69
Tabel 2 Rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear tiga jenis kayu
menurut tiga sesaran.
Diameter baut
A mm Jumlah
Baut B ba
tang
Tiga Jenis Kayu C pada Berbagai Sesaran 0.80 mm
1.50 mm 5.00 mm
Sengon C1
Binta ngur
C2 Kapur
C3 Sengon
C1 Binta
ngur C2
Kapur C3
Sengon C1
Binta ngur
C2 Kapur
C3
6,4 A1
4 B1 423
714 889
719 1120
1423 1667
2753 2693
6 B2 249
983 1960
1047 2073
2392 2440
4299 4228
8 B3 612
1064 1856
1099 1598
718 2893
4631 3783
10 B4 324
1093 640
871 1774
1433 2685
5683 5792
Rata-rata 402
964 1336
934 1641
1492 2422
4342 4124
7,9 A2
4 B1 871
889 1311
1535 1429
1853 2870
3681 4210
6 B2 403
2112 2843
1476 3012
3861 2613
6276 6793
8 B3 844
1408 2165
1985 2417
3041 3592
6616 7810
10 B4 515
3506 3042
1477 5839
4450 3806
10646 9555
Rata-rata 658
1979 2340
1618 3174
3301 3220
6805 7092
9,4 A3
4 B1 568
1031 1397
1433 1615
1947 2900
4445 4843
6 B2 860
607 2687
1338 1592
4847 2892
4967 9180
8 B3 811
1255 1640
1333 2032
2848 3010
8378 6910
10 B4 393
2560 2281
1180 4268
5417 2871
7972 8100
Rata-rata 658
1363 2001
1321 2376
3765 2918
6441 7258
Rata-rata umum 573
1435 1893
1291 2397
2855 2853
5856 6158
Tabel 3 Analisis ragam beban total sambungan baut double shear tiap sesaran.
Sumber F
Sig. 0,8 mm
1,5 mm 5,0 mm
0,8 mm 1,5 mm
5,0 mm
A 3,48
5,17 10,37
0,049 0,01
0,001 B
1,63 3,01
8,99 0,21
0,052 C
10,554 6,06
25,37 0,01
AB 0,797
0,68 0,66
0,58 0,67
0,686 Keterangan:
= berpengaruh nyata A = diameter baut, B = jumlah baut, C = jenis kayu
Tabel 3 menunjukkan bahwa diameter baut dan jenis kayu memiliki pengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear pada tiap
70
sesaran, sedangkan jumlah baut hanya memiliki pengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear pada sesaran 5,0 mm. Interaksi antara jumlah
baut dan diameter baut tidak memiliki pengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear. Faktor yang memiliki pengaruh nyata terhadap
beban total sambungan baut double shear kemudian diuji lanjut dengan menggunakan uji lanjut Duncan.
Gambar 26 Diagram pengaruh jenis kayu terhadap beban total kekuatan sambungan baut double shear pada berbagai sesaran.
Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 26, untuk sesaran 0,8 mm nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi terdapat pada kayu kapur
1893 kg, dan yang terendah pada kayu sengon 573 kg. Pada kayu bintangur sebesar 1435 kg. Untuk sesaran 1,5 mm, ketiga jenis kayu yang diuji memiliki
nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear yang lebih tinggi daripada sesaran 0,8 mm. Nilai rata-rata beban total sambungan baut double
shear pada kayu kapur sebesar 2855 kg yang juga merupakan nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi untuk sesaran 1,5 mm. Nilai
rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear pada kayu bintangur dan kayu sengon berturut-turut sebesar 2397 kg dan 1291 kg. Sebagaimana
halnya pada sesaraan 1,5 mm, pada tingkat sesaran 5,0 mm, kayu kapur juga memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi yaitu
sebesar 6158 kg, sedangkan kayu sengon paling rendah 2853 kg. Nilai yang sama untuk kayu bintangur adalah 5856 kg.
