Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemandirian Anak

59 Maka orang tua harus seimbang dalam memberikan dorongan untuk beraktivitas dan memberikan pengawasan. Lebih lanjut, pengasuhan otoritatif cenderung gaya paling efektif karena orang tua otoritatif menerapkan keseimbangan yang tepat antara kendali dan otonomi, sehingga memberi kesempatan anak membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas dan panduan yang dibutuhkan anak ReuterConger dalam Santrock, 2002:168. Senada dengan Bety 2012:172 mengemukakan bahwa pola asuh otoritatif ini orang tua mendorong anak untuk menjadi mandiri, tetapi tetap memberikan batasan – batasan serta mengontrol perilaku anak. Lain halnya, jika anak dibesarkan dengan pola asuh yang memaksakan kehendak, wajib menaati peraturan dan tidak memberikan peluang untuk berinisiatif, akan menjadikan generasi yang tidak memiliki masa depan dan tidak mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang Yeni,2011:8. Kemandirian bukan ketrampilan yang muncul tiba – tiba, tetapi merupakan suatu proses dan perlu diajarkan kepada anak. Anak perlu dibiasakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri seperti makan sendiri dan memakai pakaian sendiri. Sebenarnya, anak pada awal usia sudah siap memasuki tahap kemandirian, tetapi perlu dukungan dan bimbingan orang tua sebagai penguat perilaku anak menjadi pribadi yang mandiri. Bimbingan orang tua tersebut terjadi melalui pola pengasuhan yang diterapkan pada anak. Melalui pengasuhan anak dididik supaya anak dapat 60 berdiri sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Dengan begitu anak mencapai kedewasaan sesuai usai, sehingga ketika anak harus terjun ke lingkungan luar rumah tidak bergantung dengan orang lain.

2. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemandirian Anak Dilihat

Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua. Temuan penelitian menunjukkan latar belakang pendidikan orang tua di PAUD Setyarini didominasi dengan latar belakang pendidikan SMA yang berjumlah 33 orang dengan persentase sebesar 66 sedangkan 8 orang atau 16 memiliki latar belakang pendidikan SMP dan 9 orang atau 18 memiliki latar belakang pendidikan perguruan tinggi. Berdasarkan temuan penelitian lampiran 2.8, hal 97, orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan SMP yang cenderung menerapkan pola asuh otoritatif sebanyak 4 orang atau 8 cenderung menerapkan pola asuh otoritarian sebanyak 2 orang atau 4 dan orang tua yang cenderung menerapkan pola asuh permisif ada 2 orang atau 4. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan SMA yang cenderung menerapkan pola asuh otoritatif sebanyak 23 orang atau 46, cenderung menerapkan pola asuh otoritarian sebanyak 8 orang atau 16 dan 2 orang atau 4 cenderung menerapkan pola asuh permisif. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan perguruan tinggi yang cenderung menerapkan pola asuh otoritatif ada 6 orang atau 12, cenderung menerapkan pola asuh otoritarian 3 orang atau 6. Mansur 2005:358 mengemukakan bahwa tingkat pendidikan orang tua sebagai alat bantu menambah pengetahuan untuk memberikan 61 pendidikan pada anak usia 0 – sampai usia tua. Sesuai dengan hasil temuan penelitian bahwa orang tua memiliki pengetahuan untuk memberikan pendidikan pada anak, terlihat orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan SMP atau memiliki latar belakang pendidikan yang lebih rendah dari SMA dan PT ada yang cenderung menerapkan pola asuh otoritatif. Latar belakang pendidikan perguruan tinggi juga cenderung lebih banyak menerapkan pola asuh otoritatif sebanyak 6 orang atau 12, dan tidak ada yang cenderung menerapkan pola asuh permisif. Sementara itu Betty 2012:191 mengungkapkan orang tua yang berpendidikan tinggi umumnya mengetahui bagaimana untuk pembentukan kepribadian yang baik bagi anak. Senada yang dikemukakan Mansur 2005:358 orang tua berpendidikan tinggi dalam melaksanakan berbagai upaya pendidikan anak akan terlintas dalam sikap yang lebih tenang dan mantap. Lain dengan orang tua berpendidikan rendah, mereka mudah ikut – ikutan.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menyadari adanya keterbatasan, yaitu : 1. Peneliti hanya meneliti satu variabel bebas dari sekian banyak variabel yang dapat mendukung terbentuknya kemandirian anak. 2. Penelitian ini dilaksanakan disatu PAUD dengan 50 responden, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk wilayah yang lebih luas. 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Di PAUD Setyarini kecenderungan pola asuh orang tua yang diterapkan adalah pola asuh otoritatif sebanyak 33 orang. Orang tua yang cenderung menerapkan pola asuh otoritatif, cenderung memiliki kemandirian anak pada kategori tinggi sebanyak 11 anak dan kemandirian anak kategori sangat tinggi sebanyak 8 anak serta kemandirian anak kategori sangat rendah hanya 1 anak. 2. Di PAUD Setyarini didominasi pendidikan SMA berjumlah 33 orang. Orang tua yang berpendidikan SMA cenderung menerapkan pola asuh otoritatif sebanyak 23 orang atau 46, cenderung menerapkan pola asuh otoritarian sebanyak 8 orang atau 16 dan 2 orang atau 4 cenderung menerapkan pola asuh permisif.

