lain berarti pendapatan dua orang menjadi pendapata satu keluarga dan ini meningkatkan daya beli. Di samping itu, mobilitas geografis
dalam keluarga juga mengakibatkan struktur keluarga berubah. Akibatnya, banyak praktek perusahaan yang tadinya dikembangkan
untuk struktur keluarga primitif saat ini menjadi kurang tepat. f. Penerimaan Orang Terhadap Kekuasaan Primitif Berkurang
Makin banyak bukti bahwa di lembaga seseorang makin kurang bersedia menerima keputusan, meskipun keputusan tersebut
berasal dari seseorang yang berkedudukan lebih tinggi dalam organsiasi. Mungkin mereka mempertanyakan mengapa perintah
tersebut dikeluarkan. Mereka hanya menerima keputusan apabila didasarkan pada pertimbangan yang rasional, objektif, dan ilmiah.
g. Peran Waktu Luang Berubah. Waktu luang yang banyak adalah hal yang berguna bagi
individu. Suatu kombinasi dari kerja yang pendek, imbalan yang lebih tinggi, pengembangan industri, dan waktu luang akan
menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikanan yang memuaskan dan terjangkau. Dampaknya adalah perusahaan
menemukan tambahan pesaing ketika mencoba menarik para tenaga pendidik dan kependidikan, mendorong mereka bertugas,
serta melibatkan dirinya dalam tenaga pendidik dan kependidikanan.
6. Faktor Dasar Mutasi
Dalam mengadakan program mutasi, tenaga pendidik dan kependidikan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang
dipandang objektif dan rasional, antara lain karena kebijakan dan peraturan pimpinanKepsek, prinsip the right man on the right job,
154
untuk meningkatkan moral kerja, sebagai media kompetisi yang rasional, untuk promosi, mengurangi labour turnover, dan harus
terkoordinasi.
1 Mutasi Disebabkan Kebijakan dan Peraturan Pimpinan
Pelaksanaan mutasi tenaga pendidik dan kependidikan berdasarkan perencanaan sebelumnya oleh sekolah menurut
kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan pimpinan. Mutasi dilaksanakan secara kontinu dan berdasarkan pedoman yang berlaku.
Dasar kebijakan dan peraturan tersebut umumnya dilaksanakan dengan maksud menjaga tingkat objektivitas yang maskimum dalam
pelaksanaan mutasi. Di lain pihak, umumnya kebijakan dan peraturan dilaksanakan karena mutasi merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan. Untuk menjaga tingkat objektivitas yang maksimum dalam pelaksanaan mutasi, pedoman normatif yang melandasi
hendaknya dituangkan secara tertulis dan dibuat secara tegas dan jelas. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan mutasi jangan sampai
dilaksanakan sekehendak manajemen tanpa pertimbangan rasional. Yang perlu mendapat perhatian mendalam bagi pimpinan atas
kebijakan dan peraturan yang mendasari pelaksanaan mutasi tidak hanya harus tegas dan jelas, tetapi lebih dari itu harus dilandasi oleh
argumentasi yag rasional, objektif, dan ilmiah. Dengan kata lain, argumentasi perlunya kebijakan dan peraturan tersebut betul-betul
memberikan keyakinan bahwa efektivitas, efisiensi, dan produktivitas kerja para tenaga pendidik dan kependidikan dapat ditingkatkan.
2 Mutasi Atas Dasar Prinsip The Right Man On The Right Job
Pelaksanaan seleksi tenaga pendidik dan kependidikan dilaksanakan untuk memenuhi tuntutan atas prinsip tersebut.
155
Penempatannya pun hendaknya dilakukan dengan cara yang paling menguntungkan berbagai pihak dan seobjektif mungkin. Meskipun
kenyataannya, penempatan tenaga pendidik dan kependidikan yang pertama kali belum tentu menjamin sepenuhnya bahwa perusahaan
akan mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan tepat pada tenaga pendidik dan kependidikanan yang tepat.
Meskipun berbagai kendala tujuan untuk menempatkan tenaga pendidik dan kependidikan pada tenaga pendidik dan kependidikanan
yang tepat seringkali ditemui, namun untuk merealisasikan tujuan tersebut, tidak cukup dengan program seleksi dan penempatan.
Manejemn SDM harus aktif mengadakan evaluasi secara kontinu, sebab dengan evaluasi tersebut manajemen dapat melaksanakan
mutasi pada para tenaga pendidik dan kependidikan. Melalui pelaksanaan mutasi manejemen SDM berusaha
memindahkan para tenaga pendidik dan kependidikan pada tenaga pendidik dan kependidikanan lain yang seimbang dengan frekuensi
tenaga pendidik dan kependidikanan sebelumnya. Dengan mutasi, manajemen akan mengoreksi kelemahan-kelemahan pelaksanaan
seleksi dan penempatan tenaga pendidik dan kependidikan yang pertama kali. Harapan yang hendak dicapai dengan langkah tersebut
adalah untuk menempatkan tenaga pendidik dan kependidikan pada tenaga pendidik dan kependidikanan yang tepat.
3 Mutasi Sebagai Tindakan Untuk Meningkatkan Moral Kerja
Prinsip the right man on the right job bukanlah merupakan program yang keberhasilannya abadi, karena karakter dan
kemampuan orang tidaklah stabil. Suatu tugas dan tenaga pendidik dan kependidikanan bersifat kontinu yang diberikan kepada seorang
156
tenaga pendidik dan kependidikan m;ungkin dapat menimbulkan rasa bosan sehingga berpengaruh terhadap penurunan moral kerja tenaga
pendidik dan kependidikan. Hal ini tidak mustahil terjadi pada tenaga pendidik dan kependidikan yang ditempatkan pada jabatan yang
sesuai dengan keahliannya. Dalam kondisi demikian, apabila tindakan untuk memberikan
tenaga pendidik dan kependidikanan dengan kemampuan lebih tinggi belum mengizinkan karena beberapa pertimbangan rasional maka
salah satu teknik yang harus ditempuh adalah dengan cara memutasikan tenaga pendidik dan kependidikan yang bersangkutan.
Akan tetapi, pelaksanaan mutasi harus mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi di waktu mendatang. Jangan sampai terjadi di
tempat yang baru, bukan hanya moral kerja yang menurun, tetapi tenaga pendidik dan kependidikanan yang baru tidak terselesaikan
karena tidak sesuai dengan kemampuan, kecakapan, dan keahlian tenaga pendidik dan kependidikan yang bersangkutan. Oleh karena
itu, dalam pelaksanaannya perlu pertimbangan yang matang dan cermat.
4 Mutasi Sebagai Media Kompetisi Yang Rasional
Tanpa dorongan untuk bersaing dengan orang lain, barangkali tidak ada gerakan manusia untuk berusaha ke arah kemajuan.
Dengan kompetisi yang rasional diharapkan kemajuan individu tenaga pendidik dan kependidikan akan lebih cepat tercapai. Oleh karena itu,
kompetisi antar tenaga pendidik dan kependidikan dalam sekolah harus dapat diciptakan. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah
dengan jalan memutasikan tenaga pendidik dan kependidikan.
157
Dengan cara memutasikannya, berarti dalam tenaga pendidik dan kependidikanan akan ditenaga pendidik dan kependidikankan lebih
dari seorang tenaga pendidik dan kependidikan meskipun dengan cara bergantian. Dengan demikian, tenaga pendidik dan kependidikan
baru akan termotivasi untuk memiliki prestasi lebih tinggi ketimbang tenaga pendidik dan kependidikan sebelumnya.
5 Mutasi Sebagai Langkah Promosi
Mutasi dimaksudkan sebagai pemindahan pada jenjang horizontal sama dengan tugas dan tenaga pendidik dan kependidikanan
sebelumnya, sedangkan promosi dimaksudkan sebagai pemilihan pada tingkatan vertikal lebih tinggi dengan tugas dan tenaga pendidik
dan kependidikanan sebelumnya. Tenaga pendidik dan kependidikan yang direncanakan untuk mengalami promosi memerlukan
penambahan pengalaman, pengetahuan, dan keahlian dalam bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk memperoleh
pengalaman, pengetahuan, dan keahlian pada pribadi tenaga pendidik dan kependidikan dalam ruang lingkup yang luas, meskipun
kurang mendalam, salah satu cara yang harus ditempuh oleh manajemen SDM adalah dengan jalan memutasikan tenaga pendidik
dan kependidikan yang bersangkutan di beberapa tenaga pendidik dan kependidikanan yang akan menjadi tanggung jawabnya apabila
dilaksanakan promosi. Sebagai langkah untuk promosi, selain dengan mutasi, perlu
diberikan peningkatan upgrading seperlunya. Dengan demikian, mutasi yang dilakukan betul-betul akan mencapai tujuan yang
diharapkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah penempatan tenaga pendidik dan kependidikan yang akan dimutasikan untuk promosi.
158
Evaluasi sebelumnya harus dilakukan secara kontinu dan objektif, karena jika terjadi kekeliruan akan mengurangi keberhasilan dalam
promosi.
159
6 Mutasi Untuk Mengurangi Labour Turnover
Apabila rasa kebosanan terhadap tugas dan tenaga pendidik dan kependidikanan yang tiap hari dipikul oleh seorang tenaga pendidik
dan kependidikan mencapai tingkat maksimum, dampak negatif atas kondisi ini bukan hanya akan menurunkan moral kerja, tetapi lebih
dari itu dapat menimbulkan keinginan tenaga pendidik dan kependidikan yang bersangkutan untuk keluar dari lembaga. Untuk
menanggulangi kondisi ini, apabila pelaksanaan promosi belum memungkinkan, mutasi merupakan salah satu cara yang harus
ditempuh. Namun beberapa lembaga mengatasi kondisi tersebut dengan
cara meningkatkan kompensasi dan kesejahteraan para tenaga pendidik dan kependidikan. Akan tetapi tidak selamanya cara tersebut
akan menghapus kebosanan. Salah satu jalan yang tepat adalah memutasikannya.
Tingkat labour turnover yang rendah barangkali tidak begitu merugikan lembaga, tetapi labour turover yng tinggi dapat
mengantarkan lembaga pada kebangkrutan apabila tidak segera ditanggulangi dengan tepat, sesuai dengan kemampuannya.
7 Mutasi Harus Terkoordinasi
Pelaksanaan program mutasi hendaknya dilakukan secara terkoordinasi karena mutasi yang dilakukan umumnya menyangkut
aktivitas lainnya secara berantai. Oleh sebab itu, mutasi hendaknya dilakukan secara terkoordinasi karena mutasi adalah suatu gerak
yang berputar. Dengan begitu, nilai-nilai positif atas pelaksanaan kegiatan tersebut tampak pada lembaga.
160
B. Promosi