71
Sesuai Gambar 26 dapat dikatakan bahwa kayu kapur memiliki rata-rata nilai beban total sambungan baut double shear paling tinggi pada tiap sesaran
dibandingkan sengon dan bintangur sedangkan kayu sengon memiliki rata-rata beban total sambungan baut double shear paling rendah dibanding dua jenis kayu
lainnya sehingga dapat diartikan semakin tinggi BJ kayu maka semakin tinggi juga nilai rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear jenis kayu
tersebut. Sebaliknya jika BJ kayu semakin rendah maka semakin rendah pula rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear jenis kayu tersebut.
Tabel 4 Uji Duncan jenis kayu terhadap beban total sambungan baut double shear.
Jenis Kayu Uji wilayah Duncan Berganda
α = 0,05 Sengon
A Bintangur
B Kapur
B
Berdasarkan wilayah uji lanjut Duncan sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4 diketahui bahwa kayu sengon memiliki nilai desain lateral yang
tidak sama dengan kayu bintangur dan kayu kapur berbeda nyata, tetapi kayu kapur dan kayu bintangur memiliki nilai desain lateral yang sama tidak berbeda
nyata atau dapat dikatakan penggunaan kayu bintangur maupun kapur sama saja pada konstruksi bangunan secara statistik walaupun nilai beban total sambungan
baut double shear berbeda. Pengaruh diameter baut terhadap beban total sambungan baut double
shear disajikan pada Gambar 27. Berdasarkan Gambar 27 diketahui bahwa pada sesaran 0,8 mm nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi
dimiliki oleh baut yang berdiameter 7,9 mm sebesar 1659 kg dan yang terendah yaitu baut berdiameter 6,4 mm sebesar 901 kg sedangkan baut berdiameter 9,4
mm memiliki nilai rata-rata beban total 1341 kg. Untuk sesaran 1,5 mm, baut berdiameter 7,9 mm memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double
shear tertinggi yaitu 2698 kg dan terendah dimiliki baut berdiameter 6,4 mm sebesar 1356 kg sedangkan baut berdiameter 9,4 mm memiliki nilai rata-rata
beban total sambungan baut double shear sebesar 2487 kg. Pada sesaran 5,0 mm,
72
nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear tertinggi yaitu sebesar 5706 kg dijumpai pada baut berdiameter 7,9 mm. Baut berdiameter 6,4 mm
memiliki nilai rata-rata beban total terendah yaitu sebesar 3629 kg sedangkan baut berdiameter 9,4 mm memiliki nilai beban total sebesar 5539 kg.
Gambar 27 Diagram pengaruh diameter baut terhadap beban total kekuatan sambungan baut double shear pada berbagai sesaran.
Secara umum berdasarkan Gambar 27 dapat dikatakan bahwa baut berdiameter 7,9 mm memiliki nilai rata-rata beban total sambungan baut double
shear tertinggi pada tiap sesaran dibandingkan dengan baut berdiameter 6,4 mm dan 9,4 mm sehingga meningkatnya nilai rata-rata beban total sambungan baut
double shear ada hubungannya dengan bertambahnya diameter baut tidak terbukti dalam penelitian ini. Hal ini diduga karena dengan pemakaian diameter
baut yang besar akan menyebabkan tingginya perlemahan yang terjadi pada sambungan, akibat lebih banyaknya luasan permukaan kayu yang rusak dan
menyebabkan terjadinya pemadatan kayu, sehingga baut berdiameter 7,9 mm menghasilkan nilai beban total sambungan baut double shear yang lebih tinggi
daripada baut berdiameter 9,5 mm. Namun diduga pula bahwa dengan pemakaian diameter baut yang kecil pada sambungan kurang mampu untuk menahan beban
dengan baik, sehingga baut berdiameter 6,4 mm lebih rendah dalam menghasilkan nilai beban total sambungan baut double shear dibandingkan
dengan baut berdiameter 7,9 mm. Jika dibandingkan dengan pengaruh jenis kayu, nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear juga semakin meningkat
seiring semakin meningkatnya nilai sesaran diakibatkan pengaruh diameter baut.
73
Tabel 5 Uji Duncan diameter baut terhadap beban total sambungan baut double shear.
Diameter Baut Uji wilayah Duncan Berganda
α = 0,05 6,4 mm
A 9,4 mm
B 7,9 mm
B
Berdasarkan uji wilayah Duncan yang ditunjukkan pada Tabel 5 mengungkapkan bahwa diameter baut 6,4 mm memiliki nilai desain lateral yang
berbeda nyata dengan diameter baut 9,4 mm dan 7,9 mm tidak sama. Hal tersebut terlihat pada uji wilayah Duncan Berganda diameter baut 6,4 mm yang
berbeda dengan dua diameter baut lainnya. Untuk diameter baut 7,9 mm, setelah diuji lanjut Duncan memiliki nilai desain lateral yang sama tidak berbeda nyata
dengan diameter baut 9,4 mm sehingga dapat dikatakan pemakaian baut diameter 7,9 mm dan 9,5 mm untuk konstruksi bangunan sama saja secara statistik.
Pada Gambar 28 ditunjukkan pengaruh jumlah baut pada tiap sesaran terhadap nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear. Untuk sesaran
0,8 mm, nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear paling tinggi terdapat pada sambungan yang menggunakan 10 buah yaitu sebesar 1465 kg dan
terendah pada sambungan dengan 4 buah baut sebesar 899 kg sedangkan sambungan dengan 6 dan 8 buah baut memiliki nilai rata-rata beban total
sambungan baut double shear berturut-turut sebesar 1412 kg dan 1273 kg. Pada sesaran 1,5 mm dan 5,0 mm, nilai rata-rata beban total sambungan baut double
shear paling tinggi terdapat pada sambungan yang menggunakan 10 buah baut berturut-turut sebesar 2715 kg dan 6346 kg sedangkan nilai rata-rata beban total
sambungan baut double shear terendah pada sesaran 1,5 mm dan 5,0 mm pada sambungan dengan 4 buah baut berturut-turut sebesar 1456 kg dan 3340 kg.
Sesuai Gambar 28 dapat dikatakan jumlah baut berbanding lurus dengan nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear. Semakin meningkatnya
jumlah baut maka semakin tinggi pula nilai rata-rata beban total kekuatan sambungan baut double shear, dan sebaliknya semakin berkurangnya jumlah
baut maka semakin rendah nilai rata-rata beban total sambungan baut double shear. Ini disebabkan karena ketika beban total sambungan baut double shear
74
meningkat, jumlah baut yang sedikit tidak mampu menahan beban yang meningkat. Sebaliknya jumlah baut yang lebih banyak masih mampu menahan
beban total sambungan baut double shear.
Gambar 28 Diagram pengaruh jumlah baut terhadap beban total sambungan baut double shear.
Tabel 6 Uji Duncan jumlah baut terhadap beban total sambungan baut double shear.
Jumlah Baut Uji wilayah Duncan Berganda
α = 0,05 4 baut
A 6 baut
B 8 baut
BC 10 baut
C
Ketika dilihat berdasarkan uji wilayah Duncan Berganda yang tertera pada Tabel 6, sambungan dengan 4 buah baut memiliki nilai desain yang berbeda
nyata tidak sama dengan sambungan lainnya. Begitu juga dengan penggunaan 6 buah baut yang memiliki nilai desain lateral yang berbeda nyata dengan
sambungan menggunakan 10 buah baut tetapi tidak berbeda nyata dengan sambungan dengan 8 buah baut. Untuk sambungan dengan jumlah baut 8 buah
sebagaimana Tabel 6 ternyata memiliki nilai desain lateral yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan sambungan yang menggunakan 10 buah baut.
