Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

45 pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dan juga untuk mempermudah penjelasan materi ajar IPS khususnya kepada peserta didik.

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

media di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Pada tahap pelaksanaan pembelajaran IPS ini, guru memulai pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan deskripsi tentang rencana penyampaian materi pembelajaran IPS. Guru mendorong siswa agar tergugah untuk bisa merespon mengenai materi pem- belajaran yang akan disampaikan. Namun, sebelum menyampaikan materi baru guru juga mengulang beberapa materi yang telah disampaikan pada perte- muan sebelumnya. Sebagaimana dikemukakan oleh St selaku guru kelas VI sebagai berikut: “Secara umum saya memulai pembelajaran IPS ini dengan pendahuluan sebagai apersepsi. Bertanya kepada para siswa mengenai materi yang lalu. Dan selanjutnya menanyai siswa beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan saya sampaikan sebagai pemanasan bagi para siswa.” Hal ini sesuai dengan observasi peneliti pada tanggal 15 Mei 2014. Guru, sebelum menyampaikan materi inti, beliau memberikan apersepsi terlebih dahulu pada siswa, agar siswa mendapat stimulus pada proses pembelajaran berikutnya. 46 Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pada permulaan pembelajaran guru tidak secara langsung menyampaikan materi pelajaran yang baru. Namun guru melakukan pemanasan agar otak mind siswa tergugah. Hal ini dimaksudkan untuk mengondisikan pemikiran siswa menuju kepada mate- ri yang baru. Dalam pembelajaran IPS, guru mengawali dengan menyampaikan pemahaman materi secara global dan secukupnya melalui power point dan juga alat peraga berupa peta dan globe yang telah disiap- kan oleh guru. Setelah itu guru meminta agar siswa memahami secara langsung mengenai kondisi wilayah Negara Indonesia. Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI: ”Saya menyampaikan materi tentang “Wilayah Ne gara Indonesia” sebagaimana yang telah saya persiapkan di media power point, peta Indonesia dan globe. Selanjutnya saya meminta siswa untuk memahami dan menunjukkan secara langsung dengan memberikan tugas mencari peta Negara Indonesia, kemudian setelah data didapat siswa menyampaikan laporannya di hadapan siswa lain- nya yang selanjutnya didiskusikan untuk kemu- dian di bahas bersama.” Hal ini juga dibenarkan oleh MCS selaku guru kelas VI dan Kt, selaku guru kelas IV. “Ya, benar. Saya memanfaatkan media alat peraga terlebih dahulu sehingga memudahkan siswa memahami materi, baru saya lanjutkan dengan tanya jawab interaktif dengan siswa.” 47 Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru secara berurutan memberikan materi pemahaman sebagai aspek kognitif secukupnya. Lebih luas dari itu semua, guru memberikan penekanan kepada siswa agar bisa mengetahui secara langsung pemahaman wilayah Indonesia dalam pembelajaran IPS sebagaimana yang dimaksudkan. Pada pembelajaran IPS berbasis multimedia ini, siswa merasakan adanya perbedaan dalam model pembelajaran. Siswa merasa dimudahkan oleh tampil- an materi pembelajaran oleh guru, sehingga siswa menjadi lebih tertarik akan materi pembelajaran. Hal ini membuat kondisi siswa menjadi lebih senang dan semangat dalam pembelajaran IPS . Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut: “iya benar. Siswa nampak semangat dan terlihat aktif dalam aktivitas proses pembelajaran dengan media power point dan globe yang menarik. Semua siswa terlihat fokus mengenai materi yang saya berikan. Siswa aktif dalam menemukan jawaban, aktif bertanya mengenai materi yang belum dipa- hami, aktif dalam berdiskusi, saling membantu dan aktif dalam menyelesaikan masalah” Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa cukup terlihat aktif dalam pembelajaran. Siswa aktif bertanya, aktif menemukan jawaban, dan aktif berdiskusi sesama teman saling membantu. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran ber- basis multimedia dengan power point, peta dan globe 48 mampu menjadikan suasana belajar terasa hidup dan menyenangkan karena siswa cukup antusias sehingga dapat saling mengemukakan pendapat, jawaban dan argument sebelum guru memberikan kesimpulan. Siswa bisa menyelami materi pelajaran dan memahami secara cepat. Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI: “Kondisi kelas terasa menyenangkan dan hidup, terbukti dengan adanya beberapa indikasi; kelas yang terkondisi artinya siswa saling mengajukan pertanyaan, jawaban dan argument sambil sesekali diwarnai humor karena jawaban atau pertanyaan atau argument siswa yang terkesan lucu namun siswa tidak merasa malu untuk menyampaikan- nya, siswa mempunyai keberanian atas jawaban yang disampaikan dengan mengemukakan penda- pat, tidak ada siswa yang mengantuk, tidak ada siswa yang bercerita sendiri, semua siswa terlibat dalam diskusi dan pembelajaran yang menyenang- kan.” Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dengan pembelajaran berbasis multimedia dengan power point dan alat peraga peta dan globe, pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena proses pembelajaran yang memadukan unsur media multi- media sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Justru siswa merasa tertarik untuk dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dengan kenyataan. Dengan begitu siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui media power point dan peta. 49 Dalam proses pembelajaran IPS berbasis multi- media ini, guru merasa tidak ada yang dikhawatirkan. Artinya, guru dalam pembelajaran IPS sudah cukup siap dalam menerapkan langkah-langkah pembelajar- an ini dengan maksimal. Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI sebagai berikut: “Saya merasa tidak ada yang menyulitkan pada saat proses pembelajaran, karena siswa tertarik, respect dan terlihat sangat senang serta antusias terhadap tugas-tugas yang saya berikan. Siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan- pertanyaan seputar tugas yang telah mereka kerja- kan di luar kelas. Sebaliknya siswa yang lain juga sangat berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari teman lain yang diajukan, yang pada akhirnya terjadi perdebatan atau diskusi yang mengalir begitu saja tanpa harus disetting, namun masih dalam kontrol saya sehingga kelas tidak terlihat gaduh. Kemudian setelah itu baru saya memberi- kan jawaban atau memberikan kesimpulan atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan mengemukakan dasar teoritisnya, dengan membe- rikan contoh yang mudah dipahami dan dimenger- ti oleh siswa.” Sebagaimana yang disampaikan oleh Sn, selaku guru kelas V dan MCS yang menyatakan bahwa anak- anak jadi tambah bersemangat. Mayoritas siswa merasa senang, semangat, antusias dalam mengikuti pelajaran IPS. Buktinya anak-anak tidak ada yang mengantuk atau ramai sendiri. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru sudah cukup mampu mengelola kelas dengan baik. Salah satu kuncinya adalah guru 50 menguasai secara maksimal model pembelajaran ber- basis multimedia dan persiapan materi dengan baik. Guru tinggal mengaplikasikan pada pembelajaran IPS. Meskipun secara teori memahami model pembelajaran berbasis multimedia dengan baik, namun masih ada beberapa hambatan dari luar yang menjadikan proses pembelajaran berlangsung kurang maksimal. Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI: “Hambatan yang terkadang muncul adalah masih ada beberapa fasilitas yang belum tersedia di SDN 6 Batursari. Kendala tersebut biasanya berupa sering listrik mati sehingga pembelajaran tertunda, genset yang tersedia juga kurang bagus terkadang error.” Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa masih ada beberapa fasilitas pembelajaran yang kurang maksimal, antara lain: listrik mati. Hal ini menghambat kelancaran pembelajaran dengan penggunaan LCD. Namun untuk media alat peraga seperti globe dan peta masih tetap bisa dijalankan. Penerapan pembelajaran ini nampak cukup memunculkan pengaruh yang besar bagi perkembang- an sikap siswa dan dalam pengembangan berpikir. Artinya, pembelajaran ini merupakan salah satu variasi pendekatan yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran, siswa dapat dikondisikan oleh guru di kelas dengan baik. Sebagai indikasinya adalah jika pada pembela- 51 jaran sebelumnya, tidak sedikit siswa yang mengan- tuk, bercerita sendiri maupun ramai karena kurang sesuainya metode yang diterapkan dan juga nampak monoton. Dengan pendekatan ini menjadikan semua siswa bisa mengaktifkan semua organ tubuh, baik otak maupun organ tubuh lain. Karena selain dituntut pada aspek kognitif, siswa juga dituntut adanya pengembangan pada aspek afektif dan psikomotorik skill. Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI: “Menurut pengamatan saya, siswa tertarik karena dengan metode ini siswa belajar tidak hanya seke- dar materi saja, melainkan siswa langsung bisa masuk dalam kehidupan nyata. Dalam arti siswa langsung mengetahui secara kongkrit dengan media yang digunakan .” Sebagaimana Wardah, selaku siswa mengata- kan: Sekarang saya lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memahami gambaran wilayah Indonesia dan dunia secara menyeluruh. Jadi saya dan teman-teman sekarang makin senang dan semangat lagi untuk mengikuti pelajaran karena cara mengajarnya sangat menye- nangkan, dan tidak membosankan lagi. Hal ini juga diungkapkan oleh Siska Anggraeni sebagai berikut: Benar, guru kelihatan mampu mengelola pembela- jaran dengan baik, dan sudah tidak perlu meminta bantuan orang lain dalam memasang LCD, demi- kian juga ketika ada kesalahan teknis, guru sudah bisa membetulkannya. 