Konteks masalah Peran Identitas Etnis Dalam Komunikasi Antarbudaya Pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks masalah

Indonesia memiliki masyarakat yang majemuk. Konsep masyarakat majemuk itu masih dipertahankan melalui Bhineka Tunggal Ika Liliweri 2001: 167. Slogan yang artinya satu dalam keberagaman tersebut, ditanamkan kepada setiap masyarakat Indonesia sejak kecil, agar terbiasa dengan budaya yang beraneka ragam di Indonesia. Sumatera Utara merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia dengan ibu Kota Medan sebagai kota nomor tiga terbesar setelah Jakarta dan Surabaya. Data terbaru dari pemerintahan tahun 2013 kota Medan mencatat penduduknya sebanyak 2.983.868 jiwa http:www.pemko.go.idnews_detail.php?id=13729. Berdasarkan data tersebut tidak semua penduduk Kota Medan adalah penduduk asli. Banyak penduduk pendatang seperti etnik India Tamil, India Punjab, Hindustan, Arab, Hokkian, Khek, Hakka, dan Kwantung yang tersebar hampir diseluruh Kota Medan. India Tamil salah satu etnis yang mendatangi Kota Medan sebagai Bangsa Dravida dari India bagian Selatan yang sudah mendiami India kira-kira 100 tahun SM. India Tamil mendatangi Sumatera Utara diperkirakan akhir abad ke-9. Mereka datang ke Sumatera Utara saat itu dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang Belandawan sebagai pengusaha perkebunan tembakau, dan dikenal dengan Tembakau Deli Sinar, 2008: 1. Tembakau menjadikan tanah Deli menjadi termasyur di dunia internasional. Hingga akhirnya dikenal sebagi “Tanah Sejuta Dollar”. Masyarakat yang didatangkan dari India dengan jumlah yang banyak dipekerjakan sebagai buruh perkebunan, supir, penjaga malam, sais kereta lembu, dan membangun jalan serta waduk. Menurut A. Mani 1980 diluar pekerja kontrak di perkebunan, orang-orang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk berpartisipasi memajukan berbagai sektor usaha yang sedang tumbuh; seperti kaum Chettiars atau Chettis yang berprofesi sebagai pembunga uang, pedagang, dan pengusaha kecil; kaum Vellalars dan Mudaliars kasta petani yang juga terlibat dalam usaha dagang; kaum Sikh dan Universitas Sumatera Utara orang-orang Uttar Pradesh http:repository.usu.ac.idbitstream123456789152841etv-des2005-204.pdf. Kota Medan saat ini banyak dijumpai etnis India Tamil. Salah satu yang masih dikenal dengan daerah Komunitas India Tamil adalah Kampung Madras. Komunitas India Tamil adalah orang-orang India Tamil yang membentuk komunitas saat pertama kali menetap di Medan. Saat ini pun masih dikenal dengan Komunitas India Tamil. Komunitas adalah wujud masyarakat yang kongkret, memilki ikatan berdasarkan suatu sistem adat-istiadat yang sifatnya kontinyu, berdasarkan rasa identitas bersama yang dimiliki semua kesatuan masyarakat, serta terikat oleh suatu lokasi yang nyata dan kesadaran wilayah yang kongkret Koentjaraningrat, 2011: 122. Komunitas India Tamil sampai saat ini masih banyak menyebar dibeberapa titik di Kota Medan. Kulit hitam, hidung mancung dan kumis lebat menjadi ciri khas kebanyakan keturunan India Tamil. Kampung Madras merupakan salah satu daerah dimana etnis India Tamil menetap. Kampung Madras merupakan nama salah satu kelurahan yang ada di Kota Medan berletak Jl. Zainul Arifin. Kampung Madras yang identik dengan Komunitas India Tamil lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling. Orang-orang menyebutnya Kampung Keling karena disana tinggal Komunitas India Tamil yang berkulit gelap atau keling. Nama Kampung Keling dinilai diskriminatif. Oleh sebab itulah secara resmi ditetapkan menyebutkan nama daerah tersebut dengan Kampung Madras yang resmikan oleh mantan Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin. Secara geografis, Kampung Madras memiliki luas sekitar kurang-lebih 10 hektare. Wilayah ini terletak disekitar Medan Polonia dan Medan Petisah. Kawasan tersebut ada dijumpai kuil Hindu tertua di Medan, yang bernama Kuil Sri Mariamman. Kuil tersebut dibangun antara tahun 1881-1884, dan menjadi bukti bahwa bangsa India petama singgah di Kampung Madrashttp:www.deltafm.netindex.phpmenu-news-medan2241-jalan-jalan- ke-kampung-madras. Masyarakat komunitas India Tamil yang ada ke Kampung Madras pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Itulah sebabnya disekitar Kampung Madras banyak toko-toko seperti tekstil, makanan maupun rempah- Universitas Sumatera Utara rempah India. Kehidupan masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras, menggambarkan keadaan India. Di tandai dengan terdapat banyak bangunan peninggalan India yang masih bisa dilihat di kampung ini. Daerah ini juga terkenal dengan kulinernya yang khas dengan kuliner India. Ada satu tempat dimalam hari yang penuh dengan penjual makanan-makanan India yaitu Pagaruyung. Masyarakat etnis India Tamil yang menetap di Kampung Madras sudah sangat lama. Mereka bukan hanya memiliki sejarah sebagai buruh zaman kolonial Belanda saja, namun tentunya datang dengan membawa serta kebudayaan mereka. Masyarakat India Tamil yang sudah menetap di Kampung Madras masih menjalankan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan budaya mereka. Itulah alasan peneliti mengambil daerah Kampung Madras sebagai objek penelitian. Budaya adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang yang dibawa sejak lahir hingga meninggal. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup, belajar berpikir, merasa dan mempercayai serta mengusahakan mana yang baik dan buruk. Kebudayaan berwujud gagasan, kegiatan dan benda-benda ciptaan manusia. Kebudayaan merupakan elemen subjektif dan objektif yang mungkin dibuat manusia dimasa lalu untuk mempertahankan hidup. Tersebar diantara mereka yang berkomunikasi, karena kesamaan bahasa, waktu, dan tempat Samovar, dkk 2010: 27. Saat berkomunikasi dengan sesama tak jarang masyarakat India Tamil ini menggunakan bahasa Tamil namun saat ini lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Berdasarkan penggunaan bahasanya ada ragam tinggi dan ragam rendah. Ragam tinggi digunakan dalam tulisan, seperti naskah dalam radio, televisi, pidato. Sedangkan ragam rendah digunakan untuk bahasa sehari-hari. Selain itu juga etnik ini dalam kehidupannya memiliki beberapa upacara yang khas. Upacara tersebut berhubungan dengan tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat. Upacara tersebut berfungsi untuk mengejewantahkan mewujudkan sistem nilai dan filsafat hidup sebagai kearifan lokal Etnik Tamil. Kebudayaan itu berdasarkan nilai-nilai ajaran Hindu dan budaya Tamil http:www.etnomusikologiusu.comuploads18001800340makalahtamilmeda n.pdf. Universitas Sumatera Utara Upacara-upacara tersebut adalah upacara kelahiran, upacara aqil baligh, perkawinan dan kematian. Upacara kelahiran bertujuan untuk mengundang kekuatan spritual ibu dan bayinya serta memohon untuk keselamatan bayinya kelak. Ada lagi upacara aqil baligh, upacara ini untuk anak perempuan yang memasuki masa remaja. Tujuannya untuk memohon kekuatan restu, perlindungan dari Tuhan dan kerabat agar anak perempuan tersebut terhindar dari pengaruh buruk. Kemudian ada upacara perkawinan, dalam bahasa Tamil perkawinan disebut Thirumanam yang artinya penyatuan kedua jenis manusia atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa Sinar, 2008: 18. Hampir sama dengan budaya lainnya, upacara perkawinan tersebut sebagai kegiatan wujud syukur kepada Tuhan yang telah menyatukan sepasang manusia. Terakhir adalah upacara kematian yaitu untuk menghormati anggota keluarga yang sudah meninggal dan harus kembali kepada penciptanya. Banyak keunikan budaya yang dapat dilihat dari komunitas Tamil mulai dari bentuk pakaian, bahasa, makanan khas terlebih lagi adat- istiadatnya. Serangkaian kebudayaan masyarakat India Tamil tersebut menambah kaya keberagaman kebudayaan di Kota Medan, yang menggambarkan Medan multikultural. Berbicara tentang budaya tak lepas dari proses komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan komunikasi. Berdasarkan uraian sederhana tentang budaya Etnik Tamil tersebut, segala kegiatannya pastilah ada proses komunikasi. Baik itu komunikasi verbal maupun non verbal. Apalagi dalam hal ini Komunitas Etnik Tamil ini hidup tidak dilingkungan aslinya, tentu tidak mudah untuk memahami antara budaya yang dimiliki dengan budaya dimana kita tinggal. Individu atau kelompok yang memasuki daerah baru dan menuntut untuk beradaptasi seperti Komunitas India Tamil bukanlah hal yang mudah. Beradaptasi dilingkungan baru, juga mengharuskan belajar serta memahami budaya baru. Tentunya tidak mudah jika lingkungan yang baru berbeda jauh budayanya dengan lingkungan sebelumnya. Sebuah lingkungan yang baru, di mana realitas etnisnya amat berbeda. Memasuki dunia baru yang benar-benar berbeda, karena pada dasarnya manusia mempunyai mental, kemauan, dan kemampuan untuk Universitas Sumatera Utara berkomunikasi sehingga dapat mengenal dan mengevaluasi siapa yang berkomunikasi dengan dia Liliweri, 