3. Risiko itu sendiri berkembang. Monitor dan pengendalian bertujuan untuk memantau perkembangan terhadap
kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko. Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang
otomatis pada perubahan prioritas risiko. Menurut Tampubolon 2005, proses manajemen risiko yang
menjadi tanggung jawab manajer risiko sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi risiko dengan menggunakan alat seperti risk
workshop, scenario, dan risk assesment. 2. Mengelompokkan risiko berdasarkan kategorinya.
3. Mengukur risiko. 4. Menilai dan mengukur pengendalian.
5. Mitigasi risiko berupa program pengarah untuk menghilangkan, mengurangi, menetapkan atau justru meningkatkan risiko yang
ada. 6. Memantau risiko dengan menetapkan frekuensi pemantauan
berdasarkan tinggi rendahnya risiko yang ada.
2.5. Analisis Internal Risiko Kredit
Menurut Lam 2003, analisis internal risiko kredit atau model portofolio kredit digunakan untuk mengukur risiko kredit dari exposure
individual dan menghitung besarnya kerugian yang dihadapi. Analisis internal risiko kredit terdiri dari beberapa model, antara lain :
1. Financial Models, terdiri dari The RiskMetric Group’s dan KMV’s Portofolio Manager yang mengacu pada analisis terhadap struktur
modal. Analisis pada model ini berdasarkan pada kemungkinan tingkat kegagalan debitur peminjam yang ditinjau dari nilai asset. Model ini
digunakan untuk menganalisis nilai foreign currency swaps dan option pricing .
2. Econometric Model, yaitu McKinsey and Company’s CreditPortofolioView yang mengukur tingkat kegagalan default rate
untuk debitur individu atau kelompok dengan memperhitungkan perilaku variabel makroekonomi.
3. Actuarial Model, yaitu CreditRisk+ Model. CreditRisk+ Model didasari oleh pendekatan portofolio untuk membentuk pola risiko kegagalan
kredit dari informasi jumlah exposure dan kualitas kredit. Pengukuran CreditRisk+ Model menggunakan recovery rates, tingkat gagal bayar
default rates, dan volatilitas gagal bayar default rates volatilities. Metode CreditRisk+ adalah model credit default risk yang berarti tidak
mengasumsikan penyebab terjadinya gagal bayar default. Metode CreditRisk+ bersifat default model yang berarti semua portofolio
exposure menunjukkan risiko gagal bayar kredit konsumen. Metode CreditRisk+ diperkenalkan oleh Credit Suisse Group Boston pada
Desember 1996. Model ini bisa diterapkan untuk menghitung risiko kredit, dimana distribusi kerugian dari portofolio kredit dicerminkan
oleh frekuensi dari default kredit frequency of event dan nilai dari kredit yang gagal severity of loan losses.
2.6. Lembaga Pembiayaan
Jenis usaha pembiayaan multifinance terdiri dari sewa guna usaha, modal ventura, perdagangan surat berharga, anjak piutang, usaha kartu
kredit dan pembiayaan konsumen melalui SK Menteri Keuangan No.84PMK.0122006
Bab II Pasal 2 tentang kegiatan usaha perusahaan pembiayaan. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.84PMK.0122006
2006, lembaga pembiayaan multifinance adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Lembaga pembiayaan dapat dilakukan oleh Bank, Lembaga Keuangan bukan Bank
dan Perusahaan pembiayaan. Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk
melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan. Perusahaan pembiayaan melakukan kegiatan yang meliputi :
a. Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi finance lease maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi operating
lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Finance lease
adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa konrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik atas barang moda
objek transaksi sewa guna usaha berada pada perusahaan sewa guna usaha.
b. Modal Ventura Perusahaan modal ventura venture capital company adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha investee company untuk
jangka waktu tertentu. Penyertaan modal dalam setiap perusahaan pasangan usaha bersifat sementara dan tidak dapat melebihi jangka
waktu sepuluh tahun. c. Perdagangan Surat Berharga
Perusahaan perdagangan surat berharga securities company adalah badan usaha yang melakukan kegiatan perdagangan surat berharga.
d. Anjak Piutang Perusahaan anjak piutang factoring company adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. e. Usaha Kartu Kredit
Perusahaan kartu kredit credit card company adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan
menggunakan kartu kredit. Pemegang kartu kredit adalah nasabah yang mendapat pembiayaan dari perusahaan kartu kredit.
f. Pembiayaan Konsumen Perusahaan pembiayaan konsumen consumers finance company adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran
angsuran atau berkala oleh konsumen. Perusahaan pembiayaan dapat melakukan lebih dari satu kegiatan
pembiayaan. Perusahaan pembiayaan dapat berbentuk Perseroan Terbatas PT atau koperasi. Perusahaan pembiayaan dilarang menarik dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan Surat Sanggup Bayar Promissory Note. Perusahaan pembiayaan hanya dapat
menerbitkan Surat Sanggup Bayar sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang menjadi krediturnya www.pajak.go.id, 2006.
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu