12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi adalah
proses orang-orang
berkomunikasi saling
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Manusia dalam kehidupan sehari- hari tidak lepas dari hubungan satu dengan yang lain. H. Brooner dalam Elly
2006:96 memberikan rumusan interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Bimo Walgito dalam Dayaksini 2009:105 Interaksi sosial merupakan
hubungan individu satu dengan individu lainnya individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lain sehingga terdapat hubungan yang saling
timbal balik. Interaksi sosial siswa yang tidak baik ditandai dengan hubungan antar siswa yang diliputi rasa kebencian, dan kurang kerjasama diantara siswa.
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antarindividu, antarkelompok maupun antara individu dengan
kelompok Soerjono Soekanto, 2014:61. Apabila dua orang bertemu,
akan saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Pada anak usia sekolah dasar mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri, sikap bekerja sama,
dan sikap peduli atau mau memperhatikan kepentingan orang lain. Interaksi soial dalam penelitian ini adalah interaksi sosial siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
a. Faktor Imitasi
Faktor ini telah diuraikan oleh Gabriel Tarde dalam Abu Ahmadi 2009:52 yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya
berdasarkan pada faktor imitasi saja. Hal ini terbukti pada anak-anak yang sedang belajar bahasa, seakan-akan mereka mengimitasi dirinya sendiri,
mengulang-ulang bunyi kata-kata, melatih fungsi-fungsi lidah, dan mulut untuk berbicara. Kemudian ia mengimitasi kepada orang lain, dan memang sukar
orang belajar bahasa tanpa mengimitasi orang lain, bahkan tidak hanya berbahasa saja, tetapi juga tingkah laku tertentu, cara memberi hormat, cara
berterima kasih, cara memberi isyarat, dan lain-lain kita pelajari pada mula- mulanya mengimitasi.
Soerjono Soekanto 2014:57 menyatakan bahwa segi positif dari faktor imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi juga memiliki segi negatif seperti meniru tindakan-tindakan yang menyimpang.
b. Faktor Sugesti
Sugesti dapat diartikan sebagai pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa
adanya daya kritik.Adapun dalam psikologi sugesti ini di bedakan adanya: 1
Autosugesti, yaitu sugesti terhadap diri yang datang dari dirinya sendiri. 2
Hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain. Auto-sugesti maupun hetero-sugesti dalam kehidupan sehari-hari
memegang peranan yang cukup penting. Hari-hari yang tidak diharapkan oleh individu disebabkan auto-sugesti maupun karena hetero-sugesti. Arti sugesti
dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama. Bedanya ialah bahwa dalam imitasi orang yang mengikuti salah satu dirinya, sedangkan
pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
c. Faktor Identifikasi
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah.
Proses identifikasi berlangsung secara tidak sadar dan irrasional, yaitu berdasarkan perasaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan dirinya
yang tidak diperhitungkan secara rasional. Faktor identifikasi ini juga berguna untuk melengkapi sistem norma-norma, cita-cita, dan pedoman-
pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi itu.
d. Faktor Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan
berdasarkan penilaian perasaan seperti pada proses identifikasi. Proses simpati dapat pula berjalan secara perlahan-lahan secara sadar dan cukup
nyata dalam hubungan dua atau lebih orang. Simpati apabila dilihat dari dorongan utama adalah ingin mengerti dan ingin kerjasama. Perbedaannya
dengan identifikasi, dorongan utamanya adalah ingin mengikuti jejak, mencontoh dan ingin belajar. Dengan demikian, simpati hanya akan
berlangsung dan berkembang dalam relasi kerja sama antara dua orang atau lebih, apabila terdapat saling pengertian.
2.1.3 Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial