sekitar 105°C selama 1 jam. Penambahan adsorben dilakukan pada saat minyak mencapai suhu 70 - 80°C dan jumlah adsorben
sebanyak 1,0 – 1,5 dari berat
minyak. Jumlah adsorben yang dibutuhkan untuk menghilangkan warna minyak tergantung dari macam dan tipe warna dalam minyak dan sampai berapa jauh warna
tersebut akan dihilangkan. Selanjutna, minyak dapat dipisahkan dari adsorben dengan cara penyaringan menggunakan kain tebal atau dengan cara pengepresan dengan
filter press. Minyak yang hilang karena proses tersebut 0,2
– 0,5 dari berat minyak yang dihasilkan setelah proses pemucatan.
C. Penyaringan Filtering
Minyak yang dialirkan dari tangki penjernihan, disaring di dalam alat penyaring. Setelah selesai penyaringan pada media penyaring, terlebih dahulu
diberikan steam pengering untuk menekan minyak yang masih ada pada spent earthlalu dilakukan blowing selama 10
– 15 menit. Kadar minyak yang diperoleh adalah 20 dari berat spent earth. Minyak yang telah disaring pada alat penyaring
yang dialirkan ke filter bags yang dilengkapi dengan media penyaring berupa lempeng besi, jaring kawat dan kertas saring yang terbuat dari nilon yang tahan
terhadap panas. Minyak yang keluar dari filter bags berupa DBPO Degumming Bleaching Palm Oil yang ditampung dalam tangki sebelum menuju proses
pemurnian, sedangkan air dan kotoran dikembalikan ke dalam tangki pengendapan.
2.7.2 Proses Pemurnian Deodorization
Deodorisasi adalah suatu tahap proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa flavor yang tidak enak di
dalam minyak. Prinsip proses deodorisasi yaitu penyulingan minyak dengan
Universitas Sumatera Utara
uap panas dalam tekanan atmosfer atau keadaan vakum. Pada tahap ini minyak dari bleaching DBPO Degumming Bleaching Palm Oil akan dimurnikan dari
kadar asam lemak bebas FFA, bau odor, warna colour. Proses pemurnian dilakukan pada life steam dengan peningkatan suhu secara bertahap.
Proses deodorisasi dilakukan dalam tabung baja yang tertutup dan vertical. Proses deodorisasi dilakukan dengan cara memompakan minyak
tersebut dipanaskan pada suhu 200 - 250°C pada tekanan 1 atm dan selanjutnya pada tekanan rendah 10 mmHg sambil dialiri uap panas selama 4
– 6 jam untuk mengangkut senyawa yang menguap. Jika masih ada uap air yang
tertinggal dalam minyak setelah pengaliran uap selesai maka minyak tersebut perlu divakumkan pada tekanan yang turun lebih rendah.
Pada suhu yang tinggi, komponen yang menimbulkan bau pada minyak akan lebih mudah menguap, sehingga komponen tersebut diangkut sari
minyak bersama-sama dengan uap panas. Penurunan tekanan selama proses deodorisasi akan mengurangi jumlah uap yang digunakan dan mencegah
hidrolisa minyak oleh uap air. Setelah proses deodorisasi sempurna, maka minyak harus cepat
didinginkan dengan mengalirkan air dingin melalui pipa pendingin sehingga suhu minyak turun menjadi
84°C dan selanjutnya ketel dibuka dan dikeluarkan dari ketel. Ketaren S, 2005
2.7.3 Proses Pemisahan Fractination
Untuk memisahkan fraksi padat dengan fraksi cair yang terdapat pada RBDPO Refined Bleached Deodorized Palm Oil dilakukan proses
Universitas Sumatera Utara
fraksinasi. Proses fraksinasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu pemanasan, pendinginan dan filtrasi.
A. Pemanasan Heating
RBDPO yang telah ditampung dipompakan ke dalam crystalyzer, dimana crystalyzer terlebih dahulu dipanaskan pada suhu sekitar 68°C, pemanas digunakan
berupa steam kapasitas crystalyzer : 40 ton dengan jarak pengisian 30 menit. Crystalyzer dilengkapi dengan agitator. Di dalam tangki dihomogenkan selama
30 menit agar minyak bercampur secara merata, sehingga dalam pembuatan kristal tidak mengalami kesulitan dan suhunya dapat dipertahankan sekitar 68 - 70°C.
B. Pendingin Cooling
Setelah minyak dihomogenisasikan dari suhu tetap antara 68 - 70°C, kemudian dilakukan pendinginan dengan air cooling water dengan suhu 30 - 33°C
dan pompa air akan bekerja secara otomatis. Bila suhu minyak pada tangki crystalyzer sudah mencapai 38 - 40°C maka cooling water akan dihentikan,
dilanjutkan dengan pendinginan chilled water yang bersuhu 14°C. Pertukaran ini disebut dengan komutasi yang dilakukan secara otomatis. Pembentukan kristal mulai
terjadi pada saat suhu chilling mencapai 28 - 29°C, dengan temperatur oil 30 - 32°C. Pada suhu ini stearin sudah mengkristal menjadi faksi padat, sedangkan olein tetap
tinggal sebagai fraksi cair. Kemudian dilakukan pendinginan sampai suhu minyak mencapai 26°C. Apabila sudah tercapai temperatur tersebut, maka RBDPO yang
ada pada crystalyzer tank sudah dapat ditransfer ke filter melalui pompa untuk disaring.
Universitas Sumatera Utara
C. Filtrasi Filtration
Proses ini bertujuan untuk memisahkan fraksi padat dan fraksi cair yang dilakukan dengan metode penyaringan pada membrane filter press menggunakan
filter cloth . Pressure dan membran filter bekerja berdasarkan system hidrolik. Alat ini tersusun dari plat yang berjumlah 85 buah, media yang digunakan untuk
penyaringan adalah filter cloth yang tahan terhadap tekanan tinggi dengan ukuran air permeability 500
– 600. RBDPO dari crystalyzer dipompakan oleh pompa pada suhu 26°C dengan kapasitas 20.000 kgbatch memasuki filter, setelah mengalami proses
penyaringan, olein akan lolos dan ditampung pada tangki Olein Storage . Biasanya bila sudah mencapai tekanan 3 barr, filtrasi sudah dapat dihentikan dan dilakukan
squeeze 25 menit . Setelah squeeze dilakukan, sisa RBD Olein dengan
menggunakan tenaga angin dengan tekanan 3 – 4 barr selama 5 menit, kemudian
filter dibuka, dan cake RBD stearin jatuh, dan ditampung dengan melting tank, kemudian dipanaskan sampai dengan suhu 70°C dengan media pemanas berupa pipa
yang dialiri dengan air panas secara sirkulasi dalam pipa, akibat pemanasan ini stearin dapat mencair dan mudah dialirkan ke tangki timbun Stearin Storage .
Ketaren S , 2005
2.8 Standar Mutu