BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Kelainan respiratorik
Sesuai dengan mekanisme kerja antara volume dan aliran udara paru flow - volume maka kelainan respiratorik terdiri obstruktif dan restriktif.
10
Pada kedua kelainan ini terjadi penurunan peak epiratory flow PEF namun
dengan penyebab yang berbeda. Kelainan obstruktif asma, bronkitis,
emfisema merupakan gangguan aliran udara dimana terjadi volume paru yang besar yang dapat meningkatkan tekanan rekoil elastisitas alveoli,
sedangkan pada kelainan restriktif didapatkan gangguan volume paru yang terjadi dengan peningkatan rekoil elastisitas dinding paru fibrosis pulmonal
atau peningkatan rekoil elastisitas alveoli penyakit yang berhubungan dengan surfaktan paru yang berkurang.
Pada pemeriksaan fungsi paru, kelainan restriktif menunjukkan penurunan kapasitas total paru KTP atau Total Lung Capacity TLC dan
kapasitas vital KV atau Vital Capacity VC, sedangkan pada kelainan obstruktif, akibat penumpukan udara akan terjadi peningkatan volume
residual VR atau residual volume RV dan Kapasitas Residual Fungsional KRF atau Functional Residual Capacity FRC
.
11
12
Universitas Sumatera Utara
2.2 Patogenesis Perkembangan Paru
Sistem respiratorik terdiri dari mekanisme pemompaan otot - otot respiratorik, dinding dada dan saluran nafas, pertukaran gas antar membran
antara ruangan udara dan sirkulasi pulmonal dan susunan saraf pusat yang terhubung dengan suatu sistem sensorik kimiawi dan mekanis yang
terdistribusi pada sistem sirkulasi tubuh. Pada dasarnya sistem ini memastikan tidak hanya efisiensi pertukaran gas tetapi juga kemampuan
beradaptasi dalam pengambilan oksigen dan eliminasi karbondioksia untuk kebutuhan proses hidup yang bervariasi.
Perubahan komponen sistem respiratorik dan interaksinya dengan sistem sirkulasi memiliki peran pada beragam manifestasi klinis. Manifestasi
yang paling berat adalah terjadinya ketidakseimbangan tekanan parsial karbondioksida dan oksigen pada arteri darah yang diketahui sebagai gagal
nafas.
13
Perkembangan paru terdiri dari 5 tingkat antara lain: embrionik 26 sampai 52 hari, psedoglandular 52 hari sampai minggu 16, kanalikular
minggu 16 sampai 28, sakular minggu 28 sampai 36 dan alveoli minggu 36 sampai usia kehamilan cukup bulan. Tingkatan ini menunjukkan,
perkembangan periode alveoli belum mulai sebelum 36 minggu. Gambar 2.2.1 menunjukkan tingkat perkembangan paru.
13
10
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2.1 Tingkat perkembangan paru.
Perkembangan alveoli dimulai dari pembentukan sakula pada saat saluran respiratorik membentuk sistem percabangan. Struktur ini besar,
berdinding tebal dan lebih irregular dari alveoli, kemungkinan agar mampu mengatur pertukaran gas. Pada usia gestasi 28 sampai 32 minggu, beberapa
sakula memiliki bentuk kerucut dan lapisan kapiler tunggal tetapi bayi yang lahir kurang dari 28 minggu hampir tidak memiliki alveoli. Pada bayi cukup
bulan didapatkan sekitar 150 juta alveoli dengan jumlah yang sangat variatif.
10
Ukuran paru menunjukkan jumlah unit akhir yang tidak dapat dideteksi oleh ahli anak tetapi akan mempengaruhi fungsi respiratorik anak di
kemudian hari. Menurut studi di Amerika didapatkan 300 juta alveoli pada paru dewasa yang dibentuk pada usia 2 tahun. Variabilitas jumlah alveoli
yang ada saat usia 20 tahun tidak dapat diprediksi untuk pertambahan jumlah alveoli dan kapan berhenti pertambahan alveoli pada usia tersebut. Sistem
13
Universitas Sumatera Utara
respiratorik akan terus berkembang dari lahir hingga dewasa muda. Awal perkembangan paru dan riwayat gambaran penyakit respiratorik memiliki
pengaruh yang besar terhadap fungsi paru selama masa anak. Struktur respiratorik berubah akan selama masa pertumbuhan. Struktur
yang berubah adalah volume paru dan hubungan tekanan dan volume compliance yang menunjukkan perkembangan parenkim alveoli,
sedangkan hubungan aliran udara dan aliran tekanan resisten dan konduktan menunjukkan perkembangan saluran respiratorik.
13
Perkembangan paru setelah lahir akan terus terjadi sampai masa remaja dan kemungkinan akan terus berlanjut. Hal ini penting untuk diingat
bahwa paru bayi baru lahir bukanlah miniature paru dewasa. Selama pertumbuhan, diameter trakea mendekati tiga kali lipat, dimensi alveoli
meningkat empat kali lipat dan jumlah alveoli meningkat sekitar sepuluh kali lipat sementara massa tubuh meningkat 20 kali lipat. Hubungan anatomis lain
dari paru bayi dan anak adalah mirip dengan paru dewasa. Area permukaan internal paru sesuai dengan massa tubuh mendekati 1 m
14
2
kg dari berat badan tubuh, dan proporsi total paru diwakilkan setiap lobus yang konstan
dari bayi sampai remaja. Nilai rata – rata dari berat lobus paru mengekspresikan persentase berat paru total seperti berikut: berat lobus atas
19.5, berat lobus tengah 8.3, lobus bawah kanan 25.3, lobus kiri atas 22.5 dan berat lobus bawah kiri 24.6.
10
Universitas Sumatera Utara
2.3 Klasifikasi dan Gejala Kelainan Respiratorik