Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Jika penyuluh kehutanan di Desa Galungan berhasil lalu apakah kegiatan penyuluh kehutanan di daerah lain juga memberikan hasil yang maksimal. Seperti penyuluh kehutanan di Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat tepatnya di Badan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat SPTN II Bengkunat. Apakah penyuluh kehutanan di SPTN II Bengkunat ini bisa menjalankan tupoksinya secara maksimal sehingga mencapai kinerja yang memuaskan. Badan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat SPTN II Bengkunat merupakan badan yang didirikan oleh pemerintah untuk menjaga kelestarian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS yang berada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Bentang alam Landscape Bukit Barisan Selatan berpusat di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS di ujung selatan pulau Sumatera Indonesia. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan kawasan lindung terbesar ketiga 3.560 km 2 di Sumatera dan memanjang 150 km sepanjang Pegunungan Barisan 4 31’-5 57’ S dan 103 34’-104 43 E mencakup dua provinsi di Sumatera yaitu Lampung dan Bengkulu. Taman ini didirikan pada tahun 1982 meskipun telah ditetapkan sebagai cagar alam sejak 1932. Rencana Kerja Tahunan Wildlife Conservation Society Indonesia Program RKT WCS-IP di Balai TNBBS 2014. Penyuluh kehutanan di SPTN II Bengkunat telah menjalankan program pemberdayaan masyarakat di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS hal ini terbukti dengan adanya kelompok-kelompok masyarakat yang dibentuk oleh penyuluh SPTN II Bengkunat. Kelompok-kelompok masyarakat yang dibentuk oleh penyuluh tersebut belum berjalan secara maksimal. Karena kelompok-kelompok masyarakat tersebut hanya sekedar didirikan saja tanpa memiliki kegiatan serta program-program kerja yang jelas. Kurangnya peran dari penyuluh SPTN II Bengkunat ini disebabkan oleh berbagai macam faktor salah satunya adalah sulitnya memberikan pemahaman kepada masyarakat di sekitar kawasan taman nasional. Selain itu jumlah tenaga penyuluh yang tidak memadai juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya peran penyuluh dalam pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan penjelasan serta permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Kinerja Penyuluh Badan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat SPTN II Bengkunat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini sesuai dengan penjelasan latar belakang di atas adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Kinerja Penyuluh Badan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat SPTN II Bengkunat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan kinerja yang dilakukan oleh Penyuluh Badan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat SPTN II Bengkunat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan”.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini meliputi kegunaan teoritis dan praktis, yaitu : 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pemerintahan, serta dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan dalam menganalisis Kinerja Penyuluh Badan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat SPTN IIBengkunat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 2. Secara Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi Badan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat SPTN II Bengkunat dalam menangani langsung masalah Kinerja Penyuluh Badan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat SPTN II Bengkunat dalam Menjaga Kelestarian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kinerja

Kinerja merupakan tingkat pencapaian atau prestasi yang bisa diraih oleh pegawai atau suatu organisasi berdasarkan indikator-indikator kinerja yang telah ditentukan. Mengukur keberhasilan kinerja, baik kinerja pegawai atau kinerja sebuah organisasi sangatlah diperlukan hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah diraih. Sehingga setelah diketahui bagaimana tingkat kinerja yang telah dicapai bisa dilakukan evaluasi. Menurut Pasolong 2010: 175 konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai individu dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa terlepas dari sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut, dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah kinerja pegawai. Peneliti akan melihat kinerja penyuluh SPTN II Bengkunat. Konsep kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep kinerja menurut Indra Bastian Fahmi, 2013: 128 menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan program kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, fungsi, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema yang strategis strategic planning suatu organisasi. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan melihat kinerja penyuluh berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari penyuluh.

1. Pengertian Kinerja

Menurut Fahmi 2013: 127 kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu, sedangkan menurut Indra Bastian Fahmi, 2013: 128 menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan program kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, fungsi, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema yang strategis strategic planning suatu organisasi. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil yang diperoleh atau tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran yang tertuang dalam perumusan skema yang strategis suatu organisasi. Menurut Wibowo 2008: 7, kinerja berasal dari pengertian performance, yaitu sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Amstrong dan Baron Wibowo, 2008: 7, kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Bernardin dan Russel Ruky, 2002: 15 memberikan pengertian kinerja sebag ai berikut : “performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period”. Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu, dalam definisi ini, aspek yang ditekankan oleh kedua pengarang tersebut adalah catatan tentang outcome atau hasil akhir yang diperoleh setelah suatu pekerjaan atau aktivitas dijalankan selama kurun waktu tertentu, dengan demikian kinerja hanya mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai selama periode tertentu dan tidak termasuk karakteristik pribadi pegawai yang dinilai. Handayaningrat 2004: 19, mengartikan bahwa kinerja merupakan cara menjalankan tugas dan hasil yang diperoleh. Kinerja adalah cara atau tindakan dimana suatu tindakan atau tugas dilakukan. Kinerja dapat pula diartikan sebagai setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaaan, kegiatan atau tindakan sadar yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan atau target tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka kinerja merupakan hasil akhir yang dicapai oleh suatu organisasi berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. SPTN II Bengkunat merupakan badan yang memiliki tugas untuk menjaga kelestarian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan TNBBS. Untuk melihat sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh penyuluh SPTN II Bengkunat dalam melaksanakan tugasnya maka dilakukan pengukuran kinerja, dengan dilakukannya pengukuran kinerja tersebut kita dapat mengetahui hasil yang dicapai oleh penyuluh SPTN II Bengkunat tersebut.

2. Pengukuran Kinerja

Menurut Mahsun 2006: 26, pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja pegawai ataupun organisasi sangat penting dilakukan karena tanpa dilakukan pengukuran kinerja maka kita tidak akan tahu sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh pegawai maupun suatu organisasi. Dalam penelitian ini kinerja yang akan diukur adalah kinerja penyuluh SPTN II Bengkunat. Menurut Wibowo 2007: 229 pengukuran hanya berkepentingan untuk mengukur apa yang penting dan relevan, untuk itu perlu jelas tentang apa yang dikatakan penting dan relevan sebelum menemukan ukuran apa yang harus digunakan. Hal-hal yang diukur tergantung pada apa yang dianggap penting oleh stakeholders dan pelanggan. Pengukuran mengatur

Dokumen yang terkait

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 65 94

Analisis Kerusakan Hutan Di Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah VI Besitang

8 83 139

PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI RESORT PUGUNG TAMPAK TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (Studi Kasus di Resort Pugung Tampak Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)

1 8 53

KAJIAN VEGETASI DI KANAN-KIRI JALAN SANGGI-BENGKUNAT KM 30 – KM 32 TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN SEBAGAI HABITAT GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus)

1 10 40

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DISEKITAR OBYEK WISATA TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT (STUDI KASUS DI DESA KUBU PERAHU)

3 24 86

Pengembangan Ekowisata Gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Provinsi Lampung

0 19 182

Perubahan Tutupan Lahan di Taman Nasional Bukit Barisan Nama NIM Selatan Provinsi Lampung

0 6 60

Pendugaan Populasi Harimau Sumatra dan Satwa Mangsanya di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

0 0 7

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 2 14

Interaksi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (Study Kasus : Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah V Bahorok

1 1 11