Kualitas Udara dan Konsentrasi Polutan

60 Penurunan visiabilitas memberikan efek psikologis dan dapat membahayakan aktivitas transportasi. 2. Pengaruh terhadap kesehatan manusia, alergi yang ditimbulkan pada saluran pernapasan serta akibatnya pada paru - paru akan mempengaruhi kemampuan penyerapan oksigen. 3. Terhadap tanaman, hewan dan materi lainnya. Debu yang berkombinasi dengan zat pencemar lain memberikan pengaruh terhadap tanaman, penghancuran cat dan tekstil serta kerusakan material. 6. Timbal Pb Timbal merupakan salah satu bahan aditif yang sering digunakan untuk meningkatkan mutu bensin. Partikel Pb yang ada di udara berupa senyawa anorganik yang berukuran kecil. Tsalev dan Zaprianov 1985 dalam Hasneni 2004 menyebutkan 52 pencemaran Pb sebagai salah satu bahan aditif dari bensin sedangkan 48 ditemukan dalam bahan pembungkus kabel, zat pewarna pada cat, kristal, keramik dan sebagai bahan stabilitator pada bahan plastik dan karet. Timbal salah satu pencemar logam berat yang memiliki sifat akumulatif sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap manusia Widriani, 1998 dalam Rachmawati, 2005. 2. 2. Kualitas Udara dan Konsentrasi Polutan Kualitas udara dapat dikatakan baik jika konsentrasi polutan udara lebih kecil dari baku mutu udara ambien yang berlaku. Soedomo 2001 menyebutkan bahwa kegiatan - kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas udara di suatu daerah dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Alam, misalnya aktivitas gunung berapi dan rawa. b. Antropogenik kegiatan manusia, misalnya industri, transportasi dan permukiman. Kedua kelompok utama kegiatan tersebut akan memberikan pengaruh yang berbeda - beda terhadap kualitas atmosfer. Kegiatan antropogenik akan mengemisikan unsur dan senyawa pencemar tertentu ke udara sesuai dengan jenis kegiatan yang ada. Menurut Soedomo 2001, daerah perkotaan akan 61 menghasilkan emisi unsur pencemar yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan pedesaan. Kegiatan umum yang dapat diperhitungkan sebagai sumber pencemar antara lain : 1 transportasi, 2 permukiman, 3 industri dan 4 pengelolaan limbah padat sampah. Kelompok kegiatan perkotaan ini umumnya ditandai dengan pelepasan senyawa utama seperti SOx, NOx, CO, hidrokarbon, partikulat padat tersuspensi dan partikel timah hitam Pb yang merupakan produk pembakaran bahan bakar minyak dan fosil. Menurut Soedomo 2001, faktor - faktor yang mempengaruhi kadar polutan di atmosfir adalah 1 jumlah total cemaran yang dikeluarkan atau dipancarkan; 2 kondisi meteorologi di suatu lokasi pencemar dan sekitarnya; 3 keadaan topografi di suatu lokasi pencemar dan sekitarnya; dan 4 sifat serta karakteristik zat pencemar. Faktor meteorologi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan kualitas udara di suatu daerah. Atmosfer sangat ditentukan oleh berbagai faktor meteorologi seperti : 1 kecepatan dan arah angin, 2 kelembaban, 3 temperatur, 4 tekanan udara, dan 5 aspek permukaan topografi, dsb. Kadar polutan yang dimiliki suatu lokasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1 jarak sumber polutan dengan lokasi, 2 faktor penurun kadar polutan vegetasi, dan 3 kondisi meteorologi dan topografi lokasi. Faktor meteorologis akan menentukan penyebaran pencemar di udara ambien, baik yang berasal dari emisi sumber tidak bergerak maupun dari sumber bergerak. Kondisi meteorologi akan menentukan luasan penyebaran pencemar, pola penyebarannya dan jangkauan penyebaran serta jangka waktu penyebarannya. Suhu udara