Analisis Kelayakan Usaha Analysis fisheries development soma pajeko (mini purse seine) in tidore water

Selain empat fungsi produksi tadi ada dua fungsi produksi yang tidak punya pengaruh nyata terhadap produksi hasil tangkapan yaitu bahan bakar minyak BBM dan tinggi jaring. Keadaan dikarenakan bahwa bahan bakar minyak dapat dibatasi oleh ketersediaan tangki wadah dan palka dari kapal, disamping itu daerah fishing ground yang dekat dengan fishing base, karena kegiatan penangkapan oleh perikanan soma pajeko menggunakan alat bantu rumpon, sehingga kapal juga tidak terlalu memerlukan bahan bakar yang cukup banyak untuk mencapai fishing ground, sehingga bahan bakar minyak tidak terlalu menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan. Sedangkan tinggi jaring juga tidak menunjukkan pengaruh yang nyata disebabkan oleh kegiatan penangkapan perikanan soma pajeko yang menggunakan alat bantu cahaya atau lampu, sehingga ikan- ikan akan cenderung mendekati cahaya, maka panjang jaring yang dipakai sudah representatif untuk melakukan kegiatan penangkapan. Selain itu jaring yang terlalu tinggi akan memerlukan luas kapal yang semakin besar, disamping itu pula dalam pengoperasian diperlukan ABK yang banyak, karena semakin tinggi jaring maka akan mengakibatkan proses penarikan hauling semakin berat.

5.3 Analisis Kelayakan Usaha

Kelayakan suatu usaha perikanan soma pajeko mini purse seine, selain tergantung pada besarnya biaya yang dikeluarkan selama operasi penangkapan, juga tergantung kepada harga ikan yang berdampak pada tingkat pendapatan dan kesejