Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB II

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kajian Teori

2.1.1 Pengelolaan Pembelajaran

Menurut Echols dan Hasan Shadily (2004: 1) manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola. Menurut Mulyono (2008: 35) manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dale (dalam Pidarta, 2004: 2) menyata-kan manajemen berarti: (1) mengelola orang-orang, (2) pengambilan keputusan, (3) proses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan.

Lebih lanjut Pidarta (2004: 4) menegaskan bahwa dalam pendidikan manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendi-dikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Mana-jemen merupakan proses perencanaan, pengorgani-sasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi


(2)

yang telah ditetapkan. Hal ini berarti bahwa manajer atau pemimpin organisasi berusaha agar tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat tercapai.

Berdasarkan hal di atas maka pengertian penge-lolaan mengandung unsur dan proses. Usaha ditun-jukkan oleh kemauan kepala sekolah, tenaga edukatif dan tenaga administratif yang terlibat, sedangkan proses ditunjukkan oleh jalannya usaha dalam rangka pencapaian tujuan di sekolah. Usaha dan proses tersebut berupa kegiatan-kegiatan pengelolaan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Suryosubroto (2004: 33) mengabstrak-sikannya menjadi empat proses yaitu: planning, organizing, actuating, dan controling. Keempat proses tersebut lazim juga digambarkan dalam bentuk siklus, karena setelah langkah controlling, lazimnya dilanjut-kan dengan membuat planning (perencanaan) baru.

Hersey (dalam Pidarta, 2004: 13) memberikan penjelasan bahwa empat fungsi pengelolaan yakni merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan mengontrol. Menurut Suryobroto (2004: 35) pengelo-laan pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pemantauan.

Dalam pengelolaan pembelajaran, seorang guru hendaknya memiliki kemampuan untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat sehingga


(3)

pembela-jaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagaimana dikemukakan oleh Dick and Carey (dalam Uno, 2008:1), bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Mulyono (2008: 25-27) proses pengelo-laan meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiat-an atau lkegiat-angkah-lkegiat-angkah ykegiat-ang akkegiat-an dilakskegiat-anakkegiat-an di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen merupakan proses pengkoordinasian dan pengintegrasian semua sumber, baik manusia, fasilitas, maupun sumber daya teknikal lain untuk mencapai tujuan khusus yang ditetapkan (Danim, 2007: 32). Perencanaan dalam pembelajaran memiliki fungsi: (1) memberi pemaham-an pada guru tentpemaham-ang tujupemaham-an pendidikpemaham-an dpemaham-an tujupemaham-an yang hendak dicapai, (2) menambah keyakinan pada guru atas nilai-nilai pengajaran dan prosedur yang digunakan, (3) membantu guru dalam rangka menge-nal kebutuhan-kebutuahn dan minat siswa, (4) me-ngurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar (Hamalik, 2011: 135).


(4)

Perencanaan dalam penelitian ini adalah rang-kaian kegiatan yang dilakukan sekolah dalam penyu-sunan kegiatan pembelajaran IPS dengan mengguna-kan multimedia. Dalam hal ini kepala sekolah melibat-kan komite sekolah dalam penyusunan program dan komponen sekolah lainnya seperti guru. Dalam kegiat-an penyusunkegiat-an ini ada beberapa hal ykegiat-ang dipertim-bangkan sehingga diharapkan pelaksanaan pembela-jaran IPS berjalan efektif.

Langkah-langkah dalam perencanaan pembela-jaran IPS adalah menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan strategi untuk mencapai tujuan, memilih sumber daya yang mendukung, dan imple-mentasi setiap keputusan. Diharapkan dengan peren-canaan pembelajaran yang baik, maka akan meng-hasilkan PBM yang baik pula.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif dan antar personalia, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan mem-peroleh keputusan pribadi untuk melaksanakan tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Pengorgani-sasian atau Organizing menurut Tery (dalam Sagala, 2006: 23) adalah menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasikan sehingga hubung-an satu sama lain dalam orghubung-anisasi dipengaruhi oleh hubungan keseluruhan dalam sistem.


