BAB III TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK
3.1 Pengertian
Terapi oksigen hiperbarik merupakan tindakan dimana pasien menghirup oksigen murni secara berkala sambil ruangan pengobatan ditekan dengan tekanan lebih besar
daripada 1 ATA Atmosfir Absolut. Gill dan Bell, 2004. Terapi oksigen hiperbarik adalah pemberian oksigen tekanan tinggi untuk
pengobatan yang dilaksanakan dalam RUBT. Harianto et al, 2009 Tekanan 1 atmosfer adalah tekanan udara yang dialami oleh semua benda,
termasuk manusia, diatas permukaan laut, bersifat tetap dari semua jurusan dan berada dalam keseimbangan. Harianto et al, 2009
Terdapat 3 hukum yang berperan dalam terapi oksigen hiperbarik, yaitu Gill dan Bell, 2004 :
1. Hukum Boyle
17
Pada suhu tetap, tekanan berbanding terbalik dengan volume. 2. Hukum Henry
Jumlah gas terlarut dalam cairan atau jaringan sebanding dengan tekanan parsial gas tersebut dalam cairan atau jaringan.
3. Hukum Dalton Tekanan total suatu campuran gas adalah sama dengan jumlah tekanan parsial
dari masing – masing bagian gas. Terapi oksigen hiperbarik memiliki efek dalam meningkatkan solubilitas
oksigen dalam plasma. Pasien yang ditempatkan pada ruangan udara bertekanan tinggi RUBT dengan tekanan 2,8 ATA dan menghirup oksigen murni dapat
meningkatkan ikatan oksigen hingga 10 – 13 kali. Enam volume persen 6 ml per 100 ml plasma oksigen terlarut dalam plasma. Sehingga, plasma mampu mengangkut
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh. Kindwall dan Whellan, 1997
Tergantung dari fisiologi dan patofisiologi tiap individu, efek oksigen bertekanan tinggi dapat bervariasi, yaitu : supresi produksi alpha-toxin pada gas
gangrene, peningkatan aktivitas leukosit, penurunan perlekatan sel putih pada dinding kapiler, vasokonstriksi pada pembuluh darah normal, perbaikan pertumbuhan
fibroblas dan produksi kolagen, stimulasi produksi enzim peroksida dismutase, penyimpanan ATP pada membran sel dengan reduksi pada edema sekunder, supresi
respon imun tertentu, peningkatan aktivitas osteoklas, peningkatan proliferasi kapiler, dan sebagainya. Kindwall dan Whellan, 1997
3.2 Manfaat