2004: 90. Belajar memahami lingkungan baru artinya juga memahami kebudayaan baru dengan komunikasi sehari-hari. Komunikasi antarbudaya berarti memahami realitas budaya yang berpengaruh dan berperan dalam komunikasi. Samover dan Porter menyatakan hubungan antarbudaya dan komunikasi sangat penting untuk memahami komunikasi antarbudaya karena hal itu mempengaruhi budaya orang- orang untuk berlajar berkomunikasi. Sedangkan menurut Sitaram komunikasi antarbudaya sendiri bermakna sebagai sebuah seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan Lubis, 2008: 2-10. Karakteristik budaya itu adalah simbol, tumbuh, berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya, dipelajari dan dipertukarkan. Melalui budaya manusia bertukar dan belajar banyak hal, karena pada kenyataannya identitas individu adalah realitas budaya yang diterima dan pelajari. Proses komunikasi menuntun individu bertemu dan bertukar simbol dengan orang lain. Serta dituntut untuk memahami orang lain yang berbeda budaya dan perbedaan tersebut tak jarang bisa menimbulkan bermacam kesukaran dalam kelangsungan komunikasi yang terjalin. Komunitas India Tamil merupakan satu contoh yang hidup dan menetap dilingkungan yang berbeda dengan kebudayaan aslinya. Masyarakat ini bersosialisasi dengan lingkungan yang beragam kebudayannya. Perbedaan yang dipahami individu dengan budaya lain menyebabkan individu sulit menyesuaikan diri. Begitu pun dengan masyarakat Tamil dan bagaimana fenomena yang mereka alami ketika hidup di lingkungan dengan kebudayaan yang jauh berbeda, serta dapatkah mereka mempertahankan identitas etnisnya. Identitas etnis menurut Alba, dinilai sebagai orientasi subjektif seseorang yang mengarahnya pada etnis asalnya Lubis, 2012: 163. Identitas etnis sebenarnya merupakan bentuk identitas budaya yang dilihat sebagai kumpulan ide tentang kepemilikan keanggotaan kelompok etnis. Identitas etnis secara sederhana yaitu sebagai sense tentang self individu sebagai anggota atau bagian dari suatu kelompok etnik tertentu, sikap maupun perilakunya juga berhubungan dengan sense tersebut. Identitas etnis menyangkut pengetahuan, kesadaran, komitmen, Universitas Sumatera Utara dan perilaku terkait etnisnya. Identitas etnis juga dibangun atas kesadaran akan budaya yang dimiliki, budaya juga mempengaruhi identitas etnis. Bahkan melalui konteks budaya lah, identitas etnis dipertukarkan dan dipelajari dari generasi ke generasi. Jika dilihat pada Komunitas Etnis India Tamil yang ada di Kampung Madras identitas etnis adalah apa yang mereka tunjukkan pada etnis lain. Apalagi saat ini Kampung Madras juga banyak di datangi oleh etnis lain yang ada di Kota Medan, seperti Tionghoa, Batak, Jawa serta Minang. Adanya identitas etnis Tamil dapat membedakan mereka dengan etnis lain. Hal tersebut bisa dilihat dari pargaulan mereka dan atribut yang mereka pakai. Komunitas India Tamil yang tinggal di Kampung Madras ini, selain berkomunikasi dengan sesama mereka juga tentunya hidup dan berkomunikasi dengan etnis lain. Komunitas Tamil dan masyarakat etnis lain sebagai masyarakat asli Medan memiliki banyak perbedaan budaya. Perbedaan itu seperti bahasa, adat kebiasaan sehari-hari serta nilai atau norma yang dianut. Mengenai hal ini, kita pasti menyadari bahwa komunikasi antarbudaya pasti terjadi. Usaha untuk menjalin komunikasi antarbudaya dalam praktiknya bukanlah hal yang sederhana. Lewis Slade menguraikan tiga kawasan yang paling problematika dalam lingkup pertukaran antarbudaya, yaitu kendala bahasa, perbedaan nilai, dan perbedaan pola perilaku kultural Rahardjo, 2005: 54. Dalam penelitian ini, identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya menjadi penting untuk diperhatikan, mengingat pembahasan identitas etnis selama ini masih kurang disadari. Perlu diketahui saat berkomunikasi dalam lingkup komunikasi antarbudaya, pernahkah seseorang itu menyadari dirinya sebagai bagian dari satu kelompok etnis tertentu, dan lawan bicaranya sebagai anggota kelompok etnis lain. Jawabannya akan menggiring pada satu pertanyaan utama apakah kesadaran akan identitas etnis itu memiliki peran dalam komunikasi yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut nantinya akan dilihat apakah komunikasi antarbudaya terjalin secara efektif. Oleh sebab itulah peneliti tertarik untuk meneliti mengenai peran identitas etnis Komunitas India Tamil di Kampung Madras dalam Komunikasi Antarbudaya. Universitas Sumatera Utara

1.2 Fokus Masalah