(5)

Langkah kegiatan pengorganisasian dalam pene-litian ini diimplementasikan dalam bentuk pemberian tugas kepada guru, pengorganisasian materi pembela-jaran IPS, dan jadwal pelaksanaan kegiatan pem-belajaran IPS. Pengorganisasian tugas pengajar dan jadwal IPS dilakukan oleh sekolah. Sementara itu, pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan oleh guru itu sendiri. Adapun hasil dari pengorganisasian ini berupa terlaksananya program oleh guru atau kepala sekolah sesuai dengan job description masing-masing.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk mere-alisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Rencana yang telah disusun akan mempunyai nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuat-an ykekuat-ang mkekuat-antap dkekuat-an meyakinkkekuat-an sebab jika tidak kuat, maka proses pendidikan yang diinginkan sulit terealisasi.

Dalam penelitian ini penggunaan berbagai media pembelajaran diimplementasikan dalam bentuk segala aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran IPS, khususnya pada saat berada di lingkungan sekolah. Langkah utama dalam pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis multimedia ini berupa: (1) penentuan materi pembelajaran IPS oleh guru, (2) pemilihan media


(6)

pembelajaran yang tepat, (3) penggunaan serta pera-gaan media pembelajaran oleh guru, (4) interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran IPS.

2.1.2 Pembelajaran Berbasis Multimedia

Kata Multimedia terdiri dari dua kata, yaitu multi yang berarti banyak, dan media yang berarti perantara. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 121) multimedia berarti beberapa alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna menca-pai tujuan pengajaran. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audio-visual, dimana penggunaan media ini juga harus disesuaikan dengan tujuan instruksional dan kompe-tensi guru.

Multimedia merupakan salah satu bentuk teknologi komputer yang saat ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Multimedia mencakup berbagai media dalam satu perangkat lunak (software). Menurut beberapa pakar, di antaranya Furt, Haffors, Thomson dan Jayant (Munir, 2001: 13) multimedia adalah penggunaan antara berbagai media seperti teks, numerk, frafik, gambar, animasi, video, fotografi, dan data dengan program komputer (dalam satu software digital) serta mempunyai kemampuan inter-aktif, menjadi salah satu alternatif yang baik sebagai alat bantu dalam pembelajaran.


(7)

Sebagaimana dikemukakan oleh Hasrul (2010) bahwa multimedia interaktif adalah sebuah teknologi baru dengan potensi yang sangat besar untuk mengu-bah cara belajar, cara untuk mendapatkan informasi dan cara untuk menghibur. Diskusi melalui multi-media interaktif merupakan cara baru untuk belajar yang paling populer dari multimedia pembelajaran. Penggunaan teknologi multimedia sebagai salah satu media pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk membantu mengatasi masalah belajar siswa, karena dengan menggunakan teknologi multimedia (seperti CD interaktif), siswa mampu untuk belajar mandiri, lebih mudah, nyaman, dan belajar sesuai dengan kemampuannya tanpa kendala eksternal.

Suyanto (dalam Ambarwati, 2010) menyatakan ada empat komponen penting multimedia:

(1) harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan pengguna, (2) harus ada link yang meng-hubungkan kita dengan informasi, (3) harus ada alat navigasi yang memandu pengguna menjelajah jaringan informasi, (4) multimedia menyediakan tempat kepada pengguna untuk mengumpulkan, memproses, mengomunikasikan informasi dan ide.

Dalam pembelajaran multimedia diasumsikan siswa memperoleh pengalaman yang cukup karena memanfaatkan panca indera sehingga memaksimalkan proses pembelajaran yang berdampak pada mening-katnya hasil belajar siswa menjadi lebih baik (Cronbach dalam Baharuddin, 2009: 13).


