Berdasarkan Tabel 7, faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit dapat diklasifikasikan menjadi tiga sumber faktor yaitu faktor internal perusahaan,
konsumen dan lingkungan.
1. Faktor internal perusahaan
Meskipun telah menjadi salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia, PT. PQR Finance harus mampu meningkatkan kualitas
internal perusahaannya agar mampu meningkatkan kinerjanya. Faktor- faktor yang mempengaruhi risiko kredit yang berasal dari internal PT.
PQR Finance yaitu berasal dari kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia SDM, Teknologi dan Informasi TI, kebijakan perusahaan
dan keuangan.
a. Kualitas dan kuantitas SDM
Sebagai perusahaan pembiayaan, PT. PQR Finance harus memiliki kualitas SDM yang baik dan kuantitas SDM yang memadai
baik di kantor pusat maupun kantor cabangnya. SDM yang berkualitas dapat memimimalisir kemungkinan terjadinya risiko
kredit. Dalam kaitannya dengan operasional perusahaan yang berhubungan dengan kredit sepeda motor yang dijalankan PT. PQR
Finance maka faktor SDM sangat penting untuk departemen- departemen yang berperan dalam transaksi kredit seperti Departemen
Kredit, Departemen Account Officer AO, dan Departemen Remedial. Kerugian risiko kredit yang terkait dengan faktor SDM
internal perusahaan berkenaan dengan moral hazard dan morale hazard
Lampiran 1. Moral hazard terjadi apabila karyawan internal perusahaan dengan sengaja melakukan tindakan demi
menguntungkan diri sendiri terutama dalam menjalankan tugasnya sehingga menimbulkan kerugian risiko kredit bagi perusahaan.
Morale hazard dapat terjadi karena kekuranghati-hatian karyawan
dalam melakukan transaksi kredit dengan konsumen. Bagi Departemen Kredit, SDM merupakan aspek vital dalam
kegiatan usaha perusahaan ini. Dalam departemen kredit, kualitas surveyor
harus baik karena memiliki tanggung jawab atas
kemungkinan persetujuan kredit sepeda motor terhadap calon konsumennya. Apabila kualitas surveyor rendah maka akan
meningkatkan risiko kredit perusahaan ini seperti kesalahan dalam memberikan laporan kelayakan calon konsumen. Ketidakmampuan
konsumen dalam membayar angsuran kredit dapat disebabkan karena kesalahan surveyor dalam mensurvei calon konsumen kredit sebelum
kredit diberikan. Bagi
Departemen Account Officer
AO, kolektor memiliki peran yang sangat penting. Kualitas kolektor yang baik dapat
meminimalisir kemungkinan keterlambatan pembayaran angsuran kredit konsumen. Kolektor bertugas untuk mengumpulkan angsuran
konsumen untuk angsuran kredit yang jatuh tempo maupun untuk angsuran kredit yang telah melebihi jatuh tempo overdue sampai 60
hari. Bagi Departemen Remedial, kualitas eksekutor yang baik dalam menindak konsumen yang tidak mampu membayar sisa angsuran
kredit dapat meminimalkan kerugian yang diterima perusahaan. Eksekutor berperan untuk mengumpulkan semaksimal mungkin
pendapatan dari angsuran kredit bermasalah yang telah melebihi 60 hari dari jatuh tempo dan melakukan tindakan berdasarkan prosedur
yang telah ditetapkan terhadap konsumen tersebut.
b. Teknologi dan Informasi TI