57
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Pencemaran Udara
Menurut Neiburger 1995 pencemaran udara yaitu terdapatnya zat dalam atmosfer yang bersifat racun, mengganggu dan berbahaya bagi manusia atau
bersifat merusak terhadap tumbuhan, hewan atau tanah. Bahan pencemaran udara secara umum digolongkan dalam dua golongan dasar, yaitu partikel dan gas.
Bahan pencemar gas terdiri dari SO
2
, NO
2
, CO, oksidan dan hidrokarbon. Menurut Kozak dan Sudarmo 1993 dalam Sukarsono 1998 ada 2
bentuk emisi dari unsur dan senyawa pencemar udara, yaitu : 1. Pencemar udara primer Primary air pollution
Merupakan emisi unsur - unsur pencemar udara langsung ke atmosfer dari sumber - sumber diam maupun bergerak. Pencemar udara primer ini
mempunyai waktu paruh di atmosfer yang tinggi. Contoh pencemar udara primer adalah CO, CO
2
, SO
2
, CFC, Cl
2
, debu. 2. Pencemar udara sekunder Secondary air pollution
Merupakan emisi pencemar udara dari hasil proses fisik dan kimia di atmosfer dalam bentuk foto kimia Photo Cemistry yang umumnya bersifat
reaktif dan mengalami proses transformasi fisik kimia menjadi unsur atau senyawa. Perubahan bentuk senyawa polutan terjadi saat mulai diemisikan
hingga setelah ada di atmosfer. Contoh pencemar udara sekunder adalah ozon O
3
, aldehida, PAN, hujan asam. Budirahardjo dalam Pusparini 2002 menjelaskan bahwa konsentrasi
udara ambien merupakan polutan dari sumber pencemar yang terdiri dari partikel - partikel dan gas - gas kemudian di atmosfer mendapat pengaruh dari antara lain
faktor meteorologis seperti curah hujan, arah dan kecepatan angin, kelembaban udara dan temperatur serta secara bersamaan mengalami reaksi kimia. Senyawa
yang diketahui sebagai pencemar udara primer terhitung lebih dari 90 dari total pencemar. Senyawa tersebut adalah Karbon Monoksida CO, Nitrogen Oksida
NO
x
, Hidrokarbon HC, Sulfur Oksida SO
x
dan partikulat. Sifat dan proses
pembentukan gas - gas pencemar menurut Fardiaz 1992 adalah sebagai berikut:
58 1. Sulfur dioksida SO
2
Sulfur dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak terbakar. Berasal dari pembakaran bahan bakar fosil batu bara dan minyak bumi. Sulfur dioksida
termasuk gas polutan primer karena diemisikan langsung dari sumbernya. Pada konsentrasi 0,3 - 1,0 ppm di udara dapat menimbulkan gangguan bau. Dalam
kelembaban tinggi dapat membentuk asam sulfat H
2
SO
4
yang sifatnya sangat korosif pada berbagai material logam, disamping itu SO
2
juga dapat menimbulkan fotokimia yang dapat menimbulkan terjadinya smog, dan menurunkan daya
penglihatan visibilitas. Pada konsentrasi 0,9 ppm selama 24 jam di udara bebas terbuka sudah membahayakan manusia. Gas ini menimbulkan gangguan pada
sistem pernapasan, diantaranya penyakit kanker dan bronkitis yang sangat akut, bahkan sering mengakibatkan kematian.
2. Nitrogen dioksida NO
2
Banyak bentuk oksida nitrogen yang ada di atmosfir, antara lain NO, NO
2
dan N
2
O. Sedangkan yang penting ditinjau dari segi pencemaran udara adalah NO dan NO
2
. NO
2
merupakan bahan pencemar udara sebagai hasil pembakaran minyak bumi. Bersama - sama dengan hidrokarbon dan reaktan lainnya dapat
membentuk smog. Sebagian besar NO
2
di daerah perkotaan berasal dari hasil buangan gas kendaraan bermotor sebagai hasil proses mekanis dengan temperatur
tinggi. Pada suhu tinggi pembakaran berlangsung sempurna, hasil buangan CO dan hidrokarbon menurun tetapi justru konsentrasi NO
2
meningkat dengan cepat. NO
2
adalah gas yang berwarna kecoklatan, di udara terbuka dapat terjadi proses terbaliknya NHO
2
yang berwarna kekuningan. NHO
2
dapat mengurangi daya penglihatan visibilitas, walaupun udara tidak mengandung partikel dalam
konsentrasi tinggi. NO
2
dalam konsentrasi 0,063 - 0,083 ppm dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan manusia.
3. Karbon monoksida CO Karbon monoksida adalah gas yang sangat berbahaya, tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa, terbentuk dari pembakaran bahan - bahan bakar Carbonaceous. CO bersifat sangat stabil dan mempunyai waktu tinggal di
atmosfer sekitar 2 - 4 bulan. CO paling luas tersebar dan paling umum dijumpai
59 sebagai polutan udara. CO dihasilkan oleh buangan gas kendaraan bermotor
akibat kurang sempurnanya proses pembakaran. Pada proses pembakaran yang sempurna bahan buangan gas CO minimal, akan tetapi karena temperatur tinggi
maka buangan pada gas CO meningkat. Sumber emisi gas CO di alam antara lain adalah akibat dari pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna, kebakaran
hutan dan penguraian bahan organik. Dampak yang ditimbulkan dari gas CO adalah terganggunya saluran
pernapasan, fungsi ginjal serta mata perih dan pusing - pusing. Akibat terparah dari gas CO adalah dapat menimbulkan kematian pada manusia karena CO
bereaksi dengan hemoglobin Hb darah membentuk Carboxy Hemoglobin CO - Hb dimana afinitas CO dengan Hb adalah 240 kali lebih cepat dari afinitas
oksigen. 4. Hidrokarbon HC
Hidrokarbon adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari hidrogen dan karbon. Komponen - komponen utama dari campuran hidrokarbon adalah
metana, etana, propana dan turunan - turunan lainnya dari senyawa alifatik dan emisi gas hidrokarbon yang berasal dari aktivitas manusia dan alam. Gas buangan
kendaraan bermotor memberi sumbangan yang diemisikan ke atmosfir, sementara sisanya berasal dari sumber - sumber alami seperti tumbuh - tumbuhan dan
vegetasi hutan. Hidrokarbon dipertimbangkan sebagai polutan, karena dapat bereaksi dengan oksida - oksida nitrogen membentuk oksidan fotokimia smog.
5. Debu Material pencemar memiliki ukuran diameter antara 10
-3
sampai 10 µm, konsentrasi partikel yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron µm disebut debu.
Kira - kira 90 semua partikel di atmosfer dihasilkan oleh sumber dari alam. Sumber emisi lainnya adalah aktivitas manusia seperti proses pembakaran
batubara, pembakaran minyak oleh automobile, dan kegiatan industri. Semua kegiatan tersebut akan menghasilkan emisi partikulat. Pengaruh yang dapat
ditimbulkan oleh debu adalah : 1. Penurunan visiabilitas jarak pandang, hal ini disebabkan terserapnya
partikel padat atau bahan pencemar lain yang berbentuk cair oleh cahaya.
60 Penurunan
visiabilitas memberikan efek psikologis dan dapat membahayakan aktivitas transportasi.
2. Pengaruh terhadap kesehatan manusia, alergi yang ditimbulkan pada saluran pernapasan serta akibatnya pada paru - paru akan mempengaruhi
kemampuan penyerapan oksigen. 3. Terhadap tanaman, hewan dan materi lainnya. Debu yang berkombinasi
dengan zat pencemar lain memberikan pengaruh terhadap tanaman, penghancuran cat dan tekstil serta kerusakan material.
6. Timbal Pb Timbal merupakan salah satu bahan aditif yang sering digunakan untuk
meningkatkan mutu bensin. Partikel Pb yang ada di udara berupa senyawa anorganik yang berukuran kecil. Tsalev dan Zaprianov 1985 dalam Hasneni
2004 menyebutkan 52 pencemaran Pb sebagai salah satu bahan aditif dari bensin sedangkan 48 ditemukan dalam bahan pembungkus kabel, zat pewarna
pada cat, kristal, keramik dan sebagai bahan stabilitator pada bahan plastik dan karet. Timbal salah satu pencemar logam berat yang memiliki sifat akumulatif
sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap manusia Widriani, 1998 dalam Rachmawati, 2005.
2. 2. Kualitas Udara dan Konsentrasi Polutan