Pemupukan Pemberantasan Hama-Penyakit Pemangkasan Penggarpuan dan penggosokan lumut

8

b. Pemupukan

Jenis pupuk yang digunakan perkebunan Parakan Salak adalah urea, TSP, KCl, Kieserite, ZA, dan PHE. Pupuk daun yang digunakan adalah ZnSO 4 , greener dan bayfolan. Pengaplikasian pupuk untuk lahan dilakukan dengan menguburkannya di sekeliling pangkal tanaman sedangkan pupuk daun diaplikasikan setelah dilarutkan dengan air dan disemprotkan dengan motor spayer.

c. Pemberantasan Hama-Penyakit

Hama yang paling banyak menyerang di Parakan Salak adalah Helopeltis antonii. Pestisida yang digunakan untuk memberantas hama adalah Poksindo 200 EC, Lebaycid 500 EC, Supracide 400 EC, Buldik 250 EC dan Confidor 200 SL dengan konsentrasi 2 mlliter dan disemprotkan dengan back pack spayer berkapasitas 10 liter atau dengan mist duster dengan kapasitas tangki 14 liter. Fungisida yang digunakan adalah Cuprovit dan Nordox

d. Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk mempertahankan ketinggian tanaman, memacu pertumbuhan pucuk, menekan pertumbuhan bunga dan buah serta menyehatkan tanaman Pethyagoda, 1964 dalam Soraya, 2004. Kebun Parakan Salak melakukan pemangkasan batang awal pada tanaman setelah berumur 3 tahun yang dilakukan dengan golok maupun dengan mesin pangkas. Mesin yang digunakan bermerek KAAZ tipe TL dengan kapasitas pangkas 4 patok per hari 1 patok seluas 400 m 2 .

e. Penggarpuan dan penggosokan lumut

Penggarpuan dilakukan dengan membongkar lapisan tanah di sekeliling tanaman teh untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah dengan menggunakan garpu atau cangkul. Penggosokan 9 lumut yang disebut juga kerik simbar dilakukan setelah pemangkasan. Lumut-lumut yang tumbuh menumpang pada batang tanaman dikelupas sehingga batang tanaman tidak lapuk. Penggosokan dilakukan dengan pisau secara hati-hati. C.1.1.3 Penanaman Kegiatan penanaman dibagi menjadi dua yaitu penanaman ulangpenyulaman teh dan penanaman pohon pelindung. Penyulaman tanaman teh dilakukan untuk menggantikan tanaman tanaman-tanaman tua yang tidak lagi produktif atau mati akibat hama-penyakit serta kekeringan. Penyulaman tersusun atas tiga kegiatan yaitu pengajiran yaitu pembuatan ajirgaris tanam, pembuatan lubang dan pemindahan tanaman dari polybag ke lubang tanam. Penanaman pohon pelindung tidak hanya dilakukan pada tahun pertama budidaya namun tetap dilakukan selama masa produktif tanaman teh yang bisa mencapai 50-100 tahun. Pohon pelindung berfungsi untuk menaungi tanaman teh dari terik matahari juga untuk menghindarkan dari kebekuan di malam hari. Umumnya pohon pelindung berumur tidak lebih dari 6-9 tahun sehingga perlu diadakan peremajaan. Pohon penaung yang ditanam antara lain berjenis silver oak Grevillia robusta lamtoro Leucaena sp. dan saga Adenanthera microsperma. C.1.2 Pemetikan Pemetikan di perkebunan Parakan Salak dilakukan setiap hari dengan frekuensi petik satu kali di pagi hari. Gilir petik yang diterapkan adalah 7 atau 8 hari Soraya, 2004. Pada musim tumbuh pucuk hasil petik yang didapat berkisar 25-50 kilogram pucuk per hari per orang sedangkan pada musim kemarau, hasil petik hanya berkisar 4-20 kilogram pucuk per hari per orang. Setelah pemetikan, pucuk dibawa ke shelter suatu bangunan seluas 5 x 5 m 2 , berlantai semen dan beratap seng yang berada di tengah perkebunan yang 10 berfungsi sebagai tempat penimbangan. Pemetikan pucuk dengan mesin petik telah diujicobakan dengan tujuan ekonomisasi biaya tenaga pemetik. C.2 Pengangkutan Pucuk Pucuk hasil pemetikan yang ditimbang dengan timbangan gantung kemudian diangkut ke pabrik dengan truk-truk yang beratapkan plastik terpal. Pucuk diangkut dalam wadah wearing plastik yang tidak kokoh. Setiap afdelling, diberi jatah truk pengangkut sejumlah 2 buah. C.3 Pengolahan pucuk Proses pengolahan yang dilakukan di Parakan Salak ditujukan untuk menghasilkan teh hitam kualitas ekspor dengan sistem CTC Cutting, Tearing and Curling. Tahapan pengolahan teh sistem CTC di pabrik ditunjukkan oleh Gambar 2. Gambar 2. Bagan alir pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam. C.3.1 Pelayuan Pelayuan di pabrik perkebunan Parakan Salak dilakukan dengan 33 unit withering through dan 1 unit monorail Gambar 3. Kapasitas isian tiap withering through berkisar 1000-1800 kilogram Pelayuan Penggilingan CTC Fermentasi Pengeringan Sortasi Pengemasan 11 pucuk dengan ketinggian awal beber 30-45 sentimeter. Udara pelayuan adalah udara dangan suhu ruang karena heat exchanger tidak lagi digunakan akibat mahalnya harga IDOsolar. Tiap withering through tersusun atas 9 bagian dengan ukuran per bagian 2.44 x 1.8 m 2 . Lama pelayuan adalah 12-28 jam dengan kadar air yang dikehendaki berkisar 66-71 dan kerataan layuan minimal 80. Sumber: http:www.denverhughes.net Gambar 3. Gambar withering through dan monorail tengah beroperasi. C.3.2 Penggilingan CTC Di pabrik, pucuk layu mengalami 3 kali penggilingan dengan 3 mesin CTC yang dirangkai seri. Sebelum digiling pucuk layu dipisahkan dengan benda-benda asing dengan mesin Green Leaf Shifter dan dipotong-potong terlebih dulu dengan Barbora leaf conditioner . Selama proses penggilingan suhu ruang fermentasi dan penggilingan dilakukan di satu ruang dijaga suhunya dalam rentang 20-28 o C dan kelembabannya berkisar 90-98 dengan bantuan 2 humidifier dan 7 pengabut. C.3.3 Fermentasi Fermentasi bubuk basah dilakukan dengan continues fermenting unit dengan lama proses bervariasi antara 45-95 menit bergantung kondisi bubuk. Tebal hamparan bubuk basah dijaga agar 12 dalam rentang 6-10 sentimeter dengan bilah perata. Bubuk teh basah juga mengalami pembalikan dan pemecahan gumpalan oleh ball breaker . C.3.4 Pengeringan Pabrik Parakan Salak memiliki dua jenis mesin pengering yakni Vibrating Fluidized Bed Dryer dan Fluidized Bed Dryer Gambar 4. Perbedaannya hanya terletak pada mekanisme pengadukan bubuk teh yang sedang dikeringkan. Suhu udara pengering memiliki rentang 100-125 o C dan suhu udara yang keluar dari pengering 90-105 o C. Lama pengeringan berkisar antara 12-18 menit. Kadar air teh hitam jadi yang dikehendaki adalah 1.5-3.0 . Sumber: http:www.chemicals-technology.com Gambar 4. Fluidized Bed Dryer. C.3.5 Sortasi Sortasi kering di pabrik teh Parakan Salak menghasilkan bubuk dengan mutu yang berbeda-beda antara lain BP1, PF1, PD, Dust 1, Dust 2, Fanning 1, Fanning 2, BMI dan Pluff. Proses pemutuan dimulai dengan mesin middleton yang memiliki 2 ayakan dengan ukuran mesh 10 dan 8. Bubuk yang lolos dari kedua ayakan ini lalu diteruskan ke vibro blank untuk kemudian diteruskan ke vibro mesh . Dari vibro mesh bubuk yang didapat lalu dipisahkan menurut berat jenisnya dengan menggunakan winnower. Gumpalan 13 bubuk yang tertahan di middleton akan dihancurkan dengan mesin crusher dan akan dimasukkan lagi ke middleton. Di bagian akhir sortasi, pemutuan tidak dilakukan dengan mesin chouta shifter karena telah rusak. C.3.6 Pengemasan Pengemasan dimulai dengan memindahkan bubuk teh dari tea bin ke tea bulker untuk diaduk hingga homogen melalui conveyor Gambar 5. Setelah itu digunakan tea packer Gambar 6 untuk mengisikan bubuk teh ke dalam paper sack. Bubuk yang telah dikemas lalu dipadatkan dengan tea sack packer lalu dipadatkan dengan bag shaper. Sumber: http:www.chemicals-technology.com Gambar 5. Conveyor. Sumber: http:www.denverhughes.net Gambar 6. Tea packer. 14

D. ENERGI UNTUK MEMPRODUKSI TEH HITAM