75
4.2.2.2 Beban Per Baut Kekuatan Sambungan Baut Double Shear Tiga Jenis
Kayu Pada Berbagai Sesaran
Beban per baut merupakan beban yang mampu ditahan oleh setiap satu baut pada tiap sesaran dan diameter baut. Nilai beban per baut didapatkan dari
beban total sambungan baut double shear pada tiap sesaran dibagi jumlah baut pada contoh uji tiga jenis kayu. Nilai beban per baut sambungan double shear
digunakan untuk menduga kemampuan satu buah buat dalam menahan beban kekuatan sambungan baut double shear. Hasil rangkuman pengukuran rata-rata
beban per baut tiap sesaran disajikan pada Tabel 7, serta Lampiran 7, 8 dan 9. Tabel 7 Rata-rata beban per baut sambungan double shear tiga jenis kayu
menurut tiap sesaran.
Diameter baut
A mm Jumlah
baut B ba
tang
Tiga Jenis Kayu C pada Berbagai Sesaran 0,80 mm
1,50 mm 5,00 mm
Sengon C1
Binta ngur
C2 Kapur
C3 Sengon
C1 Binta
ngur C2
Kapur C3
Sengon C1
Binta ngur
C2 Kapur
C3
6.4 A1
4 B1 106
179 222
180 280
356 417
688 673
6 B2 42
164 327
175 346
399 407
717 705
8 B3 77
133 232
137 200
90 362
579 473
10 B4 33
109 64
87 177
143 268
568 579
Rata-rata 64
146 231
145 251
247 363
638 607
7.9 A2
4 B1 218
222 328
384 357
463 717
920 1053
6 B2 67
352 474
246 502
644 436
1046 1132
8 B3 106
176 271
248 302
380 449
827 976
10 B4 52
351 304
148 584
445 381
1065 956
Rata-rata 111
275 344
257 436
483 496
965 1029
9.4 A3
4 B1 142
258 349
358 404
494 725
1111 1211
6 B2 144
101 448
223 266
808 482
811 1530
8 B3 102
157 205
167 254
356 376
1048 864
10 B4 39
256 228
118 427
542 287
797 810
Rata-rata 107
193 308
217 338
550 468
942 1104
Rata-rata Umum 94
205 288
206 342
427 442
848 913
76
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa rata-rata beban per baut semakin meningkat ketika sesaran juga bertambah. Contohnya, nilai beban per baut
sambungan double shear kayu sengon pada sesaran 0,8 mm sebesar 94 kg meningkat menjadi 206 kg pada sesaran 1,5 mm dan terus meningkat menjadi
442 kg ketika sesaran menjadi 5,0 mm sedangkan dari Tabel 8 diketahui bahwa beban per baut sambungan double shear dipengaruhi oleh diameter baut A dan
jenis kayu C. Tabel 8 Analisis ragam beban per baut sambungan double shear tiap sesaran.
Sumber F
sig. 0,8 mm
1,5 mm 5,0 mm
0,8 mm 1,5 mm
5,0 mm
A 2,961
4,87 17,3
0,073 0,018
B 2,573
3,426 5,768
0,08 0,06
0,13 C
11,42 5,918
23,976 0,009
AB 0,482
0,334 2,187
0,815 0,912
0,083 Keterangan : = pengaruh nyata
Perbedaan antara analisis ragam beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear terletak pada jumlah baut: pada
beban total sambungan baut double shear, jumlah baut berpengaruh sedangkan pada beban per baut sambungan double shear tidak. Secara umum, beban per
baut sambungan double shear pada kayu kapur tiap sesaran lebih tinggi dibandingkan beban per baut sambungan double shear pada dua jenis kayu
lainnya. Beban per baut sambungan double shear pada kayu sengon tiap sesaran memiliki nilai paling rendah dibanding beban per baut sambungan double shear
kayu bintangur dan kapur. Hal ini disebabkan faktor BJ, kerapatan dan kekuatan tekan maksimum sejajar serat kayu sengon yang lebih rendah dibandingkan BJ,
kerapatan dan kekuatan tekan maksimum sejajar serat kayu bintangur atau pun kayu kapur. Beban per baut sambungan double shear pada kayu sengon tidak
berbeda hasilnya dibandingkan dengan beban totalnya. Maksudnya, ketika beban per baut sambungan double shear paling rendah maka beban total sambungan
baut double shear kayu tersebut juga paling rendah. Pada sesaran 0,8 mm, beban per baut sambungan double shear kayu
sengon bernilai 94 kg lebih rendah dibandingkan beban per baut sambungan double shear kayu bintangur sebesar 205 kg dan kayu kapur sebesar 288 kg.
77
Untuk sesaran 1,5 mm, beban per baut sambungan double shear kayu kapur tertinggi dibanding dua jenis kayu lainnya yaitu 427 kg dan yang terendah adalah
beban per baut sambungan double shear kayu sengon 206 kg sedangkan beban per baut sambungan double shear kayu bintangur bernilai 342 kg. Ketika sesaran
naik menjadi 5,0 mm, beban per baut sambungan double shear tertinggi terdapat pada kayu kapur 913 kg dan yang terendah pada kayu sengon 442 kg sedangkan
kayu bintangur memiliki beban per baut sambungan double shear sebesar 848 kg. Pengaruh jenis kayu terhadap beban per baut sambungan double shear tiap
sesaran ditunjukkan secara grafik pada Gambar 29.
Gambar 29 Diagram pengaruh jenis kayu terhadap beban rata-rata per baut sambungan double shear pada berbagai sesaran.
Tabel 9 Uji Duncan terhadap jenis kayu pada beban per baut sambungan double shear
Jenis Kayu Uji wilayah Duncan Berganda
α = 0,05 Sengon
A Bintangur
B Kapur
B
Seperti halnya rata-rata beban total sambungan baut double shear, secara
umum rata-rata beban per baut sambungan double shear tidak ikut naik ketika diameter baut bertambah besar. Hal tersebut diduga diakibatkan dengan
pemakaian diameter baut yang besar akan menyebabkan tingginya perlemahan yang terjadi pada sambungan, akibat lebih banyaknya luasan permukaan kayu
yang rusak dan menyebabkan terjadinya pemadatan kayu, sehingga baut
78
berdiameter 7,9 mm menghasilkan nilai beban per baut sambungan double shear yang lebih tinggi daripada baut berdiameter 9,5 mm. Selain itu, diduga pula
bahwa dengan pemakaian diameter baut yang kecil pada sambungan kurang mampu untuk menahan beban dengan baik, sehingga baut berdiameter 6,4 mm
lebih rendah dalam menghasilkan nilai beban per baut sambungan double shear dibandingkan dengan baut berdiameter 7,9 mm.
Pada sesaran 0,8 mm, diameter baut 7,9 mm memiliki beban per baut sambungan double shear tertinggi yaitu 243 kg dibandingkan dengan diameter
baut lainnya diameter baut 6,4 mm beban per bautnya 147 kg dan diameter baut 9,4 mm beban per bautnya 203 kg. Ketika sesaran menjadi 1,5 mm, beban per
baut sambungan double shear pada diameter baut 7,9 mm naik menjadi 392 kg yang merupakan beban per baut sambungan double shear tertinggi pada sesaran
1,5 mm dibandingkan beban per baut sambungan double shear diameter lainnya. Saat sesaran 5,0 mm, ada sedikit perbedaan dengan sesaran 0,8 mm dan 1,5 mm,
diameter baut 9,4 mm memiliki beban per baut sambungan double shear paling tinggi dibanding diameter baut lainnya yaitu sebesar 838 kg. Diameter baut 6,4
mm dan 7,9 mm memiliki beban per baut sambungan double shear berturut-turut
sebesar 536 kg dan 830 kg.
Gambar 30 Diagram pengaruh diameter baut terhadap beban per baut sambungan double shear pada berbagai sesaran.
Pada Tabel 10, terlihat bahwa wilayah Duncan Berganda diameter baut 6,4 mm berbeda nyata dengan diameter baut 9,4 mm dan diameter baut 7,9 mm
sedangkan wilayah Duncan Berganda diameter baut 9,4 mm tidak berbeda nyata
79
dengan diameter baut 7,9 mm atau dapat dikatakan penggunaan diameter baut 9.4 mm dengan diameter baut 7.9 mm sama saja pengaruhnya terhadap beban per
baut sedangkan penggunaan diameter baut 6.4 mm berbeda pengaruhnya dengan diameter baut 9.4 mm dan 7.9 mm terhadap beban per baut.
