teman;5 keterbukaan deskriptor: kesediaan diri untuk membuka diri, bereaksi secara jujur, dan merespon teman secara spontan; 6 empati
deskriptor: peka terhadap yang dialami teman, menempatkan diri pada situasi yang dialami teman, dan ingin mengetahui apa yang dilakukan
teman; 7 memberikan dukungan deskriptor: saling memberikan dukungan satu sama lain, tidak mengevaluasi teman, dan menggunakan
kata-kata yangh bersifat suportif; 8 rasa positif deskriptor: memberikan penilaian yang positif terhadap teman, menciptakan suasana yang nyaman
dan menyenangkan, serta tidak mudah marah apabila dikritik oleh temannya; 9 adanya kesamaan dengan orang lain deskriptor:
menganggap bahwa semua orang mempunyai kedudukan yang sama, tidak memandang rendah orang lain, dan tidak merasa lebih baik dari yang lain.
2.1.4 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Soekanto 2014:64 menyatakan bahwa ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu proses yang
asosiatif dan proses yang disosiatif. 1
Proses Asosiatif
a. Kerjasama
Charles H. Cooley dalam Soekanto 2014:66 menyatakan bahwa kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
menyadari kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting
dalam kejasama. b.
Akomodasi Akomodasi adalah cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda
sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu: 1 untuk mengurangi pertengtangan antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham; 2 mencegah terjadinya suatu pertentangan untuk sementara waktu;
3 terjadinya kerjasama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial, psikologis
dan kebudayaan; dan 4 mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
2
Proses Disosiatif
a. Persaingan
Gillin dan Gillin dalam Soekanto 2014:86 persaingan adalah suatu proses sosial individu atau kelompok-kelompok
manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum
baik perseorangan maupun kelompok manusia dnegan cara
menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b. Kontravensi
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan bertentangan atau pertiakaian.
Kontravensi ditandai adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang
disembunyikan, kebencian,
atau keragu-raguan,
terhadap kepribadian seseorang. Perasaan tersebut dapat berkembang
terhadap kemungkinan, kegunaan, keharusan atau penilaian terhadpa suatu usul, buah pikiran, kepercayaan, doktrin, atau
rencana yang dikemukakan orang-perorangan atau kelompok manusia lain.
c. Pertentangan konflik
Elly, dkk 2006:104 menyatakan pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang
berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman.
2.1.5 Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1 Belajar