mm 5.00 mm HASIL DAN PEMBAHASAN

69 Tabel 2 Rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear tiga jenis kayu menurut tiga sesaran. Diameter baut A mm Jumlah Baut B ba tang Tiga Jenis Kayu C pada Berbagai Sesaran 0.80 mm

1.50 mm 5.00 mm

Sengon C1 Binta ngur C2 Kapur C3 Sengon C1 Binta ngur C2 Kapur C3 Sengon C1 Binta ngur C2 Kapur C3 6,4 A1 4 B1 423 714 889 719 1120 1423 1667 2753 2693 6 B2 249 983 1960 1047 2073 2392 2440 4299 4228 8 B3 612 1064 1856 1099 1598 718 2893 4631 3783 10 B4 324 1093 640 871 1774 1433 2685 5683 5792 Rata-rata 402 964 1336 934 1641 1492 2422 4342 4124 7,9 A2 4 B1 871 889 1311 1535 1429 1853 2870 3681 4210 6 B2 403 2112 2843 1476 3012 3861 2613 6276 6793 8 B3 844 1408 2165 1985 2417 3041 3592 6616 7810 10 B4 515 3506 3042 1477 5839 4450 3806 10646 9555 Rata-rata 658 1979 2340 1618 3174 3301 3220 6805 7092 9,4 A3 4 B1 568 1031 1397 1433 1615 1947 2900 4445 4843 6 B2 860 607 2687 1338 1592 4847 2892 4967 9180 8 B3 811 1255 1640 1333 2032 2848 3010 8378 6910 10 B4 393 2560 2281 1180 4268 5417 2871 7972 8100 Rata-rata 658 1363 2001 1321 2376 3765 2918 6441 7258 Rata-rata umum 573 1435 1893 1291 2397 2855 2853 5856 6158 Tabel 3 Analisis ragam beban total sambungan baut double shear tiap sesaran. Sumber F Sig. 0,8 mm 1,5 mm 5,0 mm 0,8 mm 1,5 mm 5,0 mm A 3,48 5,17 10,37 0,049 0,01 0,001 B 1,63 3,01 8,99 0,21 0,052 C 10,554 6,06 25,37 0,01 AB 0,797 0,68 0,66 0,58 0,67 0,686 Keterangan: = berpengaruh nyata A = diameter baut, B = jumlah baut, C = jenis kayu Tabel 3 menunjukkan bahwa diameter baut dan jenis kayu memiliki pengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear pada tiap 70 sesaran, sedangkan jumlah baut hanya memiliki pengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear pada sesaran 5,0 mm. Interaksi antara jumlah baut dan diameter baut tidak memiliki pengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear. Faktor yang memiliki pengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear kemudian diuji lanjut dengan menggunakan uji lanjut Duncan. Gambar 26 Diagram pengaruh jenis kayu terhadap beban total kekuatan sambungan baut double shear pada berbagai sesaran. Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 26, untuk sesaran 0,8 mm nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi terdapat pada kayu kapur 1893 kg, dan yang terendah pada kayu sengon 573 kg. Pada kayu bintangur sebesar 1435 kg. Untuk sesaran 1,5 mm, ketiga jenis kayu yang diuji memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear yang lebih tinggi daripada sesaran 0,8 mm. Nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear pada kayu kapur sebesar 2855 kg yang juga merupakan nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi untuk sesaran 1,5 mm. Nilai rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear pada kayu bintangur dan kayu sengon berturut-turut sebesar 2397 kg dan 1291 kg. Sebagaimana halnya pada sesaraan 1,5 mm, pada tingkat sesaran 5,0 mm, kayu kapur juga memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi yaitu sebesar 6158 kg, sedangkan kayu sengon paling rendah 2853 kg. Nilai yang sama untuk kayu bintangur adalah 5856 kg. 71 Sesuai Gambar 26 dapat dikatakan bahwa kayu kapur memiliki rata-rata nilai beban total sambungan baut double shear paling tinggi pada tiap sesaran dibandingkan sengon dan bintangur sedangkan kayu sengon memiliki