12 Kelas XII
Semester 1
kedua yang lebih rendah, api berhenti sebelum mencapai alam Brahma Abhassara.
Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal, apabila dengan bijaksana orang dapat melihat hal ini, maka ia akan merasa jemu
dengan penderitaan. Inilah jalan yang membawa kesucian Kitab
Dhammapada 278
2. Kehancuran alam semesta karena air
Kehancuran alam semesta yang disebabkan karena air berawal adanya awan kaustik yang besar. Timbulnya hujan dengan perlahan kemudian
bertambah besar sampai menyirami seratus milyar tata surya. Setelah tersiram air kaustik bumi, gunung mencair dan semua air yang
timbul ditunjang oleh angin. Air merendami bumi sampai alam jhana kedua terus naik hingga ke alam jhana ketiga yang lebih rendah dan berhenti sebelum
sampai di alam Subhakinha.
Selanjutnya terjadi pembentukan kembali alam semesta yang diliputi kegelapan dan timbulnya awan besar. Air kaustik menyusut di seratus milyar
tata surya, kemudian angin di sekelilingnya muncul sehingga membentuk alam diawali dari alam Subhakinha.
Masa pembentukan dan kehancuran alam semesta karena air ini terbagi dalam 4 masa:
a Masa Penyusutan samvatto. Masa ini ditandai dengan timbulnya awan yang mengawali kehancuran kappa sampai air kaustik surut.
b Masa Setelah Penyusutan samvattathayi. Masa ini ditandai dengan surutnya air kaustik sampai timbulnya awan besar pemulihan yang
menyirami seratus milyar tata surya.
c Masa Pengembangan vivato. Masa ini setelah pemulihan sampai munculnya bulan dan matahari.
d Masa Setelah Ekspansi vivatthayi. Masa setelah munculnya bulan dan matahari sampai munculnya awan yang mengawali kehancuran.
Pendidikan Agama Buddha 13
3. Kehancuran alam semesta karena angin
Kehancuran alam semesta ini karena adanya munculnya angin yang awal menerbangkan debu. Setelah itu munculnya angin yang menerbangkan
pasir, pasir kasar, kerikil, dan batu. Akibat angin kencang banyak batu besar dan pohon besar tertiup ke angkasa kemudian hancur dan musnah.
Berganti angin yang muncul dari bawah permukaan bumi dan membalikkan bumi melemparkan ke angkasa hingga hancur berkeping-keping
dan musnah. Gunung Sineru tercabut ke luar angkasa saling berbenturan hingga hancur berkeping-keping lalu lenyap.
Dengan cara ini angin menghancurkan alam dewa yang dibangun di bumi di Gunung Sineru dan yang dibangun di angkasa. Kekuatan
Mari Mengasosiasikan
1. U
ngkapkan pendapat kamu apa sebab terjadinya gambar diatas ? 2.
Bagaimana dampak perisiwa di atas terhadap lingkungan? 3.
Bagaimana cara mengatasi agar idak terjadi seperi gambar di atas?
Mari mengamati
Amati gambar 1.7 Selanjutnya,
jawablah pertanyaan yang
berhubungan gambar tersebut.
Sumber : http:elraihany.wordpress.com
Gambar: 1.7
14 Kelas XII
Semester 1
angin meningkat terus dan menghancurkan keenam alam dewa yang penuh kebahagiaan dari alam Catumaharajika sampai alam Paranimitavasavati
dan seratus milyar tata surya juga ikut hancur.
Angin menghancurkan dari bumi sampai alam Brahma Jhana ketiga dan berhenti sebelum mencapai alam Vehapphala yang berada pada alam
jhana keempat. Setelah menghancurkan semuanya angin mereda kemudian angkasa yang di atas menjadi satu angkasa yang di bawah dalam kegelapan
yang mencekam dan alam yang kembali muncul pertama kali adalah alam brahma Subhakinha.
Periode waktu awan besar sampai surutnya angin yang menghancurkan adalah satu asankheyya kappa, periode surutnya angin sampai
munculnya awan pemulihan adalah satu asankeyya kappa dan seterusnya. Empat asankheyya kappa ini membentuk satu mahakappa. Seperti inilah cara
kehancuran yang disebabkan oleh angin.
Sumber: http:www.antaranews.com
Gambar: 1.8
Sum ber: http:www.republika.co.id
Gambar 1.9
Mari mengamati
Amati gambar 1.8 dan gambar 1.9
di samping Selanjutnya,
ungkapkan peristiwa apa
yang terjadi seperti gambar
di samping lalu rumuskan
beberapa pertanyaan
tentang hal-hal yang tidak kalian
ketahui
Pendidikan Agama Buddha 15
Mari Diskusi
Carilah materi kehancuran bumi karena angin dari berbagai buku dan internet. Tarik perbedaan dari dua pandangan ilmu alam dan agama
Buddha Paparkan hasil diskusi kelompok dengan kelompok lain.
Renungan
Vayadhamma Sankhara, Appamadena Sampadetha Segala sesuatu yang berkondisi akan mengalami kehancuran,
Berusahalah dengan tekun Mahaparinibbana Sutta Orang bijaksana memuji ketekunan dalam melakukan perbuatan
yang bermanfaat. Dengan ketekunan akan memperolah kesejahteraan dalam kehidupan sekarang dan kehidupan yang
akan datang Ubhayattha Sutta
E. Kehidupan Manusia dengan Alam Semesta