(8)

Elemen-elemen multimedia yang menggabung-kan beberapa komponen seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara dan video sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Konsep multimedia menurut Mayer (2001) meliputi tiga level, yaitu: pertama, level teknis yang berkaitan dengan alat-alat teknik (alat-alat ini dapat dianggap sebagai kendaraan pengangkut tanda-tanda/signs); kedua, level semiotik yang berkaitan dengan bentuk tasi (yaitu teks, gambar atau grafik); bentuk represen-tasi ini dapat dianggap sebagai jenis tanda (type of signs); ketiga, level sensorik yaitu berkaitan dengan saluran sensorik yang berfungsi untuk menerima tanda (signs). Bila dalam suatu aplikasi multimedia, pemakai (user) diberikan suatu kemampuan untuk mengontrol elemen-elemen yang ada, maka multimedia tersebut dinamakan interactive multimedia (multimedia interaktif).

Belinda Soo-Phing Teoh and Tse Kian Neo (2007) dalam Interactive Multimedia Learning: Students’ Attitudes and Learning Impact In an Animation Course

mengemukakan bahwa “Interactivity makes the

learning process responsive and active, governing a learning of participation and doing, not passive watching or merely listening”, artinya bahwa interaktif penggunaan multimedia membuat proses pembelajar-an menjadi lebih responsif dpembelajar-an aktif, mengatur


(9)

pem-belajaran partisipasi dan melakukan, menonton tidak pasif atau hanya mendengarkan.

Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan dengan harapan agar siswa mampu menangkap/me-nerima, memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya. Gardner (dalam Rahmat, 2008) mengemukakan bahwa kemampuan memproses informasi itu dalam bentuk tujuh kecer-dasan, yaitu: (1) logis-matematis, (2) spasial, (3) lingu-istik, (4) kinestetik-keparagaan, (5) musik, (6) inter-personal, dan (7) intrapersonal. Media yang dapat mengakomodir persyaratan-persyaratan tersebut ada-lah komputer. Komputer mampu menyajikan informasi yang dapat berbentuk video, audio, teks, grafik, dan animasi (simulasi).

Misalnya, dalam pembelajaran IPS, beberapa topik yang sulit disampaikan secara konvensional atau sangat membutuhkan akurasi yang tinggi, dapat dilaksanakan dengan bantuan teknologi komputer/ multimedia, seperti menunjukkan daerah yang sulit dijangkau maka ditunjukkan dengan peta atau globe, proses gempa bumi atau gunung meletus dapat disaji-kan dengan mudah dan cepat melalui video sehingga dapat mengoptimalkan peran indra dalam menerima informasi ke dalam sistem informasi. Melalui animasi suatu bangun ruang dapat digerak-gerakkan, diputar, dipisahkan menurut bidang-bidang sisinya, sehingga dapat relatif lebih cepat membangun struktur pema-haman siswa tentang konsep bangun ruang. Hal ini


(10)

juga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinier, dan multidi-mensional secara interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah dalam memilih, menyintesa dan meng-elaborasi pengetahuan yang ingin dipahami. Multi-media hanya salah satu sarana yang mempermudah proses belajar mengajar tetapi belum tentu sesuai untuk menyajikan semua pokok bahasan dalam proses belajar mengajar. Selain itu perbedaan indi-vidual siswa, sesuai dengan kecepatan dan kemam-puan belajarnya dapat dibantu dengan layanan program komputer yang disesuaikan dengan bahan ajar yang diperlukan serta komunikasi yang berlang-sung antara siswa dan komputer di bawah fasilitator guru diwujudkan dalam bentuk stimulus-resplons (Kusumah, 2003: 1).

Selanjutnya Jonassen (Chaerumman, 2004) ber-pendapat bahwa pembelajaran berbasis TIK (multi-media) dapat mendukung terjadinya proses belajar yang:

a. Active, yaitu memungkinkan siswa terlibat aktif dikarenakan proses belajar yang menarik dan bermakna;

b. Constructive, yaitu memungkinkan siswa menggabungkan konsep/ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna yang selama ini ada dalam pikirannya;


(11)

c. Collaborative, yaitu memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau masyarakat untuk saling bekerja sama, berbagi ide, saran dan pengalaman;

d. Intentional, yaitu memungkinkan siswa untuk aktif dan antusias berusaha mencapai tujuan yang diinginkannya;

e. Conversational, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses sosial dan dialogis di mana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah;

f. Contextualized, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses belajar pada situasi yang bermakna (real-world); dan

g. Reflective, memungkinkan siswa untuk dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkannya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.

