Hasil Crosstabs Hasil Data Penelitian
58
mengontrol. Baumrind Casmini,2007:8 mengemukakan bahwa anak yang diberi kebebasan seluas
– luasnya untuk mengatur diri sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur serta mengontrol, justru anak memiliki
kesempatan mandiri dan mengembangkan kontrol internalnya sendiri. Sejalan dengan temuan penelitian ini menunjukkan 4 orang tua atau 8
yang cenderung menerapkan pola asuh permisif, semuanya cenderung memiliki kemandirian anak pada kategori sangat tinggi. Berbeda dengan
Hetheringon, Poekw dan Papalia Wiwit,2003:132 mengemukakan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh permisif anaknya memiliki tingkah
laku kurang mandiri dan kurang mampu mengontrol diri. Pada dasarnya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap
anak akan mendukung pembentukan kemandirian. Novan 2013:40 mengemukakan bahwa pembentukan karakter kemandirian tidak lepas dari
peran orang tua dan pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anak. Pola asuh ayah dan ibu mempunyai peran nyata dalam membentuk
karakter mandiri anak. Euis Sinarti 2004:123 mengemukakan bahwa orang tua yang
efektif adalah orang tua yang memperlakukan anak dengan hangat, mendukung anak secara positif, menetapkan batasan
– batasan dan nilai – nilai, mengikuti dan memonitor perilaku anak serta konsisten dalam
menegakkan aturan – aturan. Memonitor perilaku anak tentu dilakukan
dengan fleksibel dan tidak kaku karena apabila orang tua terlalu mengawasi segala kegiatan anak, anak merasa kebebasannya dibatasi.
59
Maka orang tua harus seimbang dalam memberikan dorongan untuk beraktivitas dan memberikan pengawasan.
Lebih lanjut, pengasuhan otoritatif cenderung gaya paling efektif karena orang tua otoritatif menerapkan keseimbangan yang tepat antara
kendali dan otonomi, sehingga memberi kesempatan anak membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas dan panduan yang
dibutuhkan anak ReuterConger dalam Santrock, 2002:168. Senada dengan Bety 2012:172 mengemukakan bahwa pola asuh otoritatif ini
orang tua mendorong anak untuk menjadi mandiri, tetapi tetap memberikan batasan
– batasan serta mengontrol perilaku anak. Lain halnya, jika anak dibesarkan dengan pola asuh yang memaksakan
kehendak, wajib menaati peraturan dan tidak memberikan peluang untuk berinisiatif, akan menjadikan generasi yang tidak memiliki masa depan
dan tidak mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang Yeni,2011:8.
Kemandirian bukan ketrampilan yang muncul tiba – tiba, tetapi
merupakan suatu proses dan perlu diajarkan kepada anak. Anak perlu dibiasakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri seperti makan sendiri
dan memakai pakaian sendiri. Sebenarnya, anak pada awal usia sudah siap memasuki tahap kemandirian, tetapi perlu dukungan dan bimbingan orang
tua sebagai penguat perilaku anak menjadi pribadi yang mandiri. Bimbingan orang tua tersebut terjadi melalui pola pengasuhan yang
diterapkan pada anak. Melalui pengasuhan anak dididik supaya anak dapat