Dokumentasi Teknik Pengumpulan Data
Bukan sebuah perjuangan yang mudah untuk menghidupkan kembali kegiatan al-Qu
r’an yang terfokus pada skill murni dan spiritual murni, dalam hal ini menghafal al-
Qur’an. Fenomena yang jamak terjadi, mahasiswa yang hafidh al-
Qur’an cenderung menjauhkan diri dari kegiatan keorganisasian maupun interaksi secara inklusif. Karena mereka merasa bahwa
tanggungjawab pribadi untuk menjaga hafalan al- Qur’an adalah sangat berat,
bahkan ada yang merasa terbebani olehnya. Hal tersebut tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori kesenian atau seni baca al-
Qur’an, karena menghafal dan menjaga hafalan bukanlah sebuah seni melainkan sebuah skill
dan perjuangan diri yang membutuhkan fokus untuk melakukannya. UPTQ sendiri tidak memfokuskan ke dalam seni baca al-
Qur’an karena UPTQ murni pada pengembangan keilmuan untuk membaca al-
Qur’an dan menghafal al-Qur
’an sesuai dengan metode yang benar. Hal inilah yang membedakan UPTQ dengan fokus kegiatan UKM lain, dalam hal ini IQMA.
Perbedaan fokus kegiatan inilah yang membedakan lingkup kegiatan UPTQ dan IQMA yang mempunyai cakupan kegiatan seperti seni baca al-Qur
’an tilawah, seni sholawat, seni MC, dan seni dakwah. Pada saat awal berdirinya
UPTQ pun para pendiri sudah berkoordinasi dengan para pimpinan dan Pembina IQMA saat itu. Dengan bergandengan tangan saling mendukung
kegiatan satu sama lain, bahkan salah seorang Ketua Harian IQMA periode 2010 ikut menjadi anggota dan pengurus UPTQ karena beliau ingin
menghafalkan al- Qur’an.