1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada beberapa tahun terakhir ini, penelitian di bidang material magnetik, khususnya magnet permanen sangat intensif dilakukan. Hal ini disebabkan
penerapan magnet permanen mampu melingkupi berbagai aspek yang terkait dengan teknologi maju dewasa ini. Penerapan magnet permanen dapat
ditemukan pada komponen televisi, telepon, komputer, pada bidang otomotif misalnya untuk starter, door lock, dan wiper, generator, loudspeaker dan
mikropon Hilda Ayu, 2013. Kualitas bahan magnet permanen dicirikan oleh antara lain besarnya produk energi maksimum BHmax yaitu energi yang
menunjukkan besarnya densitas energi magnet yang terkandung pada magnet. Tingginya nilai BHmax, juga berarti efisiensi penggunaan volume material
magnet yang tidak memerlukan ukuran yang besar sehingga sepadan dengan kecenderungan teknologi modern dimana miniaturisasi menjadi prioritas.
Efran handoko dan Azwar manaf, 2005. Sejauh ini ada tiga bahan magnet permanen komersil antara lain ferrite,
AlNiCo, dan paduan berbasis Samarium-Cobalt paduan antar logam SmCo5, Sm2Co17. Magnet ferrite memiliki energi produk 5 MGOe, AlNiCo dapat
menghasilkan energy produk sebesar 13 MGOe, dan magnet Sm-Co dapat menghasilkan energi produk sebesar 20 MGOe. Meskipun magnet Sm-Co
dapat menghasilkan energi produk sebesar 20 MGOe, harganya relatif mahal, sehingga magnet tersebut jarang digunakan dalam skala besar. Hilda Ayu,
2013 Seiring berkembangnya penemuan magnet permanen, telah ditemukan
magnet Re-Fe-B yang berbasis logam tanah jarang Re seperti Nd-Fe-B dan Pr-fe-B yang memiliki struktur kristal tetragonal J.Fraden, 2010, harganya
lebih murah dan merupakan material magnet yang sangat baik dari bahan magnet berbasis logam tanah jarang yang dikarenakan kedua bahan ini
memiliki karakteristik magnet, seperti remanence B
r
, coercivity H
c
dan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
maximum energy density BH
max
yang lebih baik dibandingkan dengan bahan magnet yang lainnya seperti: ferrite, alnico dan samarium cobalt. Toto
Sudiro, 2013. Namun, kedua jenis logam tanah jarang ini juga memiliki perbedaan sifat
magnet, antara lain temperatur curie dan energi produk BHmax yang dihasilkan. Magnet PrFeB memiliki temperatur curie yang lebih rendah
dibandingkan magnet NdFeB, yaitu senilai 291 dan rentan teroksidasi sehingga mudah terkorosi. PrFeB memiliki nilai energi produk BHmax yang
lebih tinggi daripada NdFeB, yaitu senilai 14,3-16,3 MGOe . Oleh sebab itu, magnet PrFeB dapat diaplikasikan pada ukuran yang lebih kecil. Hilda
Ayu,2013. Pembuatan magnet permanen berbasis Re-Fe-B dapat dilakukan untuk
mendapat magnet berjenis bonded magnet maupun sintered magnet. Proses pembuatan bonded magnet dilakukan dengan mencampurkan serbuk magnet
dengan binder. Kelebihan proses bonded ini adalah mudah dibentuk, dan menggunakan suhu rendah dalam prosesnya.Candra Kurniawan, 2013.
Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan magnet bonded berbasis Pr-Fe-B yang telah memiliki binder atau perekat, yaitu resin epoxy. Resin epoxy
merupakan jenis polimer termoset. Beberapa sifat dan kelebihan yaitu tahan terhadap kelembaban dan lebih mudah menyusut temperature maksimum
sekitar 175
o
C . Memiliki sifat mekanik yang lebih baik , biasanya dibentuk dengan proses pematangan curing serta sifat adhesifnya yang baik terhadap
berbagai bahan. Valdi Rizki Yandri,2009. Pemberian waktu penahanan atau holding time menyebabkan partikel-
partikel antar atom saling berikatan sehingga ikatan antar serbuk akan semakin kuat. Meningkatnya ikatan setelah proses curing ini disebabkan timbulnya
liquid bridge necking sehingga porositas berkurang dan bahan menjadi lebih kompak. Berkurangnya porositas ini akan mengakibatkan naiknya densitas
dan sifat magnetik juga akan naik. Hal ini lah yang melatar belakangi penelitian ini, sehingga dalam penelitian ini menggunakan variasi holding
time atau waktu penahanan proses curing .
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
1.2 Rumusan Masalah