X : skor soal yang dicari validitasnya
Y : skor total
XY : perkalian antara skor soal dengan skor total
2
X
: jumlah kuadrat skor item
2
Y
: jumlah kuadrat skor total Kemudian hasil
xy
r
dikonsultasikan dengan harga r product moment dengan taraf signifikan 5. Jika
xy
r
tabel
r dengan
= 5 maka alat ukur dikatakan valid atau dengan kata lain jika harga r lebih kecil dari harga kritik
dalam tabel maka korelasi tersebut tidak signifikan. Berdasarkann soal uji coba yang telah dilaksanakan pada kelas uji coba dengan banyak siswa N adalah 36
siswa dengan
tabel
r adalah 0,355 dari α= 5. Dari hasil uji coba 35 butir soal
pilihan ganda terdapat 30 soal valid dan 5 soal tidak valid. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validitas
No Kriteria
Jumlah Butir Soal
1. Valid
30 2,3,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20
21,22,23,24,25,27,28,29,30,31,32,33,34,35 2.
Tidak valid 5
1,4,5,18,26 Sumber : Data Penelitian yang diolah Tahun 2014
3.5.2 Uji Realiabilitas
Menurut Sukmadinata, 2009: 229, reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang
memadai apabila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur
beberapa kali hasilnya tetap sama. Reliabilitas angket penelitian dicari dengan menggunakan rumus alpha sebagai berikut:
2 2
11
1 S
pq S
n n
r
Keterangan:
11
r
= reabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi peserta didik yang menjawab benar q
= proporsi peserta didik yang menjawab salah q =1 – p
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes.
Setelah r
11
diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r
tabel
. Apabila r
11
r
tabel
maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Hasil tes uji coba yang dilakukan di kelas uji coba diperoleh hasil reliabilitas dari 35 butir soal diperoleh r
11
r
tabel ,
yaitu dimana r
tabel
sebesar 0,355 dan r
11
sebesar 0,909 pada taraf nyata α= 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil tes uji coba yang dilakukan
reliabel.
3.5.3 Tingkat Kesukaran soal
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran Arikunto, 2009 : 222. Soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau terlalu sukar. Adapun untuk mengetahui indeks kesukaran butir soal pilihan ganda
menggunakan rumus sebagai berikut:
JS B
P
Keterangan: P
= indeks kesukaran; B
= banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar; JS
= jumlah seluruh peserta tes. Kriteria soal bentuk pilihan ganda adalah sebagai berikut.
1 Soal dengan 0,0 ≤ P ≤ 0,3 maka soal dikatakan sukar.
2 Soal dengan 0,3 P ≤ 0,7 maka soal dikatakan sedang.
3 Soal dengan 0,7 P ≤ 1,0 maka soal dikatakan mudah.
Analisis tingkat kesukaran instrumen uji coba dilakukan untuk mengetahui keseimbangan perangkat tes yang disusun. Dari analisis data uji coba soal
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
No Kriteria
Butir Soal Jumlah
1. Sukar
15,31,35 3
2. Sedang
2,3,6,7,8,9,10,11,12,13,17,18,19,20, 21,22,23,24,25,26,27,29,30,32,33,34
26 3.
Mudah 1,4,5,14,16,28
6 Sumber : Data Penelitian yang diolah Tahun 2014
3.5.4 Daya Pembeda Soal