rata-rata beban total sambungan baut double shear paling rendah dibanding dua jenis kayu lainnya sehingga dapat diartikan semakin tinggi BJ kayu maka semakin tinggi juga nilai rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear jenis kayu tersebut. Sebaliknya jika BJ kayu semakin rendah maka semakin rendah pula rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear jenis kayu tersebut. Tabel 4 Uji Duncan jenis kayu terhadap beban total sambungan baut double shear. Jenis Kayu Uji wilayah Duncan Berganda α = 0,05 Sengon A Bintangur B Kapur B Berdasarkan wilayah uji lanjut Duncan sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4 diketahui bahwa kayu sengon memiliki nilai desain lateral yang tidak sama dengan kayu bintangur dan kayu kapur berbeda nyata, tetapi kayu kapur dan kayu bintangur memiliki nilai desain lateral yang sama tidak berbeda nyata atau dapat dikatakan penggunaan kayu bintangur maupun kapur sama saja pada konstruksi bangunan secara statistik walaupun nilai beban total sambungan baut double shear berbeda. Pengaruh diameter baut terhadap beban total sambungan baut double shear disajikan pada Gambar 27. Berdasarkan Gambar 27 diketahui bahwa pada sesaran 0,8 mm nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi dimiliki oleh baut yang berdiameter 7,9 mm sebesar 1659 kg dan yang terendah yaitu baut berdiameter 6,4 mm sebesar 901 kg sedangkan baut berdiameter 9,4 mm memiliki nilai rata-rata beban total 1341 kg. Untuk sesaran 1,5 mm, baut berdiameter 7,9 mm memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi yaitu 2698 kg dan terendah dimiliki baut berdiameter 6,4 mm sebesar 1356 kg sedangkan baut berdiameter 9,4 mm memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear sebesar 2487 kg. Pada sesaran 5,0 mm, 72 nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi yaitu sebesar 5706 kg dijumpai pada baut berdiameter 7,9 mm. Baut berdiameter 6,4 mm memiliki nilai rata-rata beban total terendah yaitu sebesar 3629 kg sedangkan baut berdiameter 9,4 mm memiliki nilai beban total sebesar 5539 kg. Gambar 27 Diagram pengaruh diameter baut terhadap beban total kekuatan sambungan baut double shear pada berbagai sesaran. Secara umum berdasarkan Gambar 27 dapat dikatakan bahwa baut berdiameter 7,9 mm memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi pada tiap sesaran dibandingkan dengan baut berdiameter 6,4 mm dan 9,4 mm sehingga meningkatnya nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear ada hubungannya dengan bertambahnya diameter baut tidak terbukti dalam penelitian ini. Hal ini diduga karena dengan pemakaian diameter baut yang besar akan menyebabkan tingginya perlemahan yang terjadi pada sambungan, akibat lebih banyaknya luasan permukaan kayu yang rusak dan menyebabkan terjadinya pemadatan kayu, sehingga baut berdiameter 7,9 mm menghasilkan nilai beban total sambungan baut double shear yang lebih tinggi daripada baut berdiameter 9,5 mm. Namun diduga pula bahwa dengan pemakaian diameter baut yang kecil pada sambungan kurang mampu untuk menahan beban dengan baik, sehingga baut berdiameter 6,4 mm lebih rendah dalam menghasilkan nilai beban total sambungan baut double shear dibandingkan dengan baut berdiameter 7,9 mm. Jika dibandingkan dengan pengaruh jenis kayu, nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear juga semakin meningkat seiring semakin meningkatnya nilai sesaran diakibatkan pengaruh diameter baut. 73 Tabel 5 Uji Duncan diameter baut terhadap beban total sambungan baut double shear. Diameter Baut Uji wilayah Duncan Berganda α = 0,05 6,4 mm A 9,4 mm B 7,9 mm B Berdasarkan uji wilayah Duncan yang ditunjukkan pada Tabel 5 mengungkapkan bahwa diameter baut 6,4 mm memiliki nilai desain lateral yang berbeda nyata dengan diameter baut 9,4 mm dan 7,9 mm tidak sama. Hal tersebut terlihat pada uji wilayah Duncan Berganda diameter baut 6,4 mm yang berbeda dengan dua diameter baut lainnya. Untuk diameter baut 7,9 mm, setelah diuji lanjut Duncan memiliki nilai desain lateral yang sama tidak berbeda nyata dengan diameter baut 9,4 mm sehingga dapat dikatakan pemakaian baut diameter 7,9 mm dan 9,5 mm untuk konstruksi bangunan sama saja secara statistik. Pada Gambar 28 ditunjukkan pengaruh jumlah baut pada tiap sesaran terhadap nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear. Untuk sesaran 0,8 mm, nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear paling tinggi terdapat pada sambungan yang menggunakan 10 buah yaitu sebesar 1465 kg dan terendah pada sambungan dengan 4 buah baut sebesar 899 kg sedangkan sambungan dengan 6 dan 8 buah baut memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear berturut-turut sebesar 1412 kg dan 1273 kg. Pada sesaran 1,5 mm dan 5,0 mm, nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear paling tinggi terdapat pada sambungan yang menggunakan 10 buah baut berturut-turut sebesar 2715 kg dan 6346 kg sedangkan nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear terendah pada sesaran 1,5 mm dan 5,0 mm pada sambungan dengan 4 buah baut berturut-turut sebesar 1456 kg dan 3340 kg. Sesuai Gambar 28 dapat dikatakan jumlah baut berbanding lurus dengan nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear. Semakin meningkatnya jumlah baut maka semakin tinggi pula nilai rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear, dan sebaliknya semakin berkurangnya jumlah baut maka semakin rendah nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear. Ini disebabkan karena ketika beban total sambungan baut double shear 74 meningkat, jumlah baut yang sedikit tidak mampu menahan beban yang meningkat. Sebaliknya jumlah baut yang lebih banyak masih mampu menahan beban total sambungan baut double shear. Gambar 28 Diagram pengaruh jumlah baut terhadap beban total sambungan baut double shear. Tabel 6 Uji Duncan jumlah baut terhadap beban total sambungan baut double shear. Jumlah Baut Uji wilayah Duncan Berganda α = 0,05 4 baut A 6 baut B 8 baut BC 10 baut C Ketika dilihat berdasarkan uji wilayah Duncan Berganda yang tertera pada Tabel 6, sambungan dengan 4 buah baut memiliki nilai desain yang berbeda nyata tidak sama dengan sambungan lainnya. Begitu juga dengan penggunaan 6 buah baut yang memiliki nilai desain lateral yang berbeda nyata dengan sambungan menggunakan 10 buah baut tetapi tidak berbeda nyata dengan sambungan dengan 8 buah baut. Untuk sambungan dengan jumlah baut 8 buah sebagaimana Tabel 6 ternyata memiliki nilai desain lateral yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan sambungan yang menggunakan 10 buah baut. 75

4.2.2.2 Beban Per Baut Kekuatan Sambungan Baut Double Shear Tiga Jenis

