penawaran dan permintaan yang berbeda. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembentukan harga pada suatu pasar dengan pasar lainnya, apakah suatu
sistem pasar telah efisien atau belum maka dapat dilakukan analisis integrasi pasar. Selain itu, pengukuran integrasi pasar pun dapat digunakan untuk melihat
bagaimana sebuah sistem pasar bekerja. Haytens 1986 mengatakan bahwa terintegrasi atau tidaknya suatu pasar
dapat dianalisis dengan memperhatikan faktor: • Segmentasi pasar
Pasar dikatakan tersegmentasi apabila harga yang terjadi di suatu pasar tidak dipengaruhi oleh perubahan harga di pasar acuan. Diharapkan dengan
terintegrasinya suatu pasar, maka harga yang terjadi di pasar tersebut dipengaruhi oleh perubahan harga yang ada di pasar acuan.
• Integrasi jangka pendek Pasar dikatakan terintegrasi dalam jangka pendek apabila perubahan harga
yang terjadi di pasar acuan secara langsung dan utuh diteruskan ke dalam suatu pasar. Dengan demikian dalam sebuah pasar yang terintegrasi,
perubahan tersebut akan langsung ditransmisikan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kakao merupakan komoditas andalan Indonesia dalam kancah perdagangan dunia. Selama beberapa dekade terakhir upaya pengembangan
komoditas ini terus dilakukan. Harga kakao dunia yang terus membaik mendorong peningkatan produksi kakao di Indonesia. Hal ini menyebabkan
pangsa produksi Indonesia di dunia menempati peringkat ke-tiga setelah Pantai Gading dan Ghana.
Harga kakao dunia yang sering berfluktuasi menyebabkan turut berfluktuasinya harga kakao di dalam negeri. Hubungan harga antara kedua pasar
tersebut pasar dalam negeri dan dunia dapat dijadikan sebagai indikator tingkat integrasi antara keduanya. Jika antara pasar kakao dalam negeri dan dunia sudah
saling terintegrasi, maka perubahan harga yang terjadi di dunia akan ditransmisikan secara sempurna ke pasar dalam negeri. Hal ini berarti harga yang
diterima oleh petani, selaku pelaku utama agribisnis kakao dalam negeri, telah sesuai dengan harga yang terjadi di dunia. Namun apabila belum terintegrasi,
maka pasar kakao di dalam negeri masih belum efisien. Adanya rencana pemerintah untuk menerapkan kebijakan pungutan ekspor
atas kakao tentu saja akan mempengaruhi integrasi pasar kakao Indonesia serta berimplikasi kepada para stakeholder yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu
perlu dilakukan analisis terhadap rencana pemerintah ini sebagai langkah antisipatif sebelum kebijakan ini jadi diterapkan.
Apabila dari hasil analisis integrasi pasar diperoleh bahwa antara pasar kakao di dalam negeri dan di dunia terintegrasi, maka adanya kebijakan ini
apabila kelak jadi untuk diterapkan akan membuat pasar kakao dalam negeri menjadi tidak efisien dan pada akhirnya pasar dalam negeri menjadi tidak
terintegrasi, akibat distorsi yang akan ditimbulkan. Terlebih lagi jika antara kedua pasar sudah tidak terintegrasi, tentunya adanya penerapan dari rencana kebijakan
ini akan membuat kondisi pasar kakao Indonesia menjadi semakin tidak terintegrasi. Adapun alur pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 7.
Pungutan ekspor
Dampak pungutan ekspor terhadap integrasi pasar
Harga kakao
Harga kakao dalam negeri
Integrasi pasar Apakah terintegrasi
atau tidak
Implikasi pungutan ekspor
Petani Pedagang
Industri Pemerintah
Rekomendasi:
Jadi atau tidak menerapkan kebijakan Gambar 7. Alur Pemikiran Operasional
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan membahas dampak penerapan rencana kebijakan pungutan ekspor kakao dan integrasi antara pasar kakao di dalam negeri dan pasar
dunia. Dalam penelitian kali ini pun akan dibahas integrasi antara pasar kakao di beberapa sentra produksi kakao di Indonesia Sumatera Utara, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Indonesia dipilih sebagai fokus penelitian karena pertumbuhan produksi di
negara ini menempati posisi terbesar di dunia 30 persen setelah Ghana dan Pantai Gading. Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Tenggara dipilih karena keempat daerah tersebut mempunyai luas lahan dan produksi kakao terbesar di Indonesia sebagai sentra kakao utama. Pemilihan ini
dilakukan secara purposive sengaja. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Desember-Januari 2007.
4.2 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang berasal dari data hasil survei, penelitian, maupun data statistik yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga
terkait. Selain itu dikumpulkan pula pendapat dan informasi tentang rencana dikeluarkannya kebijakan pungutan ekspor kakao dari beberapa pakar kakao,
sebagai sumber data primer. Data yang digunakan untuk analisis integrasi pasar adalah : 1 harga kakao bulanan di pasar dalam negeri dari tahun 1999-2004, 2
harga kakao bulanan di dunia dari tahun 1999-2005, 3 harga kakao bulanan di