Analisis Data Analisis Kesesuaian Lahan Pesisir GPP Padaido

27 Pengumpulan data primer BioFisik dan SosEkBud menerapkan pencatatan langsung dan wawancara, sedangkan pengumpulan data sekunder menerapkan metode penelusuran informasi yang terdokumentasi di berbagai lembaga, pemerintah dan masyarakat Tabel 3.2. Tabel 3.2. Metode Pengumpulan Data Penelitian. No. Jenis Data Metode Keterangan

I. Data Primer

PengamatanPengukuran -Insitu Langsung di Lapangan

1. Profil SDA Pesisir Dan Laut:

Terumbu Karang -Transek Intersep Linear LIT -COREMAP, 2010 -Trnsek Kuadrat Linear Rumput Laut -Sensus -COREMAP, 2010 Ikan Karang -Transek Kuadrat Linear -COREMAP, 2010 Lamun -Pengamatan Langsung -Insitu Mangrove -Pengamatan Langsung -Insitu

2. Profil Pantai Dan Perairan

-Analisis Citra + SIG -Insitu -Lab. SIG Wawancara: 3. SosEkBud -PCRA -Distrik Padaido -Individu -Kelompok

II. Data Sekunder

Penelusuran dokumen -Distrik Padaido dan laporan hasil -Biak Kota kajian instansi terkait -Wilayah Lain

3.3. Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya ditabulasi dan dikelompokkan berdasarkan lokasi dan kepentingan analisis untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian. Kerangka analisis data potensi dan kesesuaian lahan GPP Padaido disajikan pada Gambar 3.2. 28 Gambar 3.2. Kerangka Analisis Kesesuaian Lahan Pesisir GPP Padaido. Analisis keruangan dalam penelitian ini menggunakan SIG dengan metode ArcView, yaitu sistem informasi spasial menggunakan komputer yang melibatkan perangkat keras hardware, perangkat lunak software, pemakaian data-data yang mempunyai fungsi pokok untuk menyimpan, memperbaharui, menganalisis dan menyajikan kembali semua bentuk informasi spasial. Proses penyusunan zonasi GPP Padaido dengan menggunakan SIG disajikan pada Gambar 3.3. 29 Gambar 3.3. Proses Penyusun Kesesuaian Lahan Pesisir GPP Padaido.

3.4. Analisis Kesesuaian Lahan Pesisir GPP Padaido

Analisis kesesuaian lahan pesisir Gugusan Pulau-Pulau Padaido untuk berbagai peruntukan, pariwisata pesisir, budidaya rumput laut, budidaya teripang, daerah penangkapan ikan karang dan daerah penangkapan ikan pelagis dilakukan dengan teknik yang sama. 30 Pertama, penetapan persyaratan parameter dan kriteria, pembobotan dan skoring. Untuk masing-masing peruntukan, penetapan persyaratan tidak sama. Parameter yang menentukan diberikan skor tertinggi. Kedua, penghitungan nilai peruntukan lahan. Nilai suatu lahan ditentukan berdasarkan total hasil perkalian Bobot B dan Skor S dibagi dengan total Nilai Bobot dikurang Skor dikalikan 100. Ketiga, pembagian kelas lahan dan nilainya. Dalam penelitian ini kelas lahan dibagi dalam 4 kelas yang didefinisikan sebagai berikut: Kelas S1: Sangat Sesuai Highly Suitable Pada kelas ini lahan tidak mempunyai pembatas yang besar untuk mengelola yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap kegiatan atau produksi hasil. Kelas S2: Sesuai Moderately Suitable Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi aktivitas atau produksi dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. Kelas S3: Sesuai Bersyarat Marginally Suitable Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas yang lebih besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi aktivitas atau produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan. 31 Kelas N: Pada kelas ini lahan mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala kemungkinan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang. Sesuai dengan faktor pembatas dan tingkat keberhasilan yang dimiliki oleh masing-masing lahan, lahan kelas S1 dinilai sebesar 80 100; S2 dinilai sebesar 70 79; S3 dinilai sebesar 60 69 dan N dinilai sebesar 60. Semakin kecil faktor pembatas dan peluang keberhasilan atau produksi suatu lahan, semakin besar pula nilainya. Keempat, membandingkan nilai lahan dengan nilai masing- masing kelas lahan. Dengan cara ini, kelas kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu diperoleh. Kelima, pemetaan kelas kesesuaian lahan. Pemetaan kelas lahan dilakukan dengan program pemetaan spasial ArcView 3.3.

3.5. Pariwisata Pesisir