Kehancuran alam semesta karena api

10 Kelas XII Semester 1

1. Kehancuran alam semesta karena api

Pada suatu ketika bumi ini akan hancur atau mengalami suatu perubahan. Secara umum istilah peristiwa kehancuran bumi dikenal dengan kiamat. Kehancuran bumi bukanlah merupakan akhir kehidupan manusia. Bumi bagi kehidupan manusia bukan hanya bumi kita saja tetapi ada banyak bumi lain yang terdapat dalam tata surya -tata surya lain yang tersebar di alam semesta ini. Kehancuran bumi menurut Kitab Anggutara Nikaya, Sattakanipata berawal dari musim kemarau yang lama sekali. Selanjutnya dengan berlangsungnya musim kemarau yang panjang ini muncullah matahari yang kedua. Berselang suatu masa yang lama muncul matahari ketiga, matahari keempat, matahari kelima, matahari keenam dan akhirnya matahari ketujuh. Pada kemarau panjang sampai matahari ketujuh terjadi perubahan-perubahan yang besar di bumi ini. Pada waktu matahari ketujuh muncul, bumi ini seperti bola api dan akhirnya seperti debu dan lenyap bertebaran di alam semesta. Kehancuran alam semesta karena panas dan api ditandai adanya: 1. Tidak ada hujan dalam waktu yang lama ratusan tahun hingga ratusan ribu tahun sehingga semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon-pohon penghasil obat, pohon palem, dan pohon-pohon besar di hutan menjadi layu, kering, dan mati. 2. Selanjutnya akan tiba suatu masa dimana matahari kedua muncul sehingga semua sungai dan danau surut, kering, dan tiada. Ketika matahari kedua telah muncul, tak bisa dibedakan antara siang dan malam. Setelah matahari yang satu tenggelam yang lain terbit, dunia merasakan terik matahari tanpa henti, tetapi tidak ada dewa yang mengatur matahari pada waktu kehancuran kappa berlangsung seperti pada matahari yang biasa karena dewa matahari pun mencapai jhana dan terlahir kembali di alam Brahma. Pada waktu matahari yang biasa bersinar awan kilat dan uap air berbentuk gelap memanjang melintasi angkasa, tetapi pada kehadiran Sumber : http:adirsakhadhammo.blogspot.com Gambar 1.6. Kehancuran Bumi Pendidikan Agama Buddha 11 matahari penghancur kappa angkasa sama kosongnya dengan cakram kaca jendela tanpa kehadiran awan dan uap air. 3. Selanjutnya akan tiba suatu masa, matahari ketiga muncul sehingga semua sungai besar menguap, surut, kering, dan tiada seperti Sungai Gangga, Sungai Yamuna, Sungai Aciravati, dan Sungai Sarabhu. 4. Selanjutnya akan tiba suatu masa, matahari keempat muncul sehingga semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar yaitu Danau Anotatta, Danau Sihapapata, Danau Rathakara, Danau Kannamunda, Danau Kunala, Danau Chaddanta dan Danau Mandakini surut, kering, dan tiada. 5. Selanjutnya akan tiba suatu masa, matahari kelima muncul sehingga air maha surut 100 yojana, lalu surut 200 yojana, 300 yojana, 400 yojana, 500 yojana, 600 yojana, 700 yojana. Air maha samudera tersisa sedalam tinggi tujuh orang, enam, lima, empat, tiga, dua dan hanya sedalam tinggi seorang saja. Akhirnya air maha samudera setinggi pinggang, setinggi lutut, hingga airnya surut sampai sedalam tinggi mata kaki. 6. Selanjutnya akan tiba suatu masa, matahari keenam muncul membuat seluruh dunia menjadi gas, semua kelembabannya telah menguap, seratus milyar tata surya yang ada di sekeliling tata surya kita juga menguap. Ketika matahari keenam muncul maka bumi ini dengan Gunung Sineru sebagai raja gunung mengeluarkan, dan menyemburkan asap. 7. Selanjutnya akan tiba suatu masa, matahari ketujuh muncul sehingga seluruh dunia tata surya bersama dengan seratus milyar tata surya yang lain terbakar. Walaupun puncak Sineru yang tingginya lebih dari seratus yojana juga ikut hancur berantakan dan lenyap di angkasa. Kebakaran bertambah besar dan menyerang alam dewa Catumaharajika, setelah membakar istana emas, istana permata dan istana Kristal, kebakaran merambat terus ke alam surga Tavatimsa dan naik terus ke alam Brahma Jhana pertama. Setelah membumi hanguskan alam Brahma Jhana Dhamma Wacana Dalam kutipan Kitab Visuddhi Magga, dimasa yang akan datang, setelah muncul Buddha yang terakhir pada siklus bumi sekarang, akan ada suatu masa muncul awan tebal yang menyirami seratus milyar tata surya. Manusia bergembira mengeluarkan benih dan menanamnya tetapi tiada lagi hujan yang turun setetespun sejak saat itu. 12 Kelas XII Semester 1 kedua yang lebih rendah, api berhenti sebelum mencapai alam Brahma Abhassara. Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal, apabila dengan bijaksana orang dapat melihat hal ini, maka ia akan merasa jemu dengan penderitaan. Inilah jalan yang membawa kesucian Kitab Dhammapada 278

2. Kehancuran alam semesta karena air