III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Perkembangan perekonomian Indonesia selama beberapa tahun terakhir memberikan dampak yang positif bagi perusahaan pembiayaan,
tidak terkecuali PT. PQR Finance. Pada tahun 2001 sampai tahun 2006 terjadi peningkatan unit pembiayaan sepeda motor pada PT. PQR Finance
dengan rata-rata 55,34 persen PT. PQR Finance, 2007. Perkembangan positif yang diraih PT. PQR Finance telah sesuai dengan visi dan misi
perusahaan. Dalam menjalankan usahanya, PT. PQR Finance dihadapkan pada potensi risiko yang mempengaruhi kinerjanya. Risiko yang dihadapi
oleh PT. PQR Finance berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Sebagai perusahaan pembiayaan sepeda motor, PT. PQR Finance
dihadapkan pada risiko kredit. Peningkatan persentase penyisihan penghapusan piutang loan loss provision terhadap total asset PT. PQR
Finance yaitu dari 2,91 persen tahun 2004 menjadi 6,49 persen tahun 2006 mengindikasikan peningkatan kerugian yang diakibatkan
meningkatnya risiko kredit. Persentase tersebut mengindikasikan peningkatan penghapusan piutang ragu-ragu PT. PQR Finance. Hal tersebut
disertai dengan peningkatan jumlah konsumen pembiayaan sepeda motor Honda yang dapat menimbulkan potensi risiko kredit macet apabila tidak
dikelola dengan baik. Peningkatan risiko kredit macet tersebut perlu ditunjang oleh kualitas manajemen risiko kredit yang baik untuk
meminimalisir potensi kerugian yang dihadapi oleh PT. PQR Finance. Identifikasi dan analisis manajemen risiko kredit sangat penting dan berguna
sebagai salah satu input alternatif dalam perumusan strategi tata kelola risiko kredit. Risiko kredit yang dihadapi perusahaan meliputi risiko gagal bayar,
risiko exposure dan risiko recovery. Besarnya risiko kredit tercermin dalam dimensi risiko kredit yaitu kuantitas risiko kredit dan kualitas risiko kredit.
Ukuran risiko gagal bayar adalah probabilitas terjadinya gagal bayar pada periode tertentu. Risiko exposure merupakan risiko yang melekat pada
besarnya kredit yang menghadapi risiko gagal bayar. Risiko recovery
berkaitan dengan terjadinya gagal bayar dari konsumen. Semakin kecil kemungkinan perolehan dari kredit macet, semakin kecil recovery rates
Lampiran 1. Risiko recovery dinyatakan dalam bentuk persentase kemungkinan recovery dari kredit macet.
Manajemen risiko merupakan suatu proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko
yang timbul dalam kegiatan usaha dengan tujuan agar terhindar dari kerugian yang lebih besar. Pada proses identifikasi diharapkan akan
teridentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit PT. PQR
Finance. Analisis rasio dilakukan untuk mengetahui kinerja perusahaan
terhadap risiko dari suatu kegiatan usaha. Setelah mengetahui kinerja keuangan PT. PQR Finance maka dilakukan analisis kualitas dan kuantitas
manajemen risiko kredit terhadap PT. PQR Finance. Pengukuran risiko kredit yang mencerminkan kualitas dan kuantitas
risiko kredit dilakukan menggunakan metode analisis dampak dan kemungkinan terjadinya risiko dan metode CreditRisk+. Analisis dampak
dan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan tabel register risiko. Pada analisis ini dapat diketahui bagaimana kualitas manajemen kredit PT. PQR
Finance dalam mengelola kuantitas risiko kredit yang dihadapi. Analisis CreditRisk+ berdasarkan data-data historis perusahaan seperti data
Performance Loan, Non Performance Loan Lampiran 1, exposure per kelompok konsumen, kolektabilitas dan recovery rate selama kurun waktu
tahun 2005 sampai tahun 2006. Pada tahap terakhir proses manajemen risiko kredit, diketahui
pengelolaan dan pengendalian risiko kredit di PT. PQR Finance. Pada akhirnya, dapat diketahui sejumlah modal yang efisien untuk dapat
menutupi dan meminimalisir kerugian dari risiko kredit sebagai input alternatif bagi PT. PQR Finance dalam rangka peningkatan kinerja
perusahaan dan menurunkan tingkat kerugian perusahaan. Adapun kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini, dapat digambarkan pada Gambar 6.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian