Sambungan Kayu TINJAUAN PUSTAKA

43

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sambungan Kayu

Sambungan merupakan lokasi sederhana yang menghubungkan dua bagian atau lebih menjadi satu dengan bentuk tertentu pada ujung-ujung perlekatannya Hoyle, 1973, sedangkan menurut Tular dan Idris 1981, sambungan kayu merupakan titik kritis atau terlemah yang menghubungkan elemen antar kayu dari suatu bangunan struktural sehingga dalam membuat sambungan harus diperhitungkan cara menyambungnya agar dapat menerima dan menyalurkan gaya yang bekerja padanya. Dalam suatu konstruksi bangunan dari kayu, teknik penyambungan antar kayu harus diperhatikan sehingga gaya tarik dan gaya tekan yang timbul dalam batas-batas tertentu dapat diterima atau disalurkan dengan baik Tular dan Idris, 1981. Komponen-komponen penyusun dari suatu sambungan kayu seperti jenis dan ukuran kayu yang disambung dan alat sambungnya dapat mempengaruhi kekuatan sambungan. Komponen penyusun sambungan yang paling lemah sangat menentukan kekuatan sambungan tersebut. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kekuatan sambungan kayu adalah kerapatan kayu, besarnya beban yang diberikan dan keadaan alat sambungnya Surjokusumo, 1984. Kekuatan kayu dianggap 100 apabila tanpa sambungan, sedangkan apabila menggunakan alat sambung baut maka akan terjadi perlemahan sehingga kekuatan kayu berubah menjadi 30. Kekuatan kayu tetap 100 apabila menggunakan perekat sebagai alat sambung Yap, 1984. Penyambungan kayu bertujuan memperoleh panjang yang diinginkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah sambungan pada suatu konstruksi merupakan titik kritis atau terlemah sehingga kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang cocok dan pas, penyambungan tidak boleh sampai merusak kayu yang disambung , sesudah sambungan jadi hendaknya diberi bahan pengawet agar tidak cepat lapuk dan sebaiknya sambungan kayu yang dibuat terlihat dari luar agar mudah untuk dikontrol Surya, 2007. 44 Sambungan dapat dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu sambungan desak, sambungan tarik dan sambungan momen. Alat-alat sambung apabila dilihat dari cara pembebanannya dibagi menjadi: 1. Alat sambung untuk dibebani geseran contohnya paku, baut, perekat dan pasak kayu. 2. Alat sambung untuk dibebani bengkokan atau lenturan, misalnya paku, baut dan pasak kayu. 3. Alat sambung untuk dibebani jungkitan, misalnya pasak kayu. 4. Alat sambung untuk dibebani desakan, misalnya kokot dan cincin belah. Contoh alat-alat sambung lainnya yaitu skrup kayu, pasak-pasak kayu keras, alat-alat sambung modern dan perekat Wirjomartono, 1977. Sambungan kayu dengan perekat hanya digunakan pada struktur yang relatif kecil seperti tiang dengan ukuran sedang Thelandersson dan Larsen, 2003.

2.2 Baut sebagai Alat Sambung