Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup dan Cakupan Kegiatan Konsep dan Definisi

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 5 e. Jasa rekreasi, kebudayaan dan olah raga f. Jasa perusahaan dan rumah tangga 6. Sektor Lainnya adalah kegiatan ekonomi lainnya seperti Listrik, Gas, Air, Konstruksi, Transportasi, Komunikasi, Lembaga Keuangan. 8. Sumber Penghasilan Utama Penduduk pada sektor pertanian, terdiri dari 7 tujuh subsektor yaitu Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan, Perikanan Darat, Perikanan Laut, Kehutanan, dan Lainnya. 9. Matching adalah kegiatan mencocokkan antara data letak desa terhadap kawasan hutan PODES SE06 dengan data hasil tumpangsusun peta wilayah administrasi desa dan peta kawasan hutan. Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 7 2 METODOLOGI Kegiatan identifikasi desa dalam kawasan hutan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu mulai dari tahap persiapan kegiatan sampai dengan hasil yang berupa jumlah dan penyebaran desa‐desa dalam kawasan hutan, baik berupa tabulasi maupun dalam bentuk peta.

2.1. Sumber Data

Beberapa sumber data yang digunakan pada kegiatan identifkasi desa dalam kawasan hutan adalah : 1. Data PODES SE06. PODES SE06 yang dilaksanakan pada tahun 2005 merupakan rangkaian kegiatan Sensus Ekonomi 2006. Beberapa variabel PODES SE06 yang diperlukan dalam kegiatan ini, adalah : 1 Identitas Desa 2 Luas Wilayah Desa 3 Jumlah Penduduk Desa 4 Jumlah Keluarga 5 Lokasi Desa 6 Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa 7 Sub Sektor Sumber Penghasilan Utama pada Sektor Pertanian Kuesioner PODES SE06 dapat dilihat pada Lampiran 1. 2. Sketsa Peta Wilayah Administrasi Sketsa peta wilayah administrasi yang digunakan terdiri dari : 1 Sketsa Peta Kabupaten per Desa peta lokasipenyebaran desa pada tiap provinsi merupakan peta yang membagi habis wilayah KabupatenKota menurut kecamatan dan desa 8 Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 2 Sketsa Peta Provinsi per Desa peta lokasipenyebaran desa pada tiap provinsi merupakan peta yang membagi habis wilayah provinsi menurut kabupatenkota, kecamatan dan desa. Mengingat PODES SE06 dilaksanakan beberapa bulan sebelum pembuatan sketsa peta wilayah administrasi desa, sangat dimungkinkan adanya desa‐desa yang tergambar dalam sketsa peta wilayah administrasi desa tidak memiliki data PODES SE06. 3. Peta Kawasan Hutan Peta Kawasan Hutan yang digunakan dalam kegiatan ini sebagian besar adalah Peta Kawasan Hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan, kecuali untuk Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah digunakan Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK.