Tabel 10 Uji Duncan diameter baut terhadap beban per baut sambungan double shear.
Diameter Baut Uji wilayah Duncan Berganda
α = 0,05
6,4 mm A
9,4 mm
B
7,9 mm B
Berdasarkan uraian hasil beban total sambungan baut double shear, beban per baut sambungan double shear dan analisis ragam nilai desain lateral,
kekuatan sambungan baut double shear dipengaruhi oleh diameter baut, jenis kayu, jumlah baut dan kekuatan tekan maksimum sejajar serat kayu. Faktor
pengaruh jenis kayu terhadap kekuatan sambungan baut double shear meliputi kerapatan dan BJ kayu. Peningkatan BJ dan kerapatan kayu dapat meningkatkan
kekuatan sambungan baut double shear yang meliputi beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear. Selain kekuatan
sambungan baut double shear, peningkatan BJ dan kerapatan juga dapat meningkatkan kekuatan tekan maksimum sejajar serat kayu. Seperti halnya BJ
dan kerapatan, peningkatan jumlah baut dapat meningkatkan beban total sambungan baut double shear tetapi peningkatan diameter baut tidak secara
otomatis dapat meningkatkan kekuatan sambungan baut double shear. Pada saat proses awal pengujian kekuatan sambungan baut double shear berpelat baja,
contoh uji dengan BJ rendah, sedang dan tinggi mengalami kerusakan berupa pemadatan sel-sel atau serat kayu disekitar baut sesuai dengan arah gaya akibat
menahan gaya geser yang diberikan saat pembebanan. Contoh uji dengan BJ tinggi memiliki gaya menahan pemadatan sel lebih besar dibandingkan dengan
contoh uji dengan BJ rendah sehingga dapat menahan gaya geser lebih tinggi dibandingkan contoh uji ber-BJ rendah.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi ketika pengujian kekuatan sambungan baut double shear pada contoh uji juga berbeda diantara contoh uji ber-BJ tinggi
80
dengan contoh uji ber-BJ rendah. Pada contoh uji ber-BJ tinggi, kerusakan terjadi pada baut karena reaksi baut lebih rendah dibandingkan reaksi contoh uji dalam
menahan gaya geser. Sebaliknya, pada contoh uji ber-BJ rendah, kerusakan terjadi pada contoh uji kayu karena reaksi contoh uji lebih rendah dibandingkan
baut dalam menahan gaya geser sehingga contoh uji mengalami kerusakan terlebih dulu. Pelat baja yang digunakan pada pengujian kekuatan sambungan
baut double shear tidak mengalami kerusakan seperti halnya kayu dan baut.
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear meningkat dengan meningkatnya nilai BJ kayu.
2. Beban total sambungan baut double shear akan meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah baut kecuali ketika jumlah baut bertambah dari 6 ke 8 buah, sedangkan beban per baut sambungan double shear tidak ditentukan dan
tidak dipengaruhi oleh jumlah baut. 3.
Beban total sambungan baut double shear dan beban per baut sambungan double shear cenderung meningkat dari diameter baut 6,4 mm ke 7,9 mm dan kemudian
turun lagi ketika diameter baut menjadi 9,4 mm. 4.
Interaksi antara diameter baut dengan jumlah baut tidak berpengaruh nyata terhadap beban total sambungan baut double shear dan beban per baut
sambungan double shear.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1.
Perlu pemakaian contoh uji dari jenis kayu yang berbeda tetapi tetap mewakili kelas BJ kayu tinggi, sedang dan rendah.
2. Perlu dilakukan pengkajian ulang untuk menentukan besarnya sesaran yang
didasarkan pada nilai kekuatan baut. 3.
Untuk pemakaian konstruksi bangunan yang menggunakan sambungan batang kayu dengan pelat baja yang menerima beban besar dalam jangka waktu yang
lama sebaiknya menggunakan kayu dengan BJ atau kerapatan yang tinggi.