Macam-Macam Stroke Infark Referat Stroke Infark

Edema yang terjadi akibat proses sitotoksik pada stroke iskemia yang merupakan kondisi yang bias mengakibatkan kematian akibat herniasi pada batang otak. Terapi yang biasa dilakukan untuk mengatasi tekanan intra cranial akibat proses edema sitotoksik adalah dekompresi dengan jalan kraniotomi. Pada pasien stroke iskemia akut sering kali mengalami hipertensi, hiperglikemia dan leukositosis sebagai akibat dari reaksi hipotalamus-hipofisis menghadapi stress, walaupun sebelumnya pasien tidak mengalami hipertensi, diabetes mellitus, ataupun infeksi. Pada hipertensi diberikan obat anti hipertensi. Penurunan tekanan darah yang aggressive pada stroke iskemi sangat berbahaya karena efek hipotensi akan menurunkan aliran darah otak yang sudah mengalami iskemi akibat serangan stroke, sehingga iskemi otak akan semakin berat dan kerusakan sel saraf dan sel glia otak akan semakin luas.

2.8 Macam-Macam Stroke Infark

2.8.1 Stroke Infark Trombotik 2.8.1.1 Definisi Adalah stroke yang disebabkan oleh karena terdapat oklusi pada pembuluh darah serebral yang terdapat thrombus, Sidharta,2004. 2.8.1.2 Gejala klinis : Tergantung pada area otak yang mengalami ischemia. 2.8.1.3 Pemeriksaan Penunjang  Darah lengkap  PT dan aPTT  Kimia darah, gula darah dan enzyme jantung  MRI dan CT Scan 2.8.1.4 Terapi: 14  Memperbaiki aliran darah : trombolitik dan anti koagulan  Memperbaiki glikolisis anaerob : oksigenasi dan terapi insulin  Mengurangi eksitotoksik : neuroprotektan  Mengurangi inflamasi : inhibisi microglia  Regenerasi sel neuron : stem cell 2.8.2Stroke Infark Emboli 2.8.2.1 Definisi Stroke infark emboli adalah ischemia otak yang disebabkan oleh emboli. Emboli dapat berasal dari jantung ataupun selain jantung, Hasan, 2011. Emboli berupa suatu thrombus yang terlepas dari dinding arteri yang aterosklerotik dan berulserasi, atau gumpalan trombosit yang terjadi karena fibrilasi atrium, gumpalan kuman karena endokarditis bacterial atau gumpalan darah dan jaringan infark mural. Kini telah diperoleh bukti-bukti bahwa embolisasi yang bersumber pada arteri serebral lebih sering terjadi karena embolisasi yang berasal dari jantung. Embolus sendiri bukan merupakan faktor satu-satunya, oleh karena embolus dapat menerobos kapiler dan dapat lisis. Tetapi kondisi arteri serebral yang sudah aterosklerotik atau arteriosklerotik ikut menentukan juga terjadinya oklusi arterial pada embolisasi, Sidharta, 2004. Keadaan arteri yang tidak sehat:  Secara structural arter-arteri tersebut mempermudah terjadinya oklusi dan turbulensi karena penyempitan lumen sehingga mempermudah pembentukan embolus.  Secara fungsional arteri-arteri tersebut tidak dapat mengelola dilatasi dan vasonstriksi vascular secara sempurna. Sehingga pada keadaan-keadaan yang kritis akan timbul gangguan sirkulasi yang mengakibatkan terjadinya ischemia dan infark sendiri. 2.8.2.2 Gejala Klinik 15 Defisit neurologis pada emboli biasanya akut dan makasimal saat onset. Sindroma stroke tergantung pada teritori arteri yang terkena. Dapat pula terjadi deficit neurologis secara temporer yang disebut dengan traveling embolus syndrome, hal ini terutama terjadi pada sirkulasi posterior. 2.8.2.3 Pemeriksan Penunjang  Laboratorium  EKG  Echocardiografi  CT scan dan MRI 2.8.2.4 Terapi Terdapat 3 fase terapi yaitu:  Restorasi sirkulasi : Dilakukan dengan terapi trombolisis menggunakan rt-PA terutama sebelum 4,5 jam setelah onset  Prevensi emboli berulang : menggunakan anti koagulan terutama pada emboli yang berasal dari jantung atau pembuluh darah besar lainnya. Kontra indikasi: Mutlak: perdarahan intracranial, gangguan hemostasis, ulkus peptikus aktif atau perdarahan gastrointestinal lainnya,. Relatif : hipertensi tidak terkontrol, ulkus peptikus tidak aktif, riwayat perdarahan oleh karena pemberian antikoagulan, dan ITP.  Terapi fisik dan rehabilitasi, Hasan, 2011. 16 BAB III TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK

3.1 Pengertian