2.2. Prosedur Identifikasi Desa dalam Kawasan Hutan

Dari beberapa sumber data di atas, prosedur kegiatan identifikasi desa dalam kawasan hutan meliputi beberapa tahap proses pengolahan, sebagai berikut : 1. Penggabungan Data Podes SE06 dengan Sketsa Peta Wilayah Admininstrasi Desa, diawali dengan mengidentifikasi kabupaten yang memiliki desa terhadap lokasi hutan Di dalam Kawasan, Di Tepi Kawasan Hutan, dan Di Luar Kawasan Hutan. Output dari proses penggabungan ini adalah sketsa peta wilayah administrasi desa yang memuat data Podes SE06. 2. Tumpangsusun Overlay sketsa peta wilayah administrasi desa dengan peta kawasan hutan. Peta administrasi tidak berubah tetapi hanya menyesuaikan dengan peta kawasan hutan. Proses ini menghasilkan tempat kedudukan sketsa peta desa menurut informasi PODES SE06 di kawasan hutan. Output proses ini akan dilakukan proses matching data. Skala peta administrasi yang digunakan mengikuti skala untuk masing‐masing provinsi. Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 9 3. Matching data Podes SE06 dengan hasil overlay. Output proses ini adalah dapat mengidentifikasi letak suatu desa. Keterangan letak desa yang didapatkan yaitu ada yang cocok match dan ada pula yang tidak cocok tidak match. Keterangan letak desa yang dianggap sesuai cocok match terdiri dari beberapa kriteria, yaitu : 1. Letak desa pada data PODES SE06 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di dalam kawasan hutan kode 1, dan hasil tumpangsusun peta kawasan hutan dengan peta wilayah admiinstrasi desa menunjukkan desa tersebut terletak di salah satu atau lebih fungsi pokok kawasan hutan. 2. Letak desa pada data PODES SE06 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di tepi kawasan hutan kode 2, dan hasil tumpangsusun peta kawasan hutan dengan peta wilayah administrasi desa menunjukkan desa tersebut terletak di salah satu atau lebih fungsi pokok kawasan hutan. 3. Letak desa pada data PODES SE06 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di luar kawasan hutan kode 3, dan hasil tumpangsusun peta kawasan hutan dengan peta wilayah administrasi desa menunjukkan desa tersebut tidak terletak di salah satu fungsi pokok kawasan hutan termasuk yang hanya berada di Areal Penggunaan Lain APL yang berkode 1007, tetapi jika ada salah satu kode kawasan hutan dianggap tidak match. Sedangkan keterangan letak desa yang dianggap tidak sesuai tidak match terdiri dari beberapa kondisi, yaitu : 1. Letak desa pada data PODES SE06 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di dalam kawasan hutan kode 1, sedangkan hasil tumpangususn peta kawasan hutan dengan peta wilayah administrasi desa menunjukkan bahwa 10 Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan desa tersebut tidak terletak di salah satu fungsi pokok kawasan hutan. termasuk yang berada di Areal Penggunaan Lain APL yang berkode 1007. 2. Letak desa pada data PODES SE06 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di tepi kawasan hutan kode 2, sedangkan hasil tumpangsusun peta kawasan hutan dengan peta wilayah administrasi desa menunjukkan desa tersebut tidak terletak di salah satu fungsi pokok kawasan hutan yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan termasuk yang berada di Areal Penggunaan Lain APL yang berkode 1007. 3. Letak desa pada data PODES SE06 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di luar kawasan hutan kode 3, sedangkan hasil tumpangsusun peta kawasan hutan dengan peta wilayah administrasi desa menunjukkan desa tersebut terletak di salah satu atau lebih fungsi pokok kawasan hutan yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan. 4. Pembuatan Peta Tematik Identifikasi Desa dalam Kawasan hutan Proses ini menghasilkan peta tematik identifikasi desa kawasan hutan dilengkapi dengan legenda informasi kawasan hutan yang ada. Melalui proses dengan piranti lunak Arcview, setiap kabupaten ditampilkan secara terpisah dengan luas wilayah terkecil adalah desa Adapun secara garis besar gambaran prosedur identifikasi desa dalam kawasan hutan dapat dilihat pada diagram alir berikut ini : Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 11

2.3. Verifikasi Data Hasil Matching

Untuk memperkuat hasil matching perlu dilakukan verifikasi data hasil matching, yang dilakukan pada setiap desa yang memiliki polygon fungsi kawasan hutan. Proses verifikasi untuk melihat kesesuaian tabulasi data hasil matching dengan peta hasil matching. Jika di dalam rinciannya terjadi kesalahan selanjutnya dilakukan koreksi ‐koreksi. Pada awalnya direncanakan akan dilakukan verifikasi untuk setiap desa di tingkat kabupaten, namun karena waktu sangat terbatas, verifikasi hanya dilakukan di tingkat pusat sepanjang informasi yang dibutuhkan tersedia.