11
BAB II KAJIAN TEORI DAN
KERANGKA TEORETIS
2.1 Kajian Teori dan Kerangka Teoritis
2.1.1 Pemangku Kepentingan
Konsep pemangku kepentingan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pemikiran manusia dalam
seluruh aspek kehidupannya, utamanya dalam upaya pemberdayaan
pendidikan. Dalam
tradisi lama,
pemangku kepentingan atau stakeholder dipahami sebagai orang yang menanamkan investasi atau
pemilik sebuah bisnis. Akan tetapi kini pengertian stakeholder tidak semata pada individu tapi bisa juga
kelompok. Oleh karena itu akhir-akhir ini dikenal bahwa stakeholder adalah individu atau kelompok
yang memiliki satu atau lebih jenis-jenis usaha bisnis di mana stakeholder bisa terdiri dari berbagai fungsi,
pelaksana, pemegang kebijakan, pengaman dan pela- ku bisnis itu sendiri. Namun secara operasional dapat
dikatakan stakeholder adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan
dan kelangsungan hidup organisasi. Menurut Affandi 2009 walaupun banyak ragam,
stakeholder pendidikan dibagi dalam tiga kategori utama, yaitu sekolah, pemerintah dan masyarakat.
12 Sekolah, termasuk di dalamnya adalah para guru,
kepala sekolah, murid dan tata usaha sekolah. Pemerintah diwakili oleh para pengawas, penilik, dinas
pendidikan, walikota, sampai menteri pendidikan nasional. Masyarakat yang berkepentingan dengan
pendidikan adalah orang tua murid, pengamat dan ahli pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, peru-
sahaan atau badan yang membutuhkan tenaga terdi- dik, toko buku, kontraktor pembangunan sekolah,
penerbit buku, penyedia alat pendidikan, dan lain-lain. Warsono, dkk 2009: 20 mengatakan bahwa
istilah pemangku kepentingan merujuk kepada pihak-pihak atau kelompok yang mempengaruhi
ataupun yang dipengaruhi oleh keputusan, kebijakan, dan operasi suatu organisasi. Pemangku kepentingan
perusahaan dapat meliputi pelanggan, karyawan, pemegang saham, media, pemerintah, asosiasi profesi
dan asosiasi perdagangan, aktivitas sosial dan ling- kungan, dan organisasi-organisasi non pemerintah.
Selanjutnya Jalal 2001 berpendapat bahwa sosok masyarakat masa depan yang berkepentingan
dalam suatu organisasi adalah masyarakat yang memiliki kemampuan sendiri untuk menetapkan
idealisasi masa depannya, memilih alternatif kebijakan yang akan ditempuh, mengelola jalannya kehidupan,
dan mengadakan kontrol sosial sendiri. Semua itu tumbuh tidak secara top-down, melainkan secara
bottom-up, dan dalam upaya pemberdayaan masya-
13 rakat, perlu dilakukan pembenahan sebagai kebijakan
dasar. Sejalan dengan beberapa pendapat di atas maka
dalam penelitian ini akan difokuskan pada bagaimana peran komite sekolah yang merupakan wadah dari
aspirasi masyarakat, dalam hal ini orang tua murid sebagai salah satu unsur masyarakat yang berkepen-
tingan terhadap dunia pendidikan.
2.2 Komite Sekolah