Kayu Pada Berbagai Sesaran Beban per baut merupakan beban yang mampu ditahan oleh setiap satu baut pada tiap sesaran dan diameter baut. Nilai beban per baut didapatkan dari beban total sambungan baut double shear pada tiap sesaran dibagi jumlah baut pada contoh uji tiga jenis kayu. Nilai beban per baut sambungan double shear digunakan untuk menduga kemampuan satu buah buat dalam menahan beban kekuatan sambungan baut double shear. Hasil rangkuman pengukuran rata-rata beban per baut tiap sesaran disajikan pada Tabel 7, serta Lampiran 7, 8 dan 9. Tabel 7 Rata-rata beban per baut sambungan double shear tiga jenis kayu menurut tiap sesaran. Diameter baut A mm Jumlah baut B ba tang Tiga Jenis Kayu C pada Berbagai Sesaran 0,80 mm

1,50 mm 5,00 mm

Sengon C1 Binta ngur C2 Kapur C3 Sengon C1 Binta ngur C2 Kapur C3 Sengon C1 Binta ngur C2 Kapur C3 6.4 A1 4 B1 106 179 222 180 280 356 417 688 673 6 B2 42 164 327 175 346 399 407 717 705 8 B3 77 133 232 137 200 90 362 579 473 10 B4 33 109 64 87 177 143 268 568 579 Rata-rata 64 146 231 145 251 247 363 638 607 7.9 A2 4 B1 218 222 328 384 357 463 717 920 1053 6 B2 67 352 474 246 502 644 436 1046 1132 8 B3 106 176 271 248 302 380 449 827 976 10 B4 52 351 304 148 584 445 381 1065 956 Rata-rata 111 275 344 257 436 483 496 965 1029 9.4 A3 4 B1 142 258 349 358 404 494 725 1111 1211 6 B2 144 101 448 223 266 808 482 811 1530 8 B3 102 157 205 167 254 356 376 1048 864 10 B4 39 256 228 118 427 542 287 797 810 Rata-rata 107 193 308 217 338 550 468 942 1104 Rata-rata Umum 94 205 288 206 342 427 442 848 913 76 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa rata-rata beban per baut semakin meningkat ketika sesaran juga bertambah. Contohnya, nilai beban per baut sambungan double shear kayu sengon pada sesaran 0,8 mm sebesar 94 kg meningkat menjadi 206 kg pada sesaran 1,5 mm dan terus meningkat menjadi 442 kg ketika sesaran menjadi 5,0 mm sedangkan dari Tabel 8 diketahui bahwa beban per baut sambungan double shear dipengaruhi oleh diameter baut A dan jenis kayu C. Tabel 8 Analisis ragam beban per baut sambungan double shear tiap sesaran. Sumber F sig. 0,8 mm 1,5 mm 5,0 mm 0,8 mm 1,5 mm 5,0 mm A 2,961 4,87 17,3 0,073 0,018 B 2,573 3,426 5,768 0,08 0,06 0,13 C 11,42 5,918 23,976 0,009 AB 0,482 0,334 2,187 0,815 0,912 0,083 Keterangan : = pengaruh nyata Perbedaan antara analisis ragam beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear terletak pada jumlah baut: pada beban total sambungan baut double shear, jumlah baut berpengaruh sedangkan pada beban per baut sambungan double shear tidak. Secara umum, beban per baut sambungan double shear pada kayu kapur tiap sesaran lebih tinggi dibandingkan beban per baut sambungan double shear pada dua jenis kayu lainnya. Beban per baut sambungan double shear pada kayu sengon tiap sesaran memiliki nilai paling rendah dibanding beban per baut sambungan double shear kayu bintangur dan kapur. Hal ini disebabkan faktor BJ, kerapatan dan kekuatan tekan maksimum sejajar serat kayu sengon yang lebih rendah dibandingkan BJ, kerapatan dan kekuatan tekan maksimum sejajar serat kayu bintangur atau pun kayu kapur. Beban per baut sambungan double shear pada kayu sengon tidak berbeda hasilnya dibandingkan dengan beban totalnya. Maksudnya, ketika beban per baut sambungan double shear paling rendah maka beban total sambungan baut double shear kayu tersebut juga paling rendah. Pada sesaran 0,8 mm, beban per baut sambungan double shear kayu sengon bernilai 94 kg lebih rendah dibandingkan beban per baut sambungan double shear kayu bintangur sebesar 205 kg dan kayu kapur sebesar 288 kg. 77 Untuk sesaran 1,5 mm, beban per baut sambungan double shear kayu kapur tertinggi dibanding dua jenis kayu lainnya yaitu 427 kg dan yang terendah adalah beban per baut sambungan double shear kayu sengon 206 kg sedangkan beban per baut sambungan double shear kayu bintangur bernilai 342 kg. Ketika sesaran naik menjadi 5,0 mm, beban per baut sambungan double shear tertinggi terdapat pada kayu kapur 913 kg dan yang terendah pada kayu sengon 442 kg sedangkan kayu bintangur memiliki beban per baut sambungan double shear sebesar 848 kg. Pengaruh jenis kayu terhadap beban per baut sambungan double shear tiap sesaran ditunjukkan secara grafik pada Gambar 29. Gambar 29 Diagram pengaruh jenis kayu terhadap beban rata-rata per baut sambungan double shear pada berbagai sesaran. Tabel 9 Uji Duncan terhadap jenis kayu pada beban per baut sambungan double shear Jenis Kayu Uji wilayah Duncan Berganda α = 0,05 Sengon A Bintangur B Kapur B Seperti halnya rata-rata beban total sambungan baut double shear, secara umum rata-rata beban per baut sambungan double shear tidak ikut naik ketika diameter baut bertambah besar. Hal tersebut diduga diakibatkan dengan pemakaian diameter baut yang besar akan menyebabkan tingginya perlemahan yang terjadi pada sambungan, akibat lebih banyaknya luasan permukaan kayu yang rusak dan menyebabkan terjadinya pemadatan kayu, sehingga baut 78 berdiameter 7,9 mm menghasilkan nilai beban per baut sambungan double shear yang lebih tinggi daripada baut berdiameter 9,5 mm. Selain itu, diduga pula bahwa dengan pemakaian diameter baut yang kecil pada sambungan kurang mampu untuk menahan beban dengan baik, sehingga baut berdiameter 6,4 mm lebih rendah dalam menghasilkan nilai beban per baut sambungan double shear dibandingkan dengan baut berdiameter 7,9 mm. Pada sesaran 0,8 mm, diameter baut 7,9 mm memiliki beban per baut sambungan double shear tertinggi yaitu 243 kg dibandingkan dengan diameter baut lainnya diameter baut 6,4 mm beban per bautnya 147 kg dan diameter baut 9,4 mm beban per bautnya 203 kg. Ketika sesaran menjadi 1,5 mm, beban per baut sambungan double shear pada diameter baut 7,9 mm naik menjadi 392 kg yang merupakan beban per baut sambungan double shear tertinggi pada sesaran 1,5 mm dibandingkan beban per baut sambungan double shear diameter lainnya. Saat sesaran 5,0 mm, ada sedikit perbedaan dengan sesaran 0,8 mm dan 1,5 mm, diameter baut 9,4 mm memiliki beban per baut sambungan double shear paling tinggi dibanding diameter baut lainnya yaitu sebesar 838 kg. Diameter baut 6,4 mm dan 7,9 mm memiliki beban per baut sambungan double shear berturut-turut sebesar 536 kg dan 830 kg. Gambar 30 Diagram pengaruh diameter baut terhadap beban per baut sambungan double shear pada berbagai sesaran. Pada Tabel 10, terlihat bahwa wilayah Duncan Berganda diameter baut 6,4 mm berbeda nyata dengan diameter baut 9,4 mm dan diameter baut 7,9 mm sedangkan wilayah Duncan Berganda diameter baut 9,4 mm tidak berbeda nyata 79 dengan diameter baut 7,9 mm atau dapat dikatakan penggunaan diameter baut 9.4 mm dengan diameter baut 7.9 mm sama saja pengaruhnya terhadap beban per baut sedangkan penggunaan diameter baut 6.4 mm berbeda pengaruhnya dengan diameter baut 9.4 mm dan 7.9 mm terhadap beban per baut. Tabel 10 Uji