46 6. Semang Raya
Lokasi pengukuran merupakan perwakilan dari peruntukan industri. Lokasi pengukuran berada di ketinggian yang sejajar dengan cerobong pabrik PT.
Krakatau Steel sehingga dari lokasi pengukuran dapat terlihat dengan jelas cerobong pabrik PT. Krakatau Steel.
Gambar 5. Lokasi pengukuran Semang Raya.
5. 2. Konsentrasi Polutan di tiap Lokasi
Berdasarkan hasil pengukuran, masing - masing lokasi memiliki konsentrasi polutan yang berbeda. Konsentrasi polutan hasil pengukuran disajikan pada Tabel
4, sedangkan kondisi meteorologis pada saat pengukuran di tiap lokasi disajikan pada Tabel 5.
42
Tabel 4. Konsentrasi Polutan Hasil Pengukuran
No Peruntukan Lokasi
Debu µgm
3
HC µgm
3
CO µgm
3
NO
2
µgm
3
SO
2
µgm
3
Pb µgm
3
Kebisingan Desibel
1. Padat transportasi
Nirmala Optik 686
686 5.600
37,81 17,70
0,39 81,2
Polres Cilegon 382
523 4.571
27,30 13,97
0,26 75,7
2. Permukiman Arga Baja Pura 120
137 1.029
9,57 5,14
0,07 55,2
Palm Hills 90
124 800
6,59 5,42
0,05 51,5
3. Industri Gerem
Raya 432
719 7.771
20,28 15,38
0,37 70,9
Semang Raya 102
170 1.371
11,17 11,46
0,09 59,9
Keterangan: = Melebihi baku mutu. Baku mutu debu = 230 µgm
3
, HC = 160 µgm
3
, CO = 10.000 µgm
3
, NO
2
= 150 µgm
3
, SO
2
= 365 µgm
3
, Pb = 2 µgm
3
. Baku mutu kebisingan; padat transportasi = 70 dB, permukiman = 55 dB, industri = 70 dB.
42 Tabel 5.
Kondisi Meteorologis saat Pengukuran
Lokasi Waktu Jam WIB
Suhu C
Kelembab- an
RH Arah angin
dominan dari
Kec angin rata-rata
kmjam
Cuaca
Nirmala Optik 3 - 4 Juli
2006 11.00 - 23.00
23.00 - 11.00 26 - 34
24 - 30 57 - 81
70 - 84 Barat
Timur 2,6
1,8 Cerah
Cerah Polres Cilegon
3 - 4 Juli 2006
10.30 - 22.30 22.30 - 10.30
25 - 35 24 - 34
55 - 84 56 - 88
Selatan Utara
4,7 2,4
Cerah Cerah
Arga Baja Pura 7 Juli 2006
12.30 - 15.30 32 - 35
56 - 64 Barat
3,4 Cerah
Palm Hills 7 Juli 2006
13.15 - 16.15 30 - 33
62 - 68 Utara
10,9 Cerah
Gerem Raya 7 Juli 2006
08.50 - 11.50 32 - 34
58 - 64 Timur
3,6 Cerah
Semang Raya 5 - 6 Juli
2006 10.00 - 22.00
22.00 - 10.00 23 - 33
23 - 32 60 - 92
64 - 94 Utara
Selatan 4,6
2,0 Berawan
Cerah
5. 2. 1. Padat Transportasi
Nirmala Optik dan Polres Cilegon merupakan daerah pertokoan dan pusat kegiatan manusia. Lokasi pengukuran berada tepat di pinggir jalan raya Kota
Cilegon, jalan raya Kota Cilegon merupakan jalur utama keluar dan masuk Pulau Jawa bagian barat. Nirmala Optik dan Polres Cilegon dengan sumber polutan
yang sama transportasi memiliki konsentrasi debu yang berbeda Tabel 4. Nirmala Optik memiliki konsentrasi debu sebesar 686 µgm
3
, sedangkan Polres Cilegon memiliki konsentrasi debu sebesar 382 µgm
3
. Meskipun konsentrasi debu di Polres Cilegon lebih rendah dibandingkan
Nirmala Optik, tetapi kedua lokasi telah melebihi baku mutu yang berlaku 230 µgm
3
, hal ini disebabkan kedua lokasi berada di tepi jalan utama Kota Cilegon, sering terjadi kemacetan, serta terdapat aktivitas perdagangan dan perkantoran
yang menghasilkan emisi debu ke udara. Selain itu juga disebabkan oleh kondisi jalan yang bergelombang dan banyak lubang serta terdapat pasir pada aspal jalan
sehingga jika kendaraan melintas, pasir tersebut terkena putaran ban bergesekan dan menyebabkan pasir beterbangan.