Dari uraian tersebut, multimedia memungkin-kan siswa untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan dan lainnya) serta secara tidak langsung telah mening-katkan keterampilan penggunaan TIK atau Information and Communication Technology Literacy (Fryer, 2001).

Salah satu media yang sering digunakan adalah komputer. Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan yang diperhitungkan sederhana dan rumit. Satu unit komputer terdiri atas empat kelompok komponen dasar, yaitu input (misal keyboard dan writingpad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data (memori yang menyimpan


(12)

data yang akan diproses oleh CPU baik secara per-manen (ROM) maupun untuk sementara (RAM), dan ouput (misal layar monitor, printer atau plotter) (Azhar Arsyad, 2002:52). Komputer memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperti CD player, video tape, dan audio tape. Di samping itu, komputer dapat merekam, menganalisis dan memberi reaksi kepada respon yang diambil oleh pemakai atau siswa (Arsyad, 2002: 52).

Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal sering dinamakan pengajaran dengan bantuan komputer (CAI) dikembangkan dalam beberapa format, antara lain tutorial, simulasi, permainan, dan discovery. Komputer telah pula digunakan untuk mengadministrasi tes dan pengelolaan sekolah (Arsyad, 2002: 52).

2.1.3 Penerapan Aplikasi Multimedia

Berbagai aplikasi multimedia dapat dilihat pada penjabaran berikut:

1. Aplikasi Presentasi

Multimedia digunakan sebagai media komuni-kasi yang efektif untuk menyajikan materi pembela-jaran kepada peserta didik. Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di


(13)

gunakan multimedia projector yang memiliki jang-kauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan kemampuan belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik.

Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, dan telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presen-tasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang dikem-bangkan oleh Microsoft incCorel presentation yang dikembangkan oleh Coral inc” hingga perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut.

Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perang-kat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu


(14)

audio serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteris-tik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan peru-bahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Pengolahan bahan presentasi dengan menggu-nakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presen-tasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal. Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pernbelajaran.

2. Computer Based Training (CBT )

Multimedia digunakan untuk mempermudah pembelajaran tentang pengetahuan yang menuntut penyajian visual. Contoh: CBT digunakan untuk menunjukkan cara membersihkan dan menguji busi.


(15)

Dengan cara seperti ini, tidak hanya tata cara mem-besihkan busi yang dapat divisualisasikan, tetapi bunyi percikan api ketika busi dites juga diper-dengarkan.

3. Aplikasi Hiburan

Multimedia digunakan dalam program-program permainan untuk membentuk suasana yang lebih menarik dan interaktif.

4. Aplikasi Pendidikan

Multimedia digunakan memvisualisasikan pela-jaran-pelajaran yang sulit diterangkan (misalnya fisika, kimia dan matematika) dengan cara konven-sional.

5. Aplikasi Penyajian Informasi

Multimedia dapat dipakai untuk membentuk ensiklopedia atau kamus yang melibatkan teks, gambar, dan suara. Selain itu, multimedia juga memungkinkan penerbitan elektronis, baik dalam bentuk buku elektronis maupun koran elektronis.

6. Aplikasi Interaktif

Kios adalah tempat informasi yang biasa di-jumpai pada tempat-tempat umum (misalnya mall atau universitas). Pemakai dapat berinteraksi dengan layar sentuh untuk mempermudah dalam mencari informasi.


(16)

CD interaktif dapat digunakan pada pembelajar-an di sekolah sebab cukup efektif meningkatkpembelajar-an hasil belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI) Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Adapun beberapa model multimedia interaktif di antaranya model drill, model tutorial, model simulasi, model games.

