19 dikontinu memakai baki fermentasi sedangkan perkebunan Tehnusamba dan
Ciater menggunakan FBD untuk pengeringan bubuk teh. Pada penelitian di kebun Goalpara, Jayanegara, Ciater dan Gedeh, tenaga manusia pada
pengangkutan tidak dilibatkan dalam perhitungan sedangkan menurut Kartikasari 2002, penelitian di perkebunan Tehnusamba mengikutkan tenaga
manusia pada pengangkutan pucuk.
E. METODE AUDIT
Audit energi, menurut Slesser 1983, didefinisikan sebagai pendugaan atau penentuan laju aliran energi yang terjadi di dalam suatu proses produksi
dan biasanya dilakukan untuk mencari peluang ekonomisasi biaya. Menurut Turner 1982, terdapat tiga aktivitas utama yang dilakukan dalam audit
energi. Ketiga aktivitas tersebut adalah penganalisaan sumber energi pabrik, penganalisaan penggunaan energi dan evaluasi serta pencarian peluang
konservasi energi. Prosedur terpenting dalam proses audit adalah pengumpulan data yang biasanya memerlukan penentuan neraca massa dan
neraca energi suatu sistem ataupun peralatan. Penentuan kedua neraca merupakan alat yang penting dalam pengevaluasian keefektifan penggunaan
energi dan pengidentifikasian aktivitas penghematan yang dapat dilakukan. Audit energi dapat dibedakan menjadi dua yakni audit umum dan audit
rinci. Audit umum menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai besarnya biaya energi, adakah peningkatan biaya tersebut, apakah energi merupakan fraksi
biaya yang penting dan tentang kecenderungan naik atau turunnya biaya energi. Audit rinci bertujuan untuk mencari tahu mengenai penggunaan
spesifik energi dan untuk melakukannya perlu dilakukan analisa pada pola penggunaan setiap bentuk energi per tahapan proses Lawrence et al., 1980.
20
III. METODE PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan mulai akhir bulan Desember 2005 sampai dengan bulan Januari 2006. Pengamatan proses pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan hingga pemetikan di lakukan di kebun Sukaati dan Kalorama. Pengambilan data dilakukan di pabrik dan di bagian administrasi PTPN VIII
Parakan Salak, Sukabumi.
B. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pucuk teh segar, pucuk layu, pucuk tergiling, bubuk terfermentasi dan teh hitam di pabrik
PTPN VIII, Parakan Salak. Peralatan-peralatan yang diamati adalah Withering trough
WT, mesin pengering FBD dan VFBD dan elektromotor- elektromotor penggerak mesin-mesin yang ada di pabrik.
Alat-alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data adalah: stop watch
, KWh-meter, voltmeter, tang ampere, 2 termometer alkohol bola basah- bola kering, 1 termometer raksa, anemometer, Halogen moisture analyzer
HG53 dan termokopel inlet dan outlet pada mesin pengering.
C. PENDEKATAN MASALAH DAN BATASAN SISTEM
Sistem produksi merupakan sistem yang komplek. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini hanya bagian sistem tertentu saja yang akan dianalisa.
Sistem produksi yang dianalisa mencakup penyulaman, pemeliharaan tanaman menghasilkan, pemetikan, transportasi pucuk dan kegiatan pengolahan teh.
Batasan sistem dapat dilihat pada diagram pada Gambar 8. Batasan sistem yang dibuat dalam penelitian ini, antara lain:
1. Seluruh kegiatan yang dilakukan di kebun teh dan berhubungan langsung dengan tanaman maupun pucuk hasil dilibatkan dalam analisa energi
2. Nilai input energi dari sinar matahari yang diserap oleh tanaman tidak
diperhitungkan