Konsentrasi hidrokarbon HC pada kedua lokasi juga berbeda, Nirmala Optik memiliki konsentrasi HC sebesar 686 µgm
3
, sedangkan Polres Cilegon sebesar 523 µgm
3
. Konsentrasi CO, NO
2
, SO
2
dan Pb juga berbeda di kedua lokasi, Nirmala Optik memiliki konsentrasi CO, NO
2
, SO
2
dan Pb yang lebih tinggi dibandingkan dengan Polres Cilegon.
43 Kebisingan di Nirmala Optik sebesar 81,2 dB dan Polres Cilegon sebesar
75,7 dB. Berdasarkan baku tingkat kebisingan Nirmala Optik dan Polres Cilegon termasuk pada peruntukan perdagangan dan jasa dengan baku tingkat kebisingan
sebesar 70 dB. Kebisingan di kedua lokasi ditimbulkan dari kendaraan bermotor dan aktivitas manusia serta pertokoan dan pusat perbelanjaan.
Konsentrasi debu, HC, serta kebisingan melebihi baku mutu dan CO hampir mendekati baku mutu di kedua lokasi dikarenakan tidak terdapat
penghijauan yang dapat menahan dan menyaring debu, menyerap polutan, dan meredam kebisingan. Selain tidak terdapat penghijauan, kondisi meterologis
kedua lokasi saat pengukuran juga mempengaruhi tingginya konsentrasi polutan. Kedua lokasi berada pada kelerengan 0 - 8 datar, pada kelerengan yang
datar angin akan menyebarkan polutan dengan merata karena sedikitnya halangan. Pengukuran di Nirmala Optik dan Polres Cilegon dilakukan pada hari yang sama
3 - 4 Juli 2006 selama 24 jam dengan perbedaan waktu pengukuran hanya 30 menit Polres Cilegon memulai pengukuran lebih awal. Nirmala Optik memiliki
kisaran suhu udara 26 C - 34
C pada siang hari dan 24 C - 30
C pada malam hari, sedangkan Polres Cilegon memiliki kisaran suhu udara 25
C - 35 C pada siang
hari dan 24 C - 34
C pada malam hari. Tjasjono 1999 menyatakan bahwa kelembaban udara RH yang rendah
akan menyebabkan konsentrasi polutan meningkat. Berdasarkan hasil pengukuran Nirmala Optik memiliki kelembaban udara RH sebesar 57 - 81 pada siang
hari dan 70 - 84 pada malam hari, sedangkan Polres Cilegon memiliki kelembaban udara RH 55 - 84 pada siang hari dan 56 - 88 pada malam
hari. Arah angin dominan Nirmala Optik berasal dari barat menuju ke timur
Kecamatan Jombang dan Citangkil yang merupakan pusat aktivitas dan permukiman. Hal ini sangat berbahaya terutama berkaitan dengan penyebaran dan
kemungkinan akumulasi polutan. Angin dapat membawa polutan ke kawasan permukiman dan terjadi akumulasi sehingga dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia. Arah angin dominan Polres Cilegon berasal dari timur menuju barat Kecamatan Jombang yang merupakan pusat aktivitas dan permukiman. Hal ini
juga sangat membahayakan bagi kesehatan manusia.
44 Nirmala Optik memiliki kecepatan angin rata - rata 2,6 kmjam pada siang
hari dan 1,8 kmjam pada malam hari, sedangkan Polres Cilegon memiliki kecepatan angin rata - rata 4,7 kmjam pada siang hari dan 2,4 kmjam pada
malam hari. Angin akan mempengaruhi kecepatan penyebaran polutan dengan udara disekitarnya. Semakin tinggi kecepatan angin maka pencampuran dan
penyebaran polutan dari sumber emisi di atmosfer akan semakin besar sehingga konsentrasi zat pencemar menjadi encer, begitu juga sebaliknya. Hal ini akan
menurunkan konsentrasi zat polutan di udara.
5. 2. 2. Permukiman