52 Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kondisi siswa dengan penerapan multimedia cukup ada perkembangan yang baik dan perlu di- praktikkan pada pembelajaran berikutnya dan mata pelajaran lainnya. Inti dari perkembangan ini adalah karena adanya proses pembelajaran yang berlangsung secara kondusif, siswa juga lebih aktif, dan guru hanya memposisikan diri sebagai fasilitator proses pembelajaran. Jika dicermati dengan baik pembelajaran ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan pembelajar- an sebelumnya yang terlihat konvensional, meskipun ada beberapa kesamaan di dalamnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V: “Pada prinsipnya tujuan metode pembelajaran itu sama, yaitu ingin menjadikan siswa itu lebih pandai dan memahami materi pelajaran dengan baik. Antara materi yang satu dengan lainnya terkadang saling melengkapi. Kelebihan metode ini, dibandingkan dengan meto- de konvensional adalah bahwa dalam metode ini, siswa secara langsung dan cepat bisa memahami materi pelajaran. Siswa diperlihatkan dengan kea- daan sebenarnya meskipun dalam bentuk minia- tur atau dalam gambar pada pada layar LCD.” Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pendekatan pembelajaran berbasis multimedia memiliki kelebihan berupa adanya pengaitan secara langsung antara materi yang dipelajari dengan kondisi nyata lingkungan sekitar, baik dari unsur ekonomi, 53 sosial, budaya maupun yang lainnya. Sehingga siswa dalam pembelajaran IPS dengan penggunaan multi- media ini dapat memahami secara langsung antara materi dengan kondisi nyata. Pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan multimedia, guru menggunakan beberapa media yang sesuai dengan materi. Standar kompetensi pembela- jaran selalu dilengkapi dengan media yang berhubung- an dengan materi yang dimaksudkan. Sebagaimana dikemukakan oleh St, selaku guru kelas VI sebagai berikut. “Media yang saya butuhkan pada pembelajaran IPS dengan multimedia seperti laptop, LCD, materi power point, globe, peta. ” Pendapat ini didukung oleh MCS, yang juga selaku guru kelas VI sebagai berikut. “tentu, dengan penggunaan alat pembelajaran multimedia seperti laptop, LCD, materi power point, globe dan peta maka pembelajaran IPS akan lebih menarik.” Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa media dalam pembelajaran IPS berupa laptop, LCD dan power point, peta dan globe. Standar minimal alat tersebut sudah tersedia di sekolah, dan jika ada kekurangan alat-alat sebagai media pembelajaran, maka guru segera mencari pinjaman pada sekolah lain yang dekat meskipun pinjaman ini jarang dilakukan. Guru tetap berusaha berkoordinasi dengan pihak 54 sekolah untuk mengajukan penambahan alat peraga yang dibutuhkan. Adanya media pembelajaran yang cukup maka menjadikan proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Lancarnya proses pembelajaran maupun me- ningkatnya hasil belajar siswa. Sebagaimana pembela- jaran dan pendekatan lain yang biasa diterapkan, guru juga akan mengakhiri pembelajaran dengan memberi- kan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya dan memberikan tugas sebagai bahan belajar di rumah. Hal ini dimaksudkan agar pada pembelajaran IPS berbasis multimedia tidak ada siswa yang merasa kurang puas, melainkan memberikan solusi bagi kesulitan-kesulitan yang masih dirasakan oleh siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Sn, selaku guru kelas V sebagai berikut: “Saya mengakhiri pembelajaran ini dengan mena- nyakan kepada siswa beberapa pertanyaan, antara lain: apakah semua siswa sudah paham dan mampu semua, jika ada yang belum paham silah- kan ditanyakan. Kemudian saya juga memberikan tugas pada siswa sebagai tahap penekanan belajar agar siswa selalu mempelajari materi yang sudah saya sampaikan dan tidak mudah lupa.” Sebagaimana juga dikemukakan oleh Kt, selaku guru kelas IV sebagai berikut: “biasanya saya mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan bersama dengan memberikan ke- sempatan pada siswa untuk menyimpulkan terle- bih dahulu, selanjutnya saya menekankan kesim- pulan secara menyeluruh dan lebih ringkas. Dan 55 biasanya juga saya berikan PR agar siswa mau mengulang pelajaran di rumah ” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru memberikan motivasi belajar untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS.

4.2.3 Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Multi-

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

0 1 7

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratik Kepala Sekolah Dan Etos Kerja Dengan Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Mranggen Demak T2 BAB IV

0 0 16

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru di SDN Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 BAB IV

0 0 13

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kelas Berbasis Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Kebongung 3 Demak T2 BAB IV

0 0 33

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB IV

0 0 28