B. Saran

Saran yang penulis ajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan adalah 1. Orang tua agar dapat membentuk kemandirian anak hendaknya menerapkan tipe pola asuh otoritatif. 2. Orang tua hendaknya lebih banyak belajar bagaimana pendekatan dalam mendidik anak agar dapat membentuk kemandirian anak. 63 DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono.2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Andi Prastowo. 2011. Memahami Metode – Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Anwar Arsyad, Ahmad. 2007. Pendidikan Anak Usia Dini Panduan Praktis Bagi Ibu dan Calon Ibu. Bandung: Alfabeta. Bunda Lucy. 2009. Mendidik Sesuai dengan Minat dan Bakat Anak: Painting Your Children’s Future. Jakarta: PT Tangga Pustaka. Bety Bea Septiari. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika. Casmini. 2007. Emosional Parenting: Dasar – Dasar Pengasuhan Kecerdasan Emosi Anak: Pilar Media. Derry Iswidharmanjaya Sekarjati, Svastiningrum. 2008. Bila Anak Usia Dini Bersekolah: Panduan bagi Orang Tua untuk Menyiapkan Anak Usia Dini Menjelang Bersekolah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Edwards, Drew. 2006. Ketika Anak Sulit Diatur: Panduan bagi Para Orangtua untuk Mengubah Masalah Perilaku Anak. Alih Bahasa: Oetih F.D. Bandung: Kaifa. Euis Sunarti. 2004. Mengasuh dengan Hati: Tantangan yang Menyenangkan. Jakarta: PT Elek Media Komputindo. Hadari Nawawi. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Maimunah Hasan. 2009. PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: DIVA Press. Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mar’atun Shalihah. 2010. Mengelola PAUD, Mendidik Budi Pekerti Anak Usia Dini bagi Program PAUD, TK, Playgroup dan di Rumah. Bantul: Kreasi Wacana. 64 Mariyam Apisah. 2008. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Dan Tingkat Kemandirian Anak Usia Prasekolah di Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Jurnal Keperawatan Nomor 1 tahun 2008. Hlm.16. Martinis Yamin Jamilah Sabri Sanan.2013.Panduan PAUD:Pendidikan Anak Usia Dini. Ciputat: Referensi. Morrison, George. 2012. Dasar – Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Alih Bahasa: Suci Romadhona Apri Widiastuti. Edisi 5. Jakarta: Indeks . Muhammad Fadlillah Lilif Mualifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD.Yogyakarta: Ar -Ruzz Media. Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Novan Ardy Wiyani. 2013.Bina Karakter Anak Usia Dini.Yogyakarta:Ar - Ruzz Media. Rizkia Sekar Kirana.2013.Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Pra Sekolah. Skripsi: FIP Universitas Negeri Semarang. Saifuddin Azwar. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santrock, John. 2007. Perkembangan Anak. Alih Bahasa: Mila Rachmawati, S.Psi Anna Kuswanti. Jakarta: Erlangga. Singgih Santosa. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elek Media Komputindo. Slamet Suyanto. 2005. Dasar – Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat. Soelaiman Joesoef. 2004. Konsep Dasar PLS. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Supranto. 2004.Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta. Suryati Sidharto Rita Eka Izzaty. 2007. Pengembangan Kebiasaan Positif. Yogyakarta: Tiara Wacana.