mahasiswa yang masuk melalui jalur Mandiri, mereka menggunakan identitas etnis sebagai pengenal, yang membantu mereka mengenali siapa mereka dan siapa
orang lain, dan hal tersebut mendorong mereka untuk melalukan komunikasi antarbudaya.
2.4 Model Teoritis
Gambar 1.1 Masyarakat Non
Tamil
Komunikasi Antarbudaya
Identitas Etnis
-
Komunikasi verbal dan nonverbal
- Tradisi - Mempertahankan budaya
Komunitas Tamil
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode secara sederhana merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan dalam
penelitian agar dapat menemukan jawaban dari suatu penelitian. Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya. Metode penelitian adalah teknik-teknik
spesifik dalam penelitian, dan hal terpenting harus sesuai dengan teoritis yang kita asusmsikan Mulyana, 2001: 145-146.
Metodologi penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah
memusatkan perhatian pada prinsip umum agar dapat memahami ataupun memaknai dari gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat Bungin, 2006: 300.
Penelitian kualitatif meneliti informan sebagai subjek penelitian dalam lingkungan kesehariannya. Pemahaman akan simbol dan bahasa asli masyarakat menjadi
kunci keberhasilan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
studi kasus. Metode ini adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data sebanyak mungkin data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan
dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu
program, organisasi atau peristiwa secara sistematis Kriyantono, 2012: 65.
3.1.2 Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi sauatu kasus cases dalam konteksnya secara natural tanpa
adanya intervensi dari pihak luar Salim, 2001: 93. Studi kasus merupakan riset dengan menggunakan sumber data yang
banyak untuk menjelaskan berbagai aspek individu, kelompok, organsisasi atau suatu peristiwa secara sistematis. Instrument pengumpulan data dapat
menggunakan wawancara mendalam, observasi, kuisioner, rekaman dan bukti lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Robson 2003 memosisikan studi kasus sebagai suatu strategi untuk melakukan penelitian. Dalam studi kasus, biasanya peneliti akan meneliti satu
individu atau unit sosial secara lebih mendalam Idrus, 2009: 57. Studi kasus biasanya muncul untuk mencoba memecahkan suatu masalah tertentu.
Penggunaan studi kasus sangat beragam diberbagai ilmu oleh karena itu istilah studi kasus pun beragam di lapangan. Ada yang menyatakan studi kasus adalah
penelitian lapangan fieldwork ada juga case record yang hanya mencatat apa yang telah terjadi pada kasus yang diteliti Salim, 2001: 94.
Selain itu yang menjadi ciri-ciri studi kasus yaitu : 1.
Partikularistik, dimana studi kasus terfokus pada situasi peristiwa, progrma, atau fenomena tertentu.
2. Deskriptif, yaitu hasil akhir metode ini dengan deskripsi detail dari
topik yang diteliti. 3.
Heuristik, studi kasus untuk membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru
merupakan tujuan dari studi kasus. 4.
Induktif yaitu, studi kasus berangkat dari fakta-fakta dilapangan, kemudian menyimpulkan kedalam tataran konsep atau teori Kriyanto,
2012: 66. Sederhana atau kompleksnya kasus tergantung kepada peneliti bagaimana
mengidentifikasi informasi-informasi yang penting tentang subjek yang diteliti. Ada tiga tipe studi kasus yang dikenal, yaitu sebagai berikut :
1. Studi kasus intrinsik
Studi kasus tipe ini menekankan pada pemahaman yang mendalam terhadap suatu kasus tunggal yang menarik. Tujuannya lebih kepada
kepentingan instrinsik dan menghilangkan generalisasi serta tidak untuk membentuk teori baru.
2. Studi kasus instrumental
Tipe studi kasus ini lebih menekankan pada kasus tunggal yang dimaksudkan untuk mendiskripsikan atau menguraikan secara detail
sehingga dapat membentuk suatu konstruk atau memperbaiki teori. 3.
Studi kasus kolektif Studi kasus kolektif sama dengan studi kasus instrumental. Bedanya
pada studi kasus kolektif lebih tertarik mempelajari kasus secara bersamaan agar dapat meneliti fenomena, populasi atau kondisi umum.
Studi kasus ini mempelajari lebih dari satu kasus Idrus, 2009: 58.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya studi kasus juga bisa dilihat dari jumlah atau besaran kasus yang tercakup dalam proses penhkajian. Mooney 1988 membagi empat macam
model pengembangan yang terkait dengan model analisisnya, yaitu : 1.
Studi kasus tunggal dengan single level analysis, yaitu studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan satu
masalah penting. 2.
Studi kasus tunggal dengan multi level analysis, yaitu studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan berbagai
tingkat masalah penting. 3.
Studi kasus jamak dengan single level analysis, yaitu studi kasus yang menyoroti perilaku kehidupan kelompok atau individu dengan satu
masalah penting. 4.
Studi kasus jamak dengan multi level analysis, yaitu studi kasus yang menyoroti perilaku kehidupan dari kelompok individu dengan
berbagai tingkatan masalah penting Salim, 2001: 95.
Penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal dengan single level analysis dimana studi kasus menyoroti perilaku individu maupun kelompok
dengan masalah penting. Studi kasus tipe ini menekankan pada pemahaman yang mendalam terhadap suatu kasus tunggal yang menarik. Tujuannya lebih kepada
kepentingan instrinsik dan menghilangkan generalisasi serta tidak untuk membentuk teori baru Idrus, 2009: 58. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut
peneliti masalah identitas etnis pada Komunitas India di Kampung Madras adalah masalah yang menarik.
3.2 Objek Penelitian