dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan,
melalui langkah-langkah
pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh karena itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.
Kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur
tugas dan tanggung jawab masing-masing tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.
d. Keterampilan bekerja sama Kemauan untuk bekerja sama dipraktekan melalui aktivitas dan kegiatan
yang tergambarkan dalam keterampilan bekerjasama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi,
sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
2.4.1 Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Beberapa ciri pembelajaran kooperatif adalah: setiap anggota memiliki peran, terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, setiap anggota
kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, guru hanya berinteraksi dengan kelompok saan
diperlukan. Adapun menurut Arrends dalam Trianto, 2011:47 pembelajaran
kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar. b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,
sedang dan rendah. c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang beragam. d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
2.4.2 Teori-Teori yang Mendukung Pembelajaran Kooperatif
Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah.
Dari tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan
kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua teori utama yang mendukung pembelajaran kooperatif adalah teori
motivasi dan teori kognitif. Menurut Slavin 2008:36, perspektif motivasional pada pembelajaran
kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan di mana
para siswa bekerja. Deutsch 1949 dalam Slavin 2008:36 mengidentifikasikan tiga struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. kooperatif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi konstribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain.
b. kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya.
c. individualistik, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsenkuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya.
Dari pespektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan
pribadi mereka adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, mereka harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apa pun agar kelompok
berhasil dan mendorong anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal. Sedangkan dari perspektif teori kognitif, Slavin 2008:36 mengemukakan
bahwa pembelajaran kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Asumsi dasar dari teori pembangunan
kognitif adalah bahwa interaksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai mengingkatkan penguasaan mereka terhadap konsep kritik.
Pengelompokan siswa yang heterogen mendorong interaksi yang kritis dan saling mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan atau
kognitif. Penelitian psikologi kognitif menemukan bahwa jika informasi ingin dipertahankan di dalam memori dan berhubungan dengan informasi yang sudah
ada di dalam memori, orang yang belajar harus terlibat dalam semacam
pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi dari materi. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan materinya kepada orang lain.
2.4.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif