Konsep Dasar Perencanaan MERENCANAKAN KEBUTUHAN TENAGA PENDIDIK DAN

BAB III MERENCANAKAN KEBUTUHAN TENAGA PENDIDIK DAN

KEPENDIDIKAN Pemikiran yang meletakkan sumber daya manusia sebagai titik sentral usaha pembangunan meletakan posisi pendidikan dalam peran yang kuat dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul. Pendidikan yang berperan begitu penting itu perlu dioptimasikan sehingga dalam penyelenggaraannya secara efektif dan efisien terarah dan terkoordinasikan secara terpadu pada pengembangan kualitas sumber daya manusia seperti yang diinginkan. Salah satu jawaban yang dapat diketengahkan adalah menjadikan perencanaan sebagai alat tool pembangunan pendidikan, yang berarti pula pembangunan kualitas sumber daya manusia. Optimasi pembangunan kualitas sumber daya manusia di sekolah dalam hal ini Tenaga pendidk dan Kependidikan ini perlu direncanakan secara baik dan komprehensif hingga usaha pendidikan dapat dijadikan aset nasional dan pembangunan nasional.

A. Konsep Dasar Perencanaan

Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya dan apa yang akan dilakukan intensifikasi, eksistensifikasi, revisi, renovasi, substitusi, kreasi dan sebagainya. Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan di masa yang akan datang, yaitu dalam jangka waktu 1, 3, 5, 10, 15, 25, 40, atau 50 tahun yang akan datang. Gambaran tentang harapan das sollen masa depan itu mungkin baru merupakan impian atau sekedar cita-cita saja, atau mungkin pula sudah ada ancar-ancar jangka panjang 10, 15, 25, 40 tahun ukuran waktunya, yang biasa disebut dengan visi. Sedangkan tugas yang 19 akan dilakukannya disebut dengan misi, yaitu untuk menghasilkan bidang hasil pokok key result areas dengan ukuran standar normatif tertentu values dan dengan jalan tertentu strategy yang dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan stakeholders. Jarak dan jurang kesenjangan gaps atau perbedaan differences dan ketimpangan disparities antara harapan dan kenyataan itulah yang lazimnya diidentifikasi sebagai permasalahan strategis strategic issue, yang membutuhkan pemecahan melalui program-program pembangunan yang terarah sasaran bidang garapannya. Tugas dan tenaga pendidik dan kependidikanan untuk mendeteksi seberapa besar atau seberapa jauh sebenarnya kemungkinan terdapatnya kesenjangan antara kebutuhan-kebutuhan ideal masa depan dengan kebutuhan yang ada saat ini pada dasarnya merupakan esensi dari perencanaan pendidikan. Beberapa unsur penting yang terkandung di dalam perencanaan pendidikan, yaitu: 1. Penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan, hal ini menyangkut metodologi dalam perencanaan. Perencanaan pendidikan dewasa ini telah berkembang dengan berbagai pendekatan dan metodologinya yang cukup kompleks dan sulit. 2. Proses perkembangan pendidikan, artinya bahwa perencanaan pendidikan itu dilakukan dalam rangka reform pendidikan, yaitu suatu proses dari status sekarang menuju ke status perkembangan pendidikan yang dicita-citakan. Perencanaan merupakan suatu momen dalam proses yang kontinyu. 3. Prinsip efektivitas dan efisiensi, artinya dalam perencanaan pendidikan itu pemikiran secara ekonomis sangat menonjol, misalnya dalam hal penggalian sumber-sumber pembiayaan pendidikan, alokasi biaya, hubungan pendidikan dengan tenaga pendidik dan kependidikan, hubungan pengembangan pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi. 20 4. Kebutuhan dan tujuan murid-murid dan masyarakat, artinya perencanaan pendidikan itu mencakup aspek internal dan eksternal daripada sekolah sistem pendidikan. Empat persoalan yang dibahas dalam mendefinisikan perencanaan pendidikan, yaitu: 1. Tujuan, apakah yang akan dicapai dengan perencanaan itu?. 2. Status sistem pendidikan yang ada, bagaimanakah keadaan yang ada sekarang?. 3. Kemungkinan pilihan untuk mencapai tujuan. 4. Strategi, penentuan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan. Secara konsepsional bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam masalah ini terdapat banyak komponen yang ikut berproses didalamnya. Adapun komponen-komponen yang ikut serta dalam proses pengambilan keputusan ini, antara lain: 1. Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikan. Target yang hendak dicapai dengan meletakkan tujuan pendidikan nasional yang akan berarti cara menyampaikannya pun akan juga mempengaruhi didalamnya. Misalnya, waktu pelaksanaan, pertahapan, taktis, dan strategi dalam meletakkan jalur kebijakan ke mana akan dibawa pendidikan itu. 2. Masalah strategi adalah termasuk penanganan policy kebijakan secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan daripada perencanaan pendidikan. Maka ketepatan peletakkan strategi ini adalah sangat penting adanya. Dalam hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan policy kebijakan ini adalah berkenaan dengan:  Sifat dan kebijakan nasional pendidikan.  