Duncan diameter baut terhadap beban per baut sambungan double shear. Diameter Baut Uji wilayah Duncan Berganda α = 0,05 6,4 mm A 9,4 mm B 7,9 mm B Berdasarkan uraian hasil beban total sambungan baut double shear, beban per baut sambungan double shear dan analisis ragam nilai desain lateral, kekuatan sambungan baut double shear dipengaruhi oleh diameter baut, jenis kayu, jumlah baut dan kekuatan tekan maksimum sejajar serat kayu. Faktor pengaruh jenis kayu terhadap kekuatan sambungan baut double shear meliputi kerapatan dan BJ kayu. Peningkatan BJ dan kerapatan kayu dapat meningkatkan kekuatan sambungan baut double shear yang meliputi beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear. Selain kekuatan sambungan baut double shear, peningkatan BJ dan kerapatan juga dapat meningkatkan kekuatan tekan maksimum sejajar serat kayu. Seperti halnya BJ dan kerapatan, peningkatan jumlah baut dapat meningkatkan beban total sambungan baut double shear tetapi peningkatan diameter baut tidak secara otomatis dapat meningkatkan kekuatan sambungan baut double shear. Pada saat proses awal pengujian kekuatan sambungan baut double shear berpelat baja, contoh uji dengan BJ rendah, sedang dan tinggi mengalami kerusakan berupa pemadatan sel-sel atau serat kayu disekitar baut sesuai dengan arah gaya akibat menahan gaya geser yang diberikan saat pembebanan. Contoh uji dengan BJ tinggi memiliki gaya menahan pemadatan sel lebih besar dibandingkan dengan contoh uji dengan BJ rendah sehingga dapat menahan gaya geser lebih tinggi dibandingkan contoh uji ber-BJ rendah. Kerusakan-kerusakan yang terjadi ketika pengujian kekuatan sambungan baut double shear pada contoh uji juga berbeda diantara contoh uji ber-BJ tinggi 80 dengan contoh uji ber-BJ rendah. Pada contoh uji ber-BJ tinggi, kerusakan terjadi pada baut karena reaksi baut lebih rendah dibandingkan reaksi contoh uji dalam menahan gaya geser. Sebaliknya, pada contoh uji ber-BJ rendah, kerusakan terjadi pada contoh uji kayu karena reaksi contoh uji lebih rendah dibandingkan baut dalam menahan gaya geser sehingga contoh uji mengalami kerusakan terlebih dulu. Pelat baja yang digunakan pada pengujian kekuatan sambungan baut double shear tidak mengalami kerusakan seperti halnya kayu dan baut. 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear meningkat dengan meningkatnya nilai BJ kayu. 2. Beban total sambungan baut double shear akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah baut kecuali ketika jumlah baut bertambah dari 6 ke 8 buah, sedangkan beban per baut sambungan double shear tidak ditentukan dan tidak dipengaruhi oleh jumlah baut. 3. Beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear cenderung meningkat dari diameter baut 6,4 mm ke 7,9 mm dan kemudian turun lagi ketika diameter baut menjadi 9,4 mm. 4. Interaksi antara diameter baut dengan jumlah baut tidak berpengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1. Perlu pemakaian contoh uji dari jenis kayu yang berbeda tetapi tetap mewakili kelas BJ kayu tinggi, sedang dan rendah. 2. Perlu dilakukan pengkajian ulang untuk menentukan besarnya sesaran yang didasarkan pada nilai kekuatan baut. 3. Untuk pemakaian konstruksi bangunan yang menggunakan sambungan batang kayu dengan pelat baja yang menerima beban besar dalam jangka waktu yang lama sebaiknya menggunakan kayu dengan BJ atau kerapatan yang tinggi.