secara langsung mempengaruhi kondisi kestabilan atmosfer. Dalam kondisi stabil, yaitu pada suhu udara yang lebih rendah dari lingkungan, maka massa udara polutan tidak dapat naik tetapi tetap berada di atmosfer dan terakumulasi, sehingga akan menaikkan konsentrasi polutan. Sebaliknya pada saat suhu udara lebih tinggi daripada suhu lingkungan, maka massa udara polutan akan naik dan menyebar sehingga tidak terjadi pengendapan di permukaan dan akan meminimalkan konsentrasi polutan. Tingginya rata - rata suhu harian akan menyebabkan terjadinya reaksi antara karbon dioksida CO 2 dan atom karbon C yang menghasilkan gas CO dengan reaksi sebagai berikut: CO 2 + C 2 CO 62 Konsentrasi polutan di suatu tempat sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Angin akan mempengaruhi kecepatan penyebaran polutan dengan udara disekitarnya. Semakin tinggi kecepatan angin maka pencampuran dan penyebaran polutan dari sumber emisi di atmosfer akan semakin besar sehingga konsentrasi zat pencemar menjadi encer, begitu juga sebaliknya, hal ini akan menurunkan konsentrasi zat polutan di udara Hasneni, 2004. Arah angin berperan dalam penyebaran polutan yang akan membawa polutan tersebut dari satu sumber tertentu ke area lain searah dengan arah angin. Sedangkan kecepatan angin memegang peranan sampai sejauh mana polutan tersebut diangkut dan disebarkan. Hujan mempunyai pengaruh yang penting terhadap kualitas udara sebab hujan merupakan faktor utama dalam membersihkan atmosfer dari polutan. Musim hujan di Indonesia umumnya pada bulan November sampai April. Pada musim hujan ini masalah pencemaran udara tidak terlalu mengkhawatirkan karena hujan akan mencuci atau menghilangkan polutan di udara, sebaliknya pada musim kemarau, pada siang hari dimana intensitas radiasi matahari tinggi dan pada malam hari langit cerah, maka kemungkinan timbulnya inversi dekat permukaan akan lebih besar sehingga konsentrasi polutan akan lebih besar juga. Menurut Sastrawijaya 1991, kecepatan angin mempengaruhi distribusi pencemar, konsentrasi pencemar akan berkurang jika angin berkecepatan tinggi dan membagikan kecepatan tersebut secara mendatar atau vertikal. Selain menurunkan intensitas cahaya langsung dan suhu, pohon serta vegetasi lainnya dapat pula meningkatkan kelembaban udara dan mengurangi kecepatan angin. Stabilitas atmosfer akan turut mendukung penetrasi penetralisir polusi udara ke lapisan yang lebih tinggi dan juga mempunyai peranan penting dalam proses dispersi serta pengenceran polusi di udara. Pada malam hari, tanaman berperan sebagai penahan panas sehingga suhu udara di bawah tajuk akan lebih hangat dibandingkan suhu udara di atas area terbuka tanpa vegetasi. Tajuk tanaman akan menyerap dan menahan sebagian energi yang dipancarkan oleh permukaan tanah dan akan mengurangi fluktuasi suhu siang dan malam hari Lakitan, 1994. Penyerapan energi radiasi matahari oleh sistem tajuk tanaman akan memacu tumbuhan untuk meningkatkan laju transpirasinya terutama menjaga stabilitas suhunya. Setiap gram air yang 63 diuapkan menggunakan energi sebesar 580 kalori. Karena besarnya energi yang digunakan untuk menguapkan air dalam transpirasi ini, maka hanya sedikit panas yang tersisa yang dipancarkan udara sekitarnya. Hal ini yang menyebabkan suhu udara sekitar tanaman tidak meningkat secara drastis pada siang hari. Pada kondisi kecukupan air, kehadiran pohon diperkirakan dapat menurunkan suhu udara dibawahnya kira - kira 3,5 o C pada siang hari yang terik Lakitan, 1994.

2. 3. Manfaat Hutan Kota