PARAMETER PENGUKURAN METODE PENGAMBILAN DATA

22 4. Setiap tahapan produksi teh dianggap merupakan tahapan produksi yang dapat diisolasi satu dengan lainnya 5. Semua kegiatan di kebun maupun di pabrik dianggap berjalan kontinu dan mengikuti jadwal kegiatan perusahaan 6. Penerangan ruang produksi saat produksi diperhitungkan dalam analisa 7. Nilai input energi untuk kegiatan-kegiatan di kebun diambil dari nilai-rata- rata input selama tahun 2003-2005, kecuali tenaga pemetikan 8. Embodied energy untuk perbaikan dan manufaktur mesin-mesinperalatan- peralatan tidak diperhitungkan karena tidak ada data yang dapat dirujuk 9. Embodied energy pupuk diperhitungkan seluruhnya kecuali jika tidak diperoleh data yang dianggap valid.

D. PARAMETER PENGUKURAN

Parameter-parameter yang digunakan adalah: 1. Kebutuhan tenaga manusia Variabel-variabel yang diperlukan untuk menghitung kebutuhan tenaga manusia meliputi jam kerja pada setiap tahapan proses, nilai unit energi tenaga manusia per kegiatan, hari orang kerja HOK harian atau tahunan, jumlah produksi pucuk segar dan teh hitam hasil. 2. Kebutuhan bahan kimia tambahan Bahan kimia tambahan yang dimaksud adalah pestisida, pupuk, herbisida dan herbisida. Variabel-variabel yang diperlukan untuk mengukur parameter ini adalah konsumsi bahan kimia tahunan, nilai unit energi bahan kimia dan produksi pucuk segar tahunan. 3. Kebutuhan bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang dimaksud meliputi kebutuhan bahan bakar kebun, transportasi pucuk dan pengolahannya. Variabel-variabel yang diperlukan adalah konsumsi tiap jenis bahan bakar, efisiensi alat pengkonversi, nilai kalor bakar bahan, jumlah produksi pucuk dan produksi teh hitam. 23 4. Kebutuhan energi listrik Variabel-variabel yang diperlukan untuk parameter ini adalah jumlah dan jenis alat pengkonversi energi listrik, spesifikasi nominal, lama operasi, efisiensi konversi, tegangan, arus kerja dan faktor daya. 5. Efisiensi pengeringan mesin pengering Variabel-variabel yang diperlukan dalam penentuan efisiensi mesin pengering adalah suhu dan kelembaban ruang pengering, kadar air bubuk basah di fermentasi akhir dan bubuk teh kering, debit udara pengering dan nilai konsumsi solar mesin pengering.

