ditawarkan semakin banyak, ceteris paribus. Menurut Limbong dan Panggabean 1985, terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi penawaran, yaitu tujuan
perusahaan, harga komoditas itu sendiri, harga komoditas lain, harga faktor-faktor produksi, dan teknologi yang digunakan. Penawaran pasar dari suatu komoditas
merupakan fungsi dari harga komoditas itu sendiri dengan koefisien arah slope positif. Jika harga komoditas tersebut naik, maka jumlah komoditas yang
ditawarkan akan naik. Sebaliknya jika harga komoditas tersebut turun maka jumlah komoditas yang ditawarkan akan turun. Sedangkan pengaruh dari
perubahan tujuan perusahaan, harga faktor produksi dan teknologi yang digunakan adalah faktor-faktor yang akan menggeser fungsi penawaran suatu
komoditi.
3.1.2 Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional merupakan teori yang dapat digunakan untuk mengkaji dasar-dasar terjadinya perdagangan internasional serta
keuntungan yang diperoleh dari kegiatan ini. Selain itu teori perdagangan internasional pun dapat digunakan untuk membantu menjelaskan arah serta
komposisi perdagangan antar beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap perekonomian suatu negara. Teori perdagangan internasional juga merupakan
aspek mikroekonomi ilmu ekonomi internasional sebab berhubungan dengan masing-masing negara sebagai individu yang diberlakukan sebagai unit tunggal,
serta berhubungan dengan harga relatif suatu komoditas. Secara teoritis, suatu negara misal negara 1 akan mengekspor suatu
komoditas, sebut saja komoditas x, ke negara lain negara 2 apabila harga
domestik di negara 1 sebelum terjadinya perdagangan relatif lebih rendah dibandingkan harga domestik di negara 2 Gambar 4.
Kondisi awal di negara 1 misalnya berada dalam kondisi keseimbangan dan harga berada pada P
1
. Pada kondisi ini tidak terjadi ekspor dari negara 1. Ketika harga berada pada posisi P
2
, ceteris paribus, struktur harga yang relatif lebih tinggi ini menyebabkan terjadinya kelebihan penawaran excess supply di
negara 1 yaitu sebesar Q
A
’Q
A
’’. Dalam hal ini faktor produksi di negara 1 relatif berlimpah, dengan demikian negara 1 mempunyai kesempatan menjual kelebihan
produksinya ke negara lain. Sebaliknya di negara 2, pada kondisi harga berada di P
2
, negara ini terjadi kekurangan suplai karena konsumsi domestiknya melebihi produksi domestik
excess demand sebesar Q
B
’Q
B
’’ sehingga harga menjadi lebih tinggi. Pada keadaan ini negara 2 berkeinginan untuk membeli komoditas kakao dari negara
lain dengan harga yang relatif lebih murah. Apabila kemudian terjadi komunikasi antara negara 1 dan negara 2 maka
akan terjadi perdagangan antar kedua negara tersebut. Suplai di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih besar dari pada P
1
, sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional
lebih rendah dari P
3
. Dengan adanya perdagangan tersebut, maka negara 1 akan mengekspor kakao sebesar BE sedangkan negara 2 akan mengimpor kakao
sebesar B’E’. Pada pasar internasional, besarnya BE akan sama dengan B’E’. Dengan kata lain, besarnya ekspor suatu komoditas perdagangan akan sama
dengan besarnya impor komoditas tersebut.
Q
A
Q
PI
PxPy Panel A
Pasar di negara 1 untuk komoditi X
Panel PI Hubungan perdagangan
internasional komoditi X PxPy
PxPy
ekspor
Q
B
” Q
B
Q
B
’ A’
E’ B’
impor
Dx Sx
E A
B
Q
A
’ Q
A
” Dx
A S
A” B
3
E Sx
P
3
P
3
P
2
P
1
Gambar 4. Kurva Perdagangan Internasional
Sumber: Salvatore, 1994
Harga yang terjadi di pasar internasional merupakan harga keseimbangan antara permintaan dan penawaran dunia. Perubahan dalam produksi dunia akan
mempengaruhi penawaran dunia, sedangkan perubahan dalam konsumsi dunia akan mempengaruhi permintaan dunia. Kedua perubahan tersebut pada akhirnya
akan mempengaruhi harga dunia.
3.1.3 Pajak Ekspor