Proses sosial yang dalam tingkat sedang berkembang. 21  Cara pendekatan yang dipergunakan sebagai watak sistem perencanaannya. Jadi dalam penentuan kebijakan sampai kepada pelaksanaan perencanaan pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti: siapa yang memegang kekuasaan penguasa, siapa yang menentukan keputusan, dan faktor- faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Hal-hal tadi dapat diketahui melalui output atau hasil sistem dari pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri. Dalam sistem pengambilan keputusan sebagaimana diuraikan tadi pada beberapa negara mempunyai cara yang berbeda- beda, seperti: di negeri Belanda Nederland dikenal dengan istilah-istilah Private Decision Keputusan bukan Pemerintah atau Swasta dan atau Keputusan Individual. Di Yugoslavia dengan sistem Syndicatisme, di Perancis dikenal dengan “Projective and Inductive Planning”, yakni perpaduan antara kegiatan dari pejabat negara dan bukan pejabat negara dalam proses tersebut. 3. Jenis dan tingkat kemajuan negara apakah negara berkembang atau negara terbelakang atau negara industri. Karena dari beberapa sifat negara tersebut, terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan. Selanjutnya dalam masalah persiapan perencanaan dalam definisi yang dikemukakan tersebut ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu:  Perencanaan itu kegiatan untuk masa yang akan datang.  Suatu masalah kuncinya adalah bentuk dan isi “strategis” dan hal ini yang harus mendapatkan perhatian.  Perencanaan bukan mesalah kira-kira, manipulasi, atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit, maka dalam prinsipnya harus telah benar-benar diperhatikan hal-hal tersebut. 22  Persiapan perencanaan harus dinilai dari pengertian- pengertian yang benar tentang kebijakan, arah kebijakan, dan dalam kondisi yang bagaimana pelaksanaannya dan sebagainya.  Suatu tindakan nyata dalam pelaksanaannya, sehingga dapat diartikan sebagai contoh dari yang lainnya. Menurut C. E. Beeby mantan Menteri Pendidikan Selandia Baru dan pernah menjabat sebagai Konsultan UNESCO di Paris, bahwa Perencanaan Pendidikan adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut. Dari beberapa rumusan tentang Perencanaan Pendidikan tadi bahwa masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep keputusan yang akan dilaksanakan di masa depan. Untuk jenis masyarakat bagaimana, untuk macam kepemimpinan politik, intelektual dan sosial yang bagaimana, atau untuk jenis kemampuan-kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan bagaimana pendidikan itu diarahkan? Semakin jauh seseorang dapat melihat masa depan, semakin jelas arah tujuan seseorang. Suatu rencana jangka panjang atau perspektif yang dapat menemukan dan menjelaskan arah dan garis- garis besar dengan demikian adalah suatu alat yang sangat berguna. Dari beberapa rumusan definisi oleh para ahli tersebut ada beberapa hal yang menonjol yang merupakan atribut atau ciri-ciri dari perencanaan pendidikan, yaitu: 1. Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisa, merumuskan dan menimbang serta memutuskan, keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi taat azas internal dan berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang 23 lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan. Dan ada tidak harus satu kegiatan mendahului dan didahulukan oleh kegiatan lain. 2. Perencanaan pendidikan selalu memperhatikan masalah, kebutuhan, situasi, dan tujuan kebutuhan, keadaan perekonomian, keperluaan penyediaan dan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan bagi pembangunan nasional serta memperhatikan faktor-faktor sosial dan politik merupakan aspek dari perencanaan pembangunan yang menyeluruh. 3. Tujuan dari perencanaan pendidikan adalah menyusun kebijaksanaan dan menggariskan strategi pendidikan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah menyusun alternatif dan prioritas kegiatan yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan pada masa yang akan datang dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan pendidikan. 4. Perencanaan pendidikan sebagai perintis atau pelopor dalam kegiatan pembangunan harus bisa melihat jauh ke depan bersifat inovatif, kuantitatif dan kualitatif. 5. Perencanaan pendidikan selalu memperhatikan faktor ekologi lingkungan. Dengan demikian, Perencanaan Pendidikan dalam pelaksanaannya tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari sudut kepentingan nasional. Hal ini tentu dapat dengan mudah dimengerti karena pendidikan adalah suatu kegiatan pranata sosial yang hasilnya baru dapat diukur dan dinilai dalam waktu yang relatif lama, kecuali dalam jenjang pendidikan tertentu, seperti halnya jenis pendidikan tinggi atau jenis pendidikan tertentu, seperti halnya jenis pendidikan latihan atau penataran yang bersifat profesional. Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh konsep dan pemahaman tentang pendidikan. Pendidikan mempunyai ciri unik 24 dalam kaitannya dengan pembangunan nasional dan mempunyai ciri khas karena yang menjadi garapannya adalah manusia. Dengan mempertimbangkan ciri-ciri pendidikan dalam perannya dalam proses pembangunan, maka perencanaan pendidikan mempunyai ciri-ciri seperti tercantum di bawah ini: 1. Perencanaan pendidikan harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi, karena pendidikan itu membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan masyarakatnya. 2. Perencanaan pendidikan harus memberikan kesempatan untuk mengembangkan segala potensi anak didik seoptimal mungkin. 3. Perencanaan pendidikan harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anak didik. 4. Perencanaan pendidikan harus komprehensif dan sistematis dalam arti tidak praktikal atau sigmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta disusun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai jenis dan jenjang pendidikan. 5. Perencanaan pendidikan harus diorientasi pada pembangunan dalam arti bahwa program pendidikan haruslah ditujukan untuk membantu mempersiapkan man power yang dibutuhkan oleh berbagai sektor pembangunan. 6. Perencanaan pendidikan harus dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitannya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistemstis. 7. Perencanaan pendidikan harus menggunakan resources secermat mungkin karena resources yang tersedia adalah langka. 8. Perencanaan pendidikan haruslah berorientasi kepada masa datang, karena pendidikan adalah proses jangka panjang dan jauh untuk menghadapi masa depan. 9. Perencanaan pendidikan haruslah kenyal dan responsif terhadap kebutuhan yang berkembang di masyarakat tidak statis tapi dinamis. 25 10. Perencanaan pendidikan haruslah merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus menerus berlangsung. Bila ciri-ciri tersebut dikaji dengan lebih seksama, maka akan terlihat bahwa perencanaan pendidikan itu mempunyai keunikan dan kompleksitas yang tidak dimiliki oleh jenis perencanaan lainnya dalam pembangunan nasional. Ciri-ciri tersebut diwarnai oleh pandangan terhadap pendidikan dan hakekat pembangunan suatu bangsa. Perencanaan pendidikan mengenal prinsip-prinsip yang perlu menjadi pegangan baik dalam proses penyusunan rancangan maupun dalam proses implementasinya. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai tercantum di bawah ini: 1. Perencanaan itu interdisiplinair karena pendidikan itu sendiri sesungguhnya interdisiplinair terutama dalam kaitannya dengan pembangunan manusia. 2. Perencanaan itu fleksibel dalam arti tidak kaku tapi dinamis serta responsif terhadap tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Karena itu planners perlu memberikan ruang gerak yang tepat terutama dalam penyusunan rancangan. 3. Perencanaan itu obyektif rasional dalam arti untuk kepentingan umum bukan untuk kepentingan subyektif sekelompok masyarakat saja. 4. Perencanaan itu tidak dimulai dari nol tapi dari apa yang dimiliki. Ini berarti segala potensi yang tersedia merupakan aset yang perlu digunakan secara efisien dan optimal. 5. Perencanaan itu wahana untuk menghimpun kekuatan- kekuatan secara terkoordinir dalam arti segala kekuatan dan modal dasar perlu dihimpun secara terkoordinasikan untuk digunakan secermat mungkin untuk kepentingan pembangunan pendidikan. 6. Perencanaan itu disusun dengan data, perencanaan tanpa data tidak memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. 26 7. Perencanaan itu mengendalikan kekuatan sendiri, tidak bersandarkan pada kekuatan orang lain, karena perencanaan yang bersandarkan kepada kekuatan bangsa lain akan tidak stabil dan mudah menjadi obyek politik bangsa lain. 8. Perencanaan itu komprehensif dan ilmiah dalam arti mencakup seluruh aspek esensial pendidikan dan disusun secara sistematik dengan menggunakan prinsip dan konsep keilmuan.

B. Analisis Posisi Perencanaan Pendidikan