E. METODE PENGAMBILAN DATA

Data-data yang diambil dikelompokan ke dalam data primer dan data sekunder. Variabel-varibel yang diperlukan diambil dengan cara sebagai berikut: E1. Data Sekunder Data-data sekunder yang diambil meliputi: 1. Data-data produksi tahun 2003-2005 Data-data produksi tahun 2003-2005 yang akan diambil adalah jumlah HOK dan jam kerja tahunan, konsumsi BBM, pupuk, bahan kimia tambahan untuk pemeliharaan tanaman menghasilkan, luas area menghasilkan, jumlah produksi pucuk dan teh hitam serta konsumsi energi listrik tahunan. 2. Data-data teknis energi Data debit alir udara yang memasuki mesin pengering diambil dari spesifikasi teknis main fan yaitu sebesar 15000 cfm. Data nilai kalor bahan bakar diambil dari Cervinka 1980 dalam Pimentel 1991; Nilai embodied energy pupuk diambil dari Davis 1977 dalam Pimentel 1980 dalam Somantri 2002 dan nilai embodied energy herbisida, insektisida dan herbisida berdasarkan Pimentel 1980 dalam Pimentel 1992 yang berupa misicible oil dengan nilai masing-masing adalah 418.2, 363.8, dan 271.7 MJKg. Pengeluaran energi manusia untuk 24 melakukan berbagai kegiatan produksi diambil dari Stout 1990 dalam Sholahudin 1999 dan Cahyono 1999. Tabel 7. Hubungan antara variabel faal dengan fenomena metabolisme tubuh Beban kerja Denyut menit Kebutuhan tenaga Kkalmnt Kebutuhan tenaga MJjam Sangat ringan 75 2.5 0.628 Ringan 75-100 2.5-5.0 0.628-1.256 Sedang 100-125 5.0-7.5 1.256-1.884 Berat 125-150 7.5-10.0 1.884-2.512 Sangat berat 150-175 10.0-12.5 2.515-3.140 Luar biasa berat 175 12.5 3.140 Sumber: Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 Tabel 8. berikut ini menunjukkan nilai-nilai energi manusia yang digunakan pada perhitungan dan analisa. Tabel 8. Nilai energi manusia pada berbagai kegiatan produksi teh hitam MJjam Kegiatan Energi Keterangan 1. Pemeliharaan jalan 1.532 Membuat drainase dan jalan, Stout 1990 2. Pengerasan jalan produksi 1.532 Membuat drainase dan jalan, Stout 1990 3. Pemeliharaan saluran air 1.532 Membuat drainase dan jalan, Stout 1990 4. Penyiangan 1.532 Menyiangi rumput, Stout, 1990 5.Pemupukan 0.502 Memupuk, Stout 1990 6. Pemangkasan 1.256 Batas bawah aktivitas sedang, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 7. Penggarpuan 0.628 Batas bawah aktivitas ringan, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 8. Penggosokan lumut 0.502 Memupuk, Stout 1990 9. Perorakan 1.733 Pengolahan tanah manual, Stout 1990 10. Pemupukan organik 0.502 Memupuk, Stout 1990 11. Pembenaman serasah 0.628 Batas bawah aktivitas ringan, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 12. Penanaman pohon pelindung 0.803 Menanam, Stout 1990 13. Penyulaman teh 0.803 Menanam, Stout 1990 14. Pemberantasan hamapenyakit 1.733 Aplikasi pestisida, Stout 1990 15. Pemetikan 0.628 Batas bawah aktivitas ringan, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 16. Pelayuan 0.628 Batas bawah aktivitas ringan, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 17. Penggilingan 0.628 Batas bawah aktivitas ringan, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 18. Pengeringan 0.628 Batas bawah aktivitas ringan, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 19. Sortasi 0.628 Batas bawah aktivitas ringan, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 20. Pengepakan 0.628 Batas bawah aktivitas ringan, Malcolm 1990 dalam Cahyono 1999 E2. Data Primer Data-data primer yang diambil meliputi: 1. Tenaga kerja dan jumlah jam kerja harian pabrik 25 Tenaga kerja dan jam kerja harian untuk kegiatan-kegiatan pabrik dilakukan dengan menghitung langsung per hari tanpa membedakan jenis kelamin. Perhitungan jumlah tenaga kerja pabrik dilakukan selama 3 hari. 2. Massa pucuk dan teh hitam harian Massa pucuk segar yang tiba di pabrik didapat dengan mengurangi massa truk berisi pucuk dengan massa truk kosong. Jumlah teh hitam jadi diukur pada setiap akhir kegiatan-kegiatan produksi dengan penimbangan. Pengukuran dilakukan selama 3 hari. 3. Konsumsi bahan bakar harian Konsumsi bahan bakar truk pengangkut pucuk diukur dengan mengukur jumlah BBM yang dipelukan untuk menempuh jarak dari pabrik ke kebun dan sebaliknya. Pengukuran konsumsi BBM dan jarak tempuh truk dilakukan selama satu bulan. Konsumsi BBM burner contoh gambar pada Lampiran pengering dilakukan dengan mengukur selisih volume tangki BBM awal dengan volume akhir. Pengukuran dilakukan selama tiga hari. 4. Konsumsi energi listrik Konsumsi energi listrik dan penerangan Total oleh mesin-mesin dan Lampu penerangan bulanan dilakukan dengan membaca nilai akhir bulan KWh-meter sedangkan konsumsi energi spesifik mesin dilakukan dengan mengukur arus kerja mesin dengan tang ampere saat mesin bekerja selama 6 menit dengan interval pengukuran 1 menit dan tidak ada ulangan pengukuran. Konsumsi listrik untuk penerangan ruang produksi dilakukan dengan menghitung jumlah Lampu yang menyala dikalikan dengan daya dan jam kerja. Pengukuran dilakukan selama tiga hari produksi. 5. Suhu bubuk teh, ruangan produksi dan mesin pengering Suhu yang dimaksud disini meliputi suhu bahan bubuk teh akhir fermentasi, awal pengeringan dan akhir pengeringan dan suhu udara ruang pelayuan, ruang pengering, dan udara pengering awal serta akhir. Suhu termometer bola basah-bola kering ruang produksi diukur dengan 26 mengambil 5 titik data.Titik-titik pengukuran diletakkan di tengah, bagian utara, selatan, barat dan timur ruangan. Untuk ruang pelayuan titik pengambilan data adalah 12 buah. Lama pengukuran maksimal 4 jam dengan interval 30 menit dan dilakukan selama 3 hari produksi. Khusus untuk suhu ruang pengering, lama pengukuran selama 2.5 jam dengan interval 30 menit. Pengukuran suhu bubuk teh akhir fermentasi dilakukan selama tiga hari selama 3 jam dengan interval 1 jam. Jumlah titik pengukuran sebanyak 10 titik mulai dari tepi kiri hamparan bahan hingga tepi kanan. Termometer-termometer yang digunakan sebelumnya telah dikalibrasi dengan termometer standar Lampiran 19. Suhu bubuk teh di ruang pengering dianggap sama dengan suhu yang ditunjukkan oleh termometer inlet dan outlet. Pengukuran dilakukan selama tiga hari dengan lama pengukuran 5 jam dan interval antar pengukuran 1 jam. 6. Kadar air bahan Pengukuran kadar air bahan dilakukan dengan metode oven dengan Halogen moisture analyzer HG53 di laboratorium pabrik PTPN VIII Parakan Salak. Bahan, pertama-tama diambil sampelnya sebanyak 1.50- 1.60 gram. Berat bahan awal terlihat langsung di layar tampilan ketika bahan dimasukkan ke wadah yang telah ditera. Suhu pemanasan pada mode otomatis untuk pucuk segar dan pucuk layu adalah 140 o C sedangkan untuk bubuk teh adalah 104 o C. Pengukuran dilakukan selama tiga hari selama 3 jam dengan interval 1 jam.

E. PERHITUNGAN DATA DAN ANALISA