47
5. 3. Manfaat Hutan Kota
Manfaat hutan kota dapat dilihat dari jarak lokasi dengan hutan kota dan konsentrasi polutan di lokasi tersebut. Jarak antar lokasi pengukuran dengan hutan
kota Pusdiklat PT. KS dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6.
Jarak antar Lokasi Pengukuran dengan hutan kota
No Peruntukan Lokasi
Jarak hutan
kota
1. Padat transportasi
Nirmala Optik Polres Cilegon
2,73 km 1,69 km
2. Permukiman Arga Baja
Pura Palm Hills
0,78 km 1,56 km
3. Industri Gerem
Raya Semang Raya
3,9 km 4,29 km
Pada peruntukan padat transportasi, Nirmala Optik yang berjarak 2,73 km dari hutan kota memiliki konsentrasi debu, HC, CO, NO
2
, SO
2
, Pb dan kebisingan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Polres Cilegon yang berjarak 1,69 km dari
hutan kota. Sebaliknya pada peruntukan permukiman dan industri, lokasi yang lebih dekat dengan hutan kota memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan
dengan lokasi yang jauh dengan hutan kota. Hal ini dikarenakan jarak dengan sumber pencemar, kondisi meteorologis dan kondisi topografi lokasi pengukuran.
5. 4. Evaluasi Konsentrasi Polutan dan Kebisingan
Berdasarkan evaluasi konsentrasi polutan dan kebisingan dari tahun 2004 - 2006, pada peruntukan padat transportasi Nirmala Optik dan Polres Cilegon
mengalami peningkatan konsentrasi debu, HC, CO, NO
2
, SO
2
, Pb dan kebisingan. Tabel dan diagram konsentrasi polutan dan kebisingan dapat dilihat pada
Lampiran 2. Peningkatan tersebut disebabkan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Kota Cilegon, hal ini terlihat dari tabel jumlah kendaraan
bermotor dari tahun 2001 - 2005 Lampiran 3. Dari jumlah kendaraan bermotor 4.014 pada tahun 2001 meningkat menjadi 10.975 kendaraan pada tahun 2005.
Kota Cilegon merupakan kota industri besar, kemajuan bidang industri senantiasa diikuti dengan kenaikan jumlah penduduk, hal ini berdampak terhadap
kebutuhan akan transportasi, baik transportasi umum maupun transportasi pribadi, selain itu Kota Cilegon juga merupakan pintu keluar masuk Pulau Jawa bagian
48 barat yang menjadi lintasan kendaraan bermotor baik yang menuju dan keluar
Kota Cilegon. Hal ini diperkirakan menjadi faktor terhadap peningkatan konsentrasi polutan akibat emisi pelepasan dari kendaraan bermotor.
Pada peruntukan permukiman dan industri, konsentrasi debu, HC, CO, NO
2
, SO
2
, Pb dan kebisingan juga mengalami peningkatan. Hal tersebut diakibatkan dari penambahan luas lahan untuk perumahan dan jumlah kepala
keluarga pada peruntukan permukiman, sedangkan pada peruntukan industri disebabkan oleh peningkatan produksi dan penambahan luas lahan untuk industri.
Dampak dari kenaikan jumlah penduduk di Kota Cilegon menyebabkan kebutuhan lahan untuk permukiman meningkat, dari luas lahan 4.160,31 Ha pada
tahun 2002 meningkat menjadi 4.815,82 Ha pada tahun 2004 Bapeda Kota Cilegon. Untuk jumlah rumah, peningkatan dilihat dari jumlah RT Kota Cilegon
dari tahun 2000 - 2005 serta jumlah kepala keluarga KK Kota Cilegon tahun 2000 - 2005 Lampiran 3.
Peningkatan jumlah produksi PT. Krakatau Steel merupakan salah satu penyebab meningkatnya konsentrasi polutan di Kota Cilegon. PT. Krakatau Steel
yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas, baja lembaran dingin, billet baja dan batang kawat mengalami peningkatan produksi dari tahun
2004 sampai tahun 2005 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon, disajikan pada Lampiran 4. Selain itu luas lahan untuk industri juga meningkat
dari 2.238,67 Ha pada tahun 2002 menjadi 2.955,51 Ha pada tahun 2004. Kondisi tersebut bisa menjadi ancaman serius bila tidak dilakukan
tindakan. Bukan saja bagi lingkungan, tapi lebih jauh bisa mengakibatkan menurunnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cilegon dengan berjangkitnya
penyakit saluran pernapasan akibat polusi udara. Upaya penanggulangan yang bisa dilakukan yaitu dengan membangun hutan kota sepanjang jalur jalan pada
peruntukan padat transportasi dan taman, arboretum serta tegakan campuran pada peruntukan permukiman dan industri.
49
5. 5. Pembangunan Hutan Kota