Pengukuran aliran udara lain membutuhkan anak untuk menarik nafas pada KTP TLC dan membuang nafas sepanjang mungkin untuk beberapa
detik. Kerjasama dan kekuatan otot yang bagus diperlukan untuk pengukuran yang dapat dipercaya. Volume Ekspirasi Detik Pertama VEP1 atau FEV1
berhubungan dengan keparahan kelainan obstruktif. Nilai mid expiratory flow maksimal, rata – rata aliran lebih besar dari pertengahan 50 forced vital
capacity menjadi indikator obstruksi saluran nafas ringan. Sensitivitasnya pada perubahan volume residu dan kapasital vital namun penggunaannya
terbatas pada anak dengan penyakit yang lebih parah.
17
2.7 Faktor risiko penurunan fungsi paru
Perkembangan paru dipengaruhi oleh pertumbuhan fetus selama trimester akhir dan selama tahun pertama kehidupan. Pemberian nutrisi, vitamin A dan
kortikosteroid, hiperoksia dan ibu perokok saat kehamilan mempengaruhi perkembangan paru. Walaupun kolagen dan elastin penting pada
morfogenesis dan pembentukan cabang saluran nafas, interstitium dari paru mengandung sedikit kolagen dan elastin selama gestasi akhir dan saat lahir.
Tidak adanya kolagen dan elastin dapat mempermudah terjadinya ruptur pada ruang paru pada bayi prematur. Elastin berhubungan dengan
perkembangan alveoli, meningkat selama kehidupan postnatal begitu juga kolagen paru. Perubahan rasio dan bentuk berakibat pada perubahan
Universitas Sumatera Utara
hubungan volume dan tekanan paru dan elastisitas paru berkurang bersama dengan bertambahnya usia sampai dewasa muda.
Berat badan lahir berhubungan dengan gejala respiratorik seperti wheezing, batuk dan infeksi saluran nafas bawah khususnya usia 2 sampai 5
tahun, paling banyak saat usia 4 tahun dan menurun pada usia 7 tahun.
12
18,31
Studi di Amerika menunjukkan bahwa berat badan lahir berhubungan dengan terjadinya wheezing, wheezing rekuren dan asma pada usia 2 tahun dengan
peningkatan faktor risiko pada anak laki – laki, terpapar rokok secara pasif, riwayat orang tua asma, dan paparan dari saudara kandung yang lain.
Namun terjadinya wheezing, wheezing rekuren dan asma pada usia 2 tahun tidak berhubungan dengan usia gestasi.
19
Sebaliknya pada studi lain usia gestasi berhubungan dengan kelainan respiratorik pada masa anak – anak
sedangkan berat badan lahir berhubungan dengan disfungsi paru. Hubungan usia gestasi dengan kelainan respiratorik yang paling banyak adalah
terjadinya wheezing, sehingga setiap bertambahnya usia gestasi dapat mengurangi risiko kelainan respiratorik berupa wheezing sebanyak 10.
Pada penelitian kohort di Norwegia menunjukkan bahwa bayi prematur dengan berat badan lahir sangat rendah khususnya yang memiliki riwayat
BPD neonatal berhubungan secara signifikan dengan penurunan nilai VEP1 pada usia 10 dan 18 tahun dibandingkan riwayat bayi cukup bulan. Hal ini
juga meningkatkan terjadinya obstruksi nafas yang muncul saat usia anak
31
Universitas Sumatera Utara
pertama kelahiran dan dewasa awal.
32
Hal ini juga disimpulkan oleh studi kasus kontrol pada usia sekolah di Jerman.
33
Pada studi di Prancis menjelaskan bahwa terapi surfaktan berhubungan dengan penurunan risiko
abnormalitas paru pada anak usia sekolah.
34
Namun pada studi di India, terdapat penurunan nilai VEP1 pada usia 7 tahun dengan atau tanpa riwayat
BPD.
35
Fungsi paru juga dipengaruhi oleh geografis dan lingkungan. Namun pada studi di Indonesia bahwa tidak ada perbedaan bermakna fungsi paru
anak usia 10 sampai 12 tahun yang sekolah di area polusi udara tinggi dan rendah.
Pada studi di India menunjukkan bahwa selain antropometrik dan faktor sosial ekonomi, tingkat ketinggian tempat tinggal juga mempengaruhi fungsi
paru.
36
37
Studi di Afrika pada 27.660 orang kulit hitam di Afrika menunjukkan bahwa riwayat tuberkulosis menyebabkan kerusakan kronis paru dan
mempengaruhi nilai FEV1.
38
Studi di Skotlandia pada pemeriksaan paru dewasa menunjukkan penurunan fungsi paru dengan riwayat asma dan
wheezing bronkitis pada masa anak – anak.
39
Pada studi di Utah terdapat penurunan FEV1 lebih dari 300 mL pada laki – laki dan 200 mL pada
wanita berhubungan dengan status ekonomi. Rokok berhubungan dengan efek lanjutan dari kerusakan sistem respiratorik.
Pada studi prospektif di Arizona, insiden pneumonia selama tiga tahun pertama kehidupan adalah sebanyak 7.4. Anak dengan diagnosis
40
Universitas Sumatera Utara
pneumonia lebih berisiko menderita asma dan rekuren wheezing pada usia 6 sampai 11 tahun dibandingkan dengan anak yang tidak menderita
pneumonia, selain itu juga terjadi penurunan nilai KRF FRC pada usia 6 tahun dan nilai FEV1 pada usia 11 tahun.
40
Faktor risiko adanya wheezing juga berhubungan dengan riwayat keluarga asma.
41
Universitas Sumatera Utara
2.8 Kerangka konseptual