7. Aplikasi Telekonferensi

Multimedia digunakan untuk bertemu muka dan bercakap-cakap melalui kamera kecil yang dihubung-kan ke masing-masing komputer pemakai. Bekerja dalam Pembelajaran Multimedia, Alessi dan Trollip menggambarkan bagaimana lingkungan belajar efektif yang dirancang (termasuk lingkungan belajar multi-media) mencakup empat elemen: (a) Penyajian informasi; (b) Bimbingan mengenai bagaimana untuk melanjutkan; (c) Praktik untuk kelancaran dan retensi; (d) Penilaian untuk menentukan kebutuhan untuk perbaikan dan langkah berikutnya.

Dalam desain instruksional, tujuan multimedia tidak hanya untuk menggabungkan beberapa media, memasukkan efek bagus, atau menambah komplek-sitas (yang dapat mengurangi pembelajaran). Gunakan setiap media yang menguntungkan untuk


(17)

mengga-bungkan media sehingga potensi belajar lebih besar dan lebih efektif daripada menggunakan elemen tunggal saja.

Pada umumnya tipe penyajian yang banyak

digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki perbe-daan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan menga-jarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada guru/instruk-tur.

8. Video Pembelajaran

Selain CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di SD. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD interaktif di SD cocok untuk mengajarkan suatu proses. Misalnya cara penyerbukan pada tumbukan, teknik okulasi, pembelahan sel, proses respirasi dan lain-lain.


(18)

9. Internet

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajar-an mengkondisikpembelajar-an siswa untuk belajar secara mpembelajar-an- man-diri. “Through independent study, students become

doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpus-takaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups (arts).

2.1.4 Keuntungan Menggunakan Multimedia Pem-belajaran

Keuntungan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut: (1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif; (2) Pengajar akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran; (3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran; (4) Menambah motivasi pem-belajar selama proses pem-belajar mengajar hingga didapat-kan tujuan pembelajaran yang diingindidapat-kan; (5) Mampu


(19)

menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.

2.2

Penelitian Relevan

Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti meng-gunakan acuan dari beberapa penelitian terdahulu yang sejenis. Penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk membandingkan (mengcompare) dengan peneli-tian ini. Adapun penelipeneli-tian relevan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

Nur Sri Pujirahayu (2011). “Pengelolaan Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan (Studi Kualitatif di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang”. Hasil pene-litian menunjukkan:

1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam peren-canaan pembelajaran IPS dengan mengguna-kan pendekatan lingkungan meliputi: (a) me-nentukan tema atau materi pembelajaran, (b) menentukan objek lingkungan sesuai dengan tema, (c) menentukan waktu pembela-jaran pembelapembela-jaran, (d) pembagian kelompok, (e) menyusun panduan tugas kelompok, (f) membuat komponen penilaian, dan (g)

meng-alokasikan waktu pembelajaran. Dalam peren-canaan pembelajaran, guru menentukan objek lingkungan dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitar sekolah, menyesuaikan dengan materi pembelajaran, faktor kemudah-an dkemudah-an keamkemudah-ankemudah-an bagi siswa agar pembelajar-an dapat berjalpembelajar-an efektif, dpembelajar-an tujupembelajar-an pembela-jaran tercapai dengan baik;


(20)

2. Interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran terjalin selama kegiatan belajar mengajar ber-langsung. Interaksi terjalin dalam bentuk ko-munikasi dua arah, baik pada saat penjelasan materi pembelajaran, pemberian pertanyaan, pelaksanaan diskusi, pelaksanaan observasi, dan pelaksanaan pos tes. Siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru tetapi juga dengan siswa lain dalam satu kelompok dan berinter-aksi pula dengan kelompok lain dalam diskusi kelas. Dengan pendekatan lingkungan, siswa juga berinteraksi dengan lingkungan yang dija-dikan sebagai sumber belajar;

3. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat penilaian berupa tes dan non tes. Bentuk tes diberikan melalui pembe-rian soal essay dan untuk non tes dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan efektif siswa dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran disusun sesuai dengan metode dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran.

