingkat kemandirian yang tergolong mandiri sebanyak 31 orang 46, tergolong ketergantungan ringan sebanyak 29
orang 43, dan tergolong ketergantungan sedang sebanyak 7 orang 11. Aktivitas dengan persentase tertinggi dari keseluruhan aktivitas, yang dapat
dilakukan lansia dengan mandiri adalah aktivitas membersihkan diri 94 sedangkan aktivitas terendah dari keseluruhan, yang dapat dilakukan lansia secara
mandiri adalah aktivitas naik turun tangga 49.
Universitas Sumatera Utara
61
2. Saran
2.1 Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi pelayanan keperawatan
lansia di Posyandu dan diharapkan dengan hasil penelitian ini pelayanan keperawatan dapat memberikan dan mengoptimalkan asuhan keperawatan
keluarga terkait tentang dukungan keluarga dan kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-hari.
2.2 Pendidikan Keperawatan Peran perawat dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari lansia sangatlah
penting untuk meminimalkan tingkat ketergantungan lansia serta meningkatkan kualitas hidup lansia. Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai materi tambahan dalam pendidikan keperawatan agar lebih dipahami oleh seorang calon perawat.
2.3 Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
penelitian selanjutnya dengan topik dan ruang lingkup yang sama dengan penelitian ini. Dan untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih baik lagi
dalam melakukan penelitian dan untuk melengkapi hasil penelitian ini sebaiknya penelitian selanjutnya meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi dukungan keluarga dan kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-hari untuk memperluas pengetahuan perawat dan membantu dalam
pemberian asuhan keperawatan yang tepat pada lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
62
2.4 Bagi Keluarga Lansia Dari hasil penelitian ini masih ada lansia dalam tingkat ketergantungan
ringan maka dari itu keluarga harus lebih memperhatikan lansia dan memberikan dukungan keluarga yang baik agar dapat memotivasi lansia agar
tetap dapat beraktivitas dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
63
Daftar Pustaka
Agung, Iskandar. 2009. Uji keandalan dan kesahihan indeks activity of daily living Barthel untuk mengukur status fungsional dasar pada usia lanjut di
RSCM. Diunduh 28 Oktober 2014 dari http:www.digilib.ui.ac.id. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Badan Pembangunan Statistik SUSENAS. 2009. Penduduk Lanjut Usia.
Diunduh 25 Oktober 2014. Dari http:susenas.bps.go.id
.
Bomar, P.J. 2004. Promoting Health in Families: Applying Family Research and Theory to Nursing Practice. Philadelphia: W.B Saunders Company.
Bratanegara A, dkk. 2012. Gambaran Dukungan Keluarga terhadap Pemanfaatan POSBINDU lansia di Kelurahan Karasak Kota Bandung.
Diunduh 28 Mei 2015 dari http:www.jurnal.unpad.ac.id. Darmojo. 2004. Buku Ajar Geriatri. Edisi 4. Jakarta: FKUI.
Darmojo, dkk. 2006. Geriatri Ilmu Usia Lanjut. Jakarta: FKUI. Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta:
EGC. Friedman, M, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori
Praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC. Handayani, Dwi dan Wahyuni. 2012. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan lansia dalam Mengikuti Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Diunduh 21 Mei 2015 dari
http:download.portalgaruda.org.
Hardyanto dan Setiabudi. 2005. Panduan Gerontologi: Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [Tesis].
Medan: Universitas Sumatera Utara. Hidayat, A. A. 2009. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data.
Jakarta: Salemba Medika. House Smett. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Universitas Sumatera Utara
64
Husain, S. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehai-hari di Desa Tualango Kecamatan
Tilango Kabupaten Gorontalo. Diunduh 4 November 2014 dari http:kim.ung.ac.id.
Khulaifah, dkk. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Activitie Daily Living di Dusun Sembayat
Timur, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Hal 91-98. Diunduh 20 Oktober 2014 dari http:journal.unair.ac.id.
Kobayashi, dkk. 2009. Severity of Dementia as a Risk Factor for Repeat Falls among the Institutionalized elderly in Japan. Journal of Nursing and
Health Sciences. Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Profil Penduduk Usia Lanjut. Diunduh 20
Oktober 2014 dari http:www.konaslansia.or.id. Kurniawan F Stefanus L. 2004. Gambaran Status Kesehatan Lansia: Studi
Kasus di Wilayah Paroki Kristoforus Jakarta Barat. Jakarta: FKUI. Kuntjoro, S. 2002. Dukungan Sosial Buat Lansia. Diunduh 28 Oktober 2014
dari http:www.balipost.co.id. Lehman, Levene. 2005. The Mobilized of the Oldest Age. Journal Medical
Center. 8 8. Lueckenotte, A, G. 2000. Gerontology Nursing. Second Edition. St.Louis:
Mosby. Margie, Adilah. 2011. Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Kemandirian
Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Desa Adimulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Diunduh 19 Oktober 2014 dari
http:keperawatan.unsoed.ac.id. Marlina. 2010. Dukungan Keluarga terhadap Pengontrolan Hipertensi pada
Anggota Keluarga yang Lansia di Gampoeng Aceh Darussalam: Thesis. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Maryam, R.S, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Murodion, W. 2006. Lansia Harus Tetap Bergairah Hidup Sehat. Jakarta: Depkes RI.
Universitas Sumatera Utara
65
Napitupulu, Desyi. 2010. Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan
Johor Medan. Diunduh 15 Oktober 2014 dari httprepository.usu.ac.id. Narayani, Icca. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Terhadap
Sikap Keluarga dalam Pemberian Perawatan Activities Daily Living ADL pada Lansia di Rumah di Desa TanjungRejo Margoyoso Pati.
Diunduh 4 November 2014 dari http:publikasiilmiah.ums.ac.id. Niven, N. 2009. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat Profesional
Kesehatan Lain. Jakarta: EGC Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Potter Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC.
Potter dan Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Pratikwo. S, dkk. 2006. Analisis Pengaruh Fakor Nilai Hidup, Kemandirian, dan
Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Sehat Lansia di Kelurahan Medono
Kota Pekalongan.
Diunduh 27
Januari 2015
dari http:ejournal.undip.ac.id.
Priyanto, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan
Ilmiah. Yogyakarta : D-Medika. Rahayu W, Ferani Nusi, Eva Rahayu. 2010. Hubungan Antara Dukungan
Keluarga dengan Respon Sosial pada Lansia di Desa Sukaraja Lor Kecamatan
Sukaraja. Diunduh
28 Oktober
2014 dari
http:jos.unsoed.ac.id .
Rinajumita. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakumbuh
Utara. Diunduh tanggal 27 Januari 2015 dari http:repository.unand.ac.id. Sampelan, dkk. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian
Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Desa Batu Kecamatan Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. Diunduh 26 Mei 2015 dari
http:ejournal.unsrat.ac.id .
Sastroasmoro, dkk. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu
Universitas Sumatera Utara
66
Setiati, S, dkk. 2009. Proses menua dan implikasi kliniknya. Jakarta: Internal Publishing.
Soejono, H.C. 2002. Belum Memadai fasilitas bagi warga usia lanjut. Diunduh 20 September 2014 dari http:www.kompas.com.
Suardana. 2010. Karakteristik Lansia dengan Kemandirian Aktifitas Sehari-hari. Diunduh 19 Juni 2015 dari
http:jurnalkeperawatanbali.com Suardiman, S.P. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Sudjana. 2005. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu. Suhartini, R. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Orang
Lanjut Usia di Kelurahan Jombangan. Diunduh 20 Mei 2015 dari http:www.damandiri.or.id.
Susenas, C. 2009. Kemandirian pada Lansia. Jakarta. Diunduh 22 Mei 2015 dari http:plus.google.com.
Stanhope, Marcia dan Ruth N. Knnollmueler. 1998. Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Jakarta: EGC.
Stanhope, M Lancester, J. 2002. Foundation of Community Health Nursing: Community Oriented Practice. St.Louis: Mosby, Inc.
Stanley, M Baere, P. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. Triswandari, B.T. 2008. Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian
lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di wilayah kerja puskesmas mojolangu malang. Malang: Universitas Brawijaya. Diunduh 28
September 2014 dari http:www.repository.unbraw.ac.id
.
Waston, R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta: EGC. Zakariya, A. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian
Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha PSTWBudi Mulia 04 Margaguna
Jakarta Selatan.
Diunduh 22
Juni 2015
dari http:repository.uinjkt.ac.id.
Zulfitri, R. 2006. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lanjut Usia Hipertensi dalam Mengontrol Kesehatannya di Wilayah Kerja Puskesmas
Melur Pekanbaru. Diunduh 20 Mei 2015 dari http:digilib.ui.ac.id.
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 1 Lembar Persetujuan menjadi Responden Dukungan Keluarga dan
Kemandirian Lansia dalam Aktivitas sehari-hari
Oleh Desi Amelinda Sitanggang
Saya mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang “Dukungan Keluarga dan
Kemandirian Lansia dalam Aktivitas sehari- hari”. Penelitian ini merupakan
kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesedian BapakIbu untuk berpartisipasi dalan penelitian ini sebagai responden. Saya juga mengharapkan
kesedian BapakIbu untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan jujur dan apa adanya.
Partisipasi BapakIbu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga BapakIbu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun.
Semua informasi yang BapakIbu berikan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini saja.
Terimakasih atas bantuan dan partisipasi BapakIbu dalam penelitian ini.
No Responden: Tanggal :
T.Tangan Responden : Peniliti : Desi Amelinda Sitanggang
Universitas Sumatera Utara
68
Lembar Pernyataan Responden
Saya telah diminta untuk berperan dalam penelitian yang berjudul “Dukungan Keluarga dan Kemandirian Lansia dalam Aktivitas Sehari-hari” oleh
Peneliti. Saya diminta untuk mengisi kuesioner dan menjawab kuesioner penelitian.
Peneliti telah menjelaskan tentang hal-hal yang menyangkut penelitian, yaitu: judul penelitian, tujuan penelitian serta penelitian ini tidak menimbulkan
risiko bagi individu yang menjadi responden, baik secara fisik maupun psikis. Saya telah mengerti semua penjelasan yang diberikan oleh peneliti. Tujuan
penelitian ini adalah melihat gambaran dukungan keluarga dan kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-hari.
Saya mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi ataupun paksaan. Adapun catatan mengenai data responden akan
dirahasiakan dan peneliti akan memusnakan instrumen penelitian setelah proses pengumpulan data selesai.
Dengan demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan serta sebagai responden dalam penelitian ini.
Responden
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI POSYANDU LANSIA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
Kode: Tanggalwaktu:
Bagian 1. Kuesioner Data Demografi KDD