Berdasarkan pengertian-pengertian
tersebut peneliti
dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri
individu yang belajar dalam waktu tertentu atau hasil yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran belajar-mengajar pada ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Sebagai variabel penelitian maka hasil belajar yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif,
sedangkan hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor hanya sebagai data pendukung.
2.1.7 Keterkaitan Interaksi Sosial Siswa dengan Hasil Belajar
Interaksi sosial adalah hubungan individu dengan individu, kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain Ahmadi, 2009:49. Interaksi sosial memungkinkan kerjasama antara siswa dengan siswa yang lain dalam
kegiatan pembelajaran berlangsung. Pembelajaran adalah proses interaksi guru dengan siswa, siswa
dengan siswa dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembelajaran Dimyanti dan Mudjiono, 2014:62. Tercapainya tujuan pembelajaran
dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor. Hasil belajar menurut Purwanto 2014:44
digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai bahan yang sudah diajarkan.
Hidayati, dkk. 2008:1-11 menyatakan bahwa pendidikan IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa pada jenjang
pendidikan dasar, siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Berdasarkan pengertian-pengertian
tersebut, disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial siswa sangat penting dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan memiliki keterikatan
terhadap hasil belajar IPS.
2.1.8 Penilaian Hasil Belajar
Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik, hasil penilaian
digunakan untuk melakukan penilaian yaitu pengambilan keputusan terhadap ketuntasan belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran
Endang, 2008:2-12. Teknik pemberian skor menurut Endang 2008: 6-3, yaitu:
a. Pemberian skor pada aspek kognitif
1 Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir
soal dijawab benar mendapat nilai satu, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir
soal yang dijawab benar. 2
Penskoran ada koreksi jawaban, yaitu pemberian skor dengan memberikan pertimbangan butir soal yang dijawab salah dan tidak
dijawab.
3 Penskoran dengan beda bobot, yaitu pemberian skor dengan
memberikan bobot berbeda pada sekelompok butir soal. b.
Pemberian skor pada aspek afektif Langkah pembuatan instrumen aspek afektif, sebagai berikut:
1 Menentukan ranah afektif yang akan dinilai, misalnya sikap percaya
diri, tanggungjawab, dan disiplin. 2
Menentukan tipe skala yang digunakan, misalnya skor 4 apabila mulai membudaya, skor 3 apabila mulai berkembang, skor 2 apabila
mulai terlihat, skor 1 belum terlihat. 3
Menelaah instrumen dan memperbaiki instrumen. c.
Pemberian skor pada aspek psikomotor Pemberian skor aspek psikomotor menggunakan rubrik. Rubrik
adalah pedoman penskoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran siswa dalam mengerjakan tugas. Rubrik juga digunakan untuk
menilai pekerjaan siswa. Berbagai cara untuk menilai tingkat kemahiran siswa, yaitu: 1 rubrik dengan daftar cek cheklist, 2 rubrik dengan
skala penilaian. Dalam penelitian ini menggunakan rubrik dengan skala penilaian.
2.1.9 Hakikat IPS Di Sekolah Dasar a. Pengertian IPS