Diagnosis Kelainan respiratorik Tinjauan Pustaka

posisi supine menunjukkan laringomalasia atau tracheomalasia. Riwayat suara serak atau afoni menunjukkan keterlibatan pita suara. 2.3.4 . Infiltrat persistan pada pemeriksaan foto toraks 17 Pada pneumonia akut, infiltrat paru secara radiologis akan hilang selama 1 sampai 3 minggu, tetapi pada sejumlah anak terutama bayi, sering mengalami kegagalan pembersihan infiltrat secara komplit selama 4 minggu. Kemungkinan anak akan mengalami demam atau tidak demam dengan bermacam gejala dan tanda respiratorik. 17

2.4. Diagnosis Kelainan respiratorik

Langkah awal untuk menentukan diagnosis kelainan respiratorik adalah dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis seperti pertanyaan tentang gejala, bersifat kronis atau tidak, gejala muncul malam hari atau sepanjang hari, atau berhubungan dengan aktivitas seperti saat makan atau olahraga. Sistem respiratorik juga berhubungan dengan sistem organ lain dan pertanyaan harus berhubungan dengan sistem jantung, pencernaan, sistem saraf pusat, hematologi dan sistem imunitas. Pada kelainan respiratorik akut diperlukan isolasi virus dari hapusan nasofaring untuk menegakkan diagnosis. Kelainan respiratorik kronis sulit menentukan penyebab karena gejala dapat disebabkan oleh proses diluar infeksi saluran nafas akut. 12 17 Universitas Sumatera Utara Pendekatan diagnostik dengan pemeriksaan fisik sederhana pada kelainan respiratorik biasanya dapat menemukan perubahan mekanisme respiratorik yang dapat dideteksi. Perubahan tersebut berupa peningkatan frekuensi pernafasan, retraksi dinding dada, dan pernafasan cuping hidung. Frekuensi pernafasan tergantung pada banyak faktor termasuk usia. Pernafasan yang tidak normal secara mekanik menghasilkan perubahan kompensasi yang langsung menjaga keseimbangan atau meningkatkan ventilasi. Anak dengan penyakit restriktif akan bernafas lebih cepat dan dangkal. Suara pernafasan ekspirasi merintih umumnya terjadi pada anak yang berusaha mencapai Kapasitas Residual Fungsional KRF atau Fuctional residual capacity FRC dengan menutup glottis pada saat akhir ekspirasi. Anak dengan penyakit obstruktif akan bernafas lambat dan dalam. Ketika terjadi obstruksi pada ekstratorakal dari hidung sampai midtrakea akan terjadi inspirasi yang lebih panjang dari ekspirasi, dan stridor inspirasi dapat didengar. Ketika obstruksi pada intratorakal akan terjadi ekspirasi lebih panjang dari inspirasi dan pasien sering menggunakan otot ekspirasi tambahan. Perkusi paru biasanya menghasilkan “beda” pada kelainan respiratorik restriktif dan timpani pada kelainan respiratori obstruktif. Tetapi penilaian ini memiliki nilai yang rendah pada bayi karena tidak dapat membedakan suara yang berasal dari jaringan yang berdekatan satu dengan yang lain. 14 Universitas Sumatera Utara Pada pemeriksaan auskultasi dapat menentukan adanya inspirasi atau ekspirasi yang memanjang dan memberikan informasi mengenai simetris dan kualitas gerakan udara. Pemeriksaan auskultasi yang tidak normal dapat mendeteksi suara tambahan berupa stridor suara inspirasi yang lebih dominan, ronki suara nada tinggi, suara terputus - putus yang ditemukan selama inspirasi dan lebih jarang selama awal ekspirasi yang menandakan pembukaan ruang udara yang baru saja tertutup, atau wheezing suara musikal, suara yang tidak terputus - putus yang biasanya disebabkan oleh adanya aliran turbulensi pada saluran nafas yang sempit. Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan menurut indikasi misalnya evaluasi sputum, pemeriksaan radiologis paru, bronkoskopi, pemeriksaan alveolar lavage fluid atau biopsi paru. Terapi optimal tergantung pada diagnostik spesifik, namun terapi simptomatis pada kelainan paru kronis dapat membantu menjaga fungsi paru yang adekuat sampai perbaikan muncul dengan sendiri. Terapi simptomatis seperti terapi inhalasi dan terapi fisik untuk sekresi respiratorik yang berlebihan, pemberian antibiotik untuk infeksi bakteri, pemberian oksigen tambahan untuk hipoksemia, dan pemeliharaan nutrisi yang cukup. Karena paru-paru anak memiliki potensi penyembuhan yang luar biasa, fungsi paru-paru normal pada akhirnya dapat dicapai dengan pengobatan meskipun keparahan sudah terbentuk selama masa bayi atau anak usia dini. 13 17 Universitas Sumatera Utara

2.5. Faktor Risiko yang Mendasari Perjalanan Kelainan respiratorik