Muhammad Fariz Ibnu Hata (2011), dalam

penelitian yang berjudul “Pengelolaan Kelas Dalam

Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII MTs Al

Ma’arif 01 Singosari Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kelas memang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran IPS Terpadu di

MTs Al Ma’arif 01 Singosari Malang” dan setiap guru

IPS Terpadu dapat terus berusaha untuk meningkat-kan pengelolaan kelas agar dalam pembelajaran siswa terjadi peningkatan.


(21)

2.3

Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang baik, khususnya mata pelajaran IPS, perlu adanya konsep pembelajaran yang sesuai sehingga pelaksa-naan pembelajaran berjalan baik dan tercapai tujuan pembelajaran. Harapan dari proses pembelajaran yang baik adalah terwujudnya prestasi belajar siswa yang optimal.

Pada proses belajar mengajar seorang guru memiliki posisi penting kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran, fasilitator, informator maupun pengelola pembelajaran. Salah satu yang perlu dicermati adalah kemampuan seorang guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Dari berbagai macam model pembelajaran, pembelajaran multimedia merupakan salah satu model pembelajaran yang cukup baik sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif, efisien dan menyenangkan.

Implementasi multimedia ini dimaksudkan agar siswa mampu memahami materi pelajaran secara detail. Hal ini diasumsikan karena guru bisa menyam-paikan materi pelajaran dengan adanya bantuan media yang sesuai. Siswa juga bisa memahami teori pelajaran dengan adanya bantuan media yang diguna-kan oleh guru secara maksimal.

Oleh karenanya, implementasi multimedia dalam pembelajaran IPS perlu dilaksanakan secara sistematis mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan


(22)

evaluasi. Selain itu seorang guru harus bisa mensikapi adanya faktor pendukung dan penghambat dengan maksimal. Jika keempat sub ini bisa dilaksanakan oleh guru dengan maksimal, maka diasumsikan hasil belajar IPS dengan menggunakan multimedia menjadi optimal. Hal ini bisa dilihat sebagaimana skema gambar berikut.

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian Faktor yang

mendukung

Pelaksanaan Pembelajaran

IPS Berbasis Multimedia

Evaluasi Pembelajaran

IPS Berbasis Multimedia Perencanaan

Pembelajaran IPS Berbasis Multimedia

Faktor penghambat

Hasil Pembelajaran IPS


(1)

bungkan media sehingga potensi belajar lebih besar dan lebih efektif daripada menggunakan elemen tunggal saja.

Pada umumnya tipe penyajian yang banyak

digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki perbe-daan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan menga-jarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada guru/instruk-tur.

8. Video Pembelajaran

Selain CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di SD. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD interaktif di SD cocok untuk mengajarkan suatu proses. Misalnya cara penyerbukan pada tumbukan, teknik okulasi, pembelahan sel, proses respirasi dan lain-lain.


(2)

9. Internet

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajar-an mengkondisikpembelajar-an siswa untuk belajar secara mpembelajar-an- man-diri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpus-takaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups (arts).

2.1.4 Keuntungan Menggunakan Multimedia Pem-belajaran

Keuntungan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut: (1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif; (2) Pengajar akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran; (3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran; (4) Menambah motivasi pem-belajar selama proses pem-belajar mengajar hingga didapat-kan tujuan pembelajaran yang diingindidapat-kan; (5) Mampu


(3)

menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.

2.2

Penelitian Relevan

Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti meng-gunakan acuan dari beberapa penelitian terdahulu yang sejenis. Penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk membandingkan (mengcompare) dengan peneli-tian ini. Adapun penelipeneli-tian relevan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

Nur Sri Pujirahayu (2011). “Pengelolaan Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan (Studi Kualitatif di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang”. Hasil pene-litian menunjukkan:

1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam peren-canaan pembelajaran IPS dengan mengguna-kan pendekatan lingkungan meliputi: (a) me-nentukan tema atau materi pembelajaran, (b) menentukan objek lingkungan sesuai dengan tema, (c) menentukan waktu pembela-jaran pembelapembela-jaran, (d) pembagian kelompok, (e) menyusun panduan tugas kelompok, (f) membuat komponen penilaian, dan (g)

meng-alokasikan waktu pembelajaran. Dalam peren-canaan pembelajaran, guru menentukan objek lingkungan dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitar sekolah, menyesuaikan dengan materi pembelajaran, faktor kemudah-an dkemudah-an keamkemudah-ankemudah-an bagi siswa agar pembelajar-an dapat berjalpembelajar-an efektif, dpembelajar-an tujupembelajar-an pembela-jaran tercapai dengan baik;


(4)

2. Interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran terjalin selama kegiatan belajar mengajar ber-langsung. Interaksi terjalin dalam bentuk ko-munikasi dua arah, baik pada saat penjelasan materi pembelajaran, pemberian pertanyaan, pelaksanaan diskusi, pelaksanaan observasi, dan pelaksanaan pos tes. Siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru tetapi juga dengan siswa lain dalam satu kelompok dan berinter-aksi pula dengan kelompok lain dalam diskusi kelas. Dengan pendekatan lingkungan, siswa juga berinteraksi dengan lingkungan yang dija-dikan sebagai sumber belajar;

3. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat penilaian berupa tes dan non tes. Bentuk tes diberikan melalui pembe-rian soal essay dan untuk non tes dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan efektif siswa dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran disusun sesuai dengan metode dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran.

Muhammad Fariz Ibnu Hata (2011), dalam

penelitian yang berjudul “Pengelolaan Kelas Dalam

Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII MTs Al

Ma’arif 01 Singosari Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kelas memang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran IPS Terpadu di

MTs Al Ma’arif 01 Singosari Malang” dan setiap guru

IPS Terpadu dapat terus berusaha untuk meningkat-kan pengelolaan kelas agar dalam pembelajaran siswa terjadi peningkatan.


(5)

2.3

Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang baik, khususnya mata pelajaran IPS, perlu adanya konsep pembelajaran yang sesuai sehingga pelaksa-naan pembelajaran berjalan baik dan tercapai tujuan pembelajaran. Harapan dari proses pembelajaran yang baik adalah terwujudnya prestasi belajar siswa yang optimal.

Pada proses belajar mengajar seorang guru memiliki posisi penting kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran, fasilitator, informator maupun pengelola pembelajaran. Salah satu yang perlu dicermati adalah kemampuan seorang guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Dari berbagai macam model pembelajaran, pembelajaran multimedia merupakan salah satu model pembelajaran yang cukup baik sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif, efisien dan menyenangkan.

Implementasi multimedia ini dimaksudkan agar siswa mampu memahami materi pelajaran secara detail. Hal ini diasumsikan karena guru bisa menyam-paikan materi pelajaran dengan adanya bantuan media yang sesuai. Siswa juga bisa memahami teori pelajaran dengan adanya bantuan media yang diguna-kan oleh guru secara maksimal.

Oleh karenanya, implementasi multimedia dalam pembelajaran IPS perlu dilaksanakan secara


(6)

evaluasi. Selain itu seorang guru harus bisa mensikapi adanya faktor pendukung dan penghambat dengan maksimal. Jika keempat sub ini bisa dilaksanakan oleh guru dengan maksimal, maka diasumsikan hasil belajar IPS dengan menggunakan multimedia menjadi optimal. Hal ini bisa dilihat sebagaimana skema gambar berikut.

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian Faktor yang

mendukung

Pelaksanaan Pembelajaran

IPS Berbasis Multimedia

Evaluasi Pembelajaran

IPS Berbasis Multimedia Perencanaan

Pembelajaran IPS Berbasis Multimedia

Faktor penghambat

Hasil Pembelajaran IPS


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB IV

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 942012072 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pembelajaran Ips Berbasis Multimedia di SD Negeri Batursari 6 UPTD Dikpora Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

0 1 7

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratik Kepala Sekolah Dan Etos Kerja Dengan Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Di Kecamatan Mranggen Demak T2 BAB II

0 0 18

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru di SDN Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak T2 BAB II

0 0 20

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kelas Berbasis Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tematik Di SD Negeri Kebongung 3 Demak T2 BAB II

0 0 17

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II

0 1 24