Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran Menggerakkan Bagian Tubuh Penafsiran Makna Puisi Memahami Penggunaan Tekanan dalam Kegiatan Berdeklamasi

17 13 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. 14 Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. 15 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentuk manusia seutuhnya. 16 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa. 17 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. 18 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

c. Kelemahan Penerapan

Discovery Learning 1 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep- konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. 2 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. 3 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. 4 Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. 5 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa. 6 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

d. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran

Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas. 18 1 Langkah Persiapan Metode Discovery Learning a. Menentukan tujuan pembelajaran. b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya. c. Memilih materi pelajaran. d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif dari contoh-contoh generalisasi. e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa. f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

e. Prosedur Aplikasi Metode

Discovery Learning Menurut Syah 2004:244 dalam Kemendikbud, 2013 dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut: 1 Stimulation StimulasiPemberian Rangsangan Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus 19 menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai. 2 Problem Statement Pernyataan Identifikasi Masalah Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas pertanyaan masalah Syah 2004:244 dalam Kemendikbud, 2013, sedangkan menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan statement sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah. 3 Data Collection Pengumpulan Data Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis Syah, 2004:244 dalam Kemendikbud, 2013. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan collection berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki. 20 4 Data Processing Pengolahan Data Menurut Syah 2004:244 dalam Kemendikbud, 2013 pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu Djamarah, 2002:22 dalam Kemendikbud, 2013. Data processing disebut juga dengan pengkodean coding kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis 5 Verification Pembuktian Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing Syah, 2004:244 dalam Kemendikbud, 2013. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. 6 Generalization Menarik KesimpulanGeneralisasi Tahap generalisasi menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi Syah, 2004:244 dalam Kemendikbud, 2013. Berdasarkan hasil verifikasi 21 maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman- pengalaman itu.

2. Deklamasi

Deklamasi berasal dari bahasa Latin yang maksudnya declamare atau declaim yang membawa makna membaca sesuatu hasil sastra yang berbentuk puisi dengan lagu atau gerak tubuh sebagai alat bantu. Gerak yang dimaksudkan ialah gerak alat bantu yang puitis, yang seirama dengan isi bacaan. Umumnya memang deklamasi berkait rapat dengan puisi, akan tetapi membaca sebuah cerpen dengan lagu atau gerak tubuh juga bisa dikatakan mendeklamasi. Mendeklamasikan puisi atau cerpen bermakna membaca, tetapi membaca tidak sama dengan maksud mendeklamasi. Maksudnya di sini bahwa apapun pengertian membaca tentunya jauh berbeda dengan maksud deklamasi. Di Indonesia perkataan deklamasi sudah ada sebelum tahun 1950-an. Deklamasi artinya membawa puisi-puisi, sedang orang yang melakukan deklamasi itu disebut ―deklamator‖ untuk lelaki dan ―deklamatris‖ untuk perempuan. Seringkali deklamasi disamakan dengan menyanyi, padahal keduanya merujuk pada makna yang berbeda. Menyanyi ialah melagukan suatu nyanyian dengan menggunakan not-not do-re-mi atau not balok, sedangkan deklamasi ialah membawakan pantun-pantun, syair, puisi atau sajak dengan menggunakan irama dan gaya yang baik. Di samping itu kita mengenal pula istilah menari, melukis, memahat, sandiwara dan lain-lain. Semuanya itu mempunyai cara-cara dan aturannya sendiri-sendiri. Selain puisi, seperti pantun dan sajak, cerpen dan novel juga dapat dideklamasikan. Namun dalam hal ini, harus ditentukan sajak, puisi, dan pantun yang mana yang baik dan menarik untuk dideklamasikan. 22

a. Menggerakkan Bagian Tubuh

Deklamasi bukan ucapan semata. Deklamasi harus disertai gerak-gerak tubuh, seperti muka. Dengan ucapan-ucapan yang baik dan teratur, disertai dengan gerak-gerik muka, maka makna yang terkandung dalam puisi akan tersampaikan dengan baik. Dari gerak-gerik muka itu, penonton dapat merasakan dan menyaksikan mengertikan puisi yang dideklamasikan itu, baik puisi yang mengandung kesedihan, kemarahan, maupun yang mengandung kegembiraan.

b. Penafsiran Makna Puisi

Kegiatan berdeklamasi didasarkan pada kemampuan dalam menafsirkan makna puisi. Apabila sebuah puisi mengandung kesedihan, maka kegiatan berdeklamasi harus diekspresikan dengan suasana sedih dan memilukan. Oleh karena itu, perlu pembacaan yang berulang-ulang dalam rangka memahami makna yang dikandung oleh puisi tersebut.

c. Memahami Penggunaan Tekanan dalam Kegiatan Berdeklamasi

Kegiatan berdeklamasi harus tunduk kepada aturan-aturannya, yakni memahami di mana harus ditekankan atau dipercepatkan, di mana harus dikeraskan, harus berhenti, di mana harus dilambatkan atau dilunakkan, di mana harus diucapkan biasa, dan sebagainya. Jadi, bila kita mendeklamasikan puisi itu harus supaya menarik, maka harus dipakai tanda-tanda tersendiri. Perhatikan beberapa aturan yang dimaksud di atas. — Diucapkan biasa saja Berhenti sebentar untuk bernafasbiasanya pada koma atau di tengah baris Berhenti agak lamabiasanya koma di akhir baris yang masih berhubungan artinya dengan baris berikutnya Berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada penghabisan puisi Suara perlahan sekali seperti berbisik Suara perlahan sahaja Suara keras sekali seperti berteriak V Tekanan kata pendek sekali 23 VV Tekanan kata agak pendek VVV Tekan kata agak panjang VVVV Tekan kata agak panjang sekali ____ Tekanan suara meninggi ____ Tekanan suara agak merendah \ Cara meletakkan tanda-tanda tersebut pada setiap kata tergantung kepada pemaknaan terhadap puisi tersebut. Demikianlah, setelah tanda-tanda itu diletakkan dengan baik, maka harus memakai perasaan dan pertimbangan.

d. Aspek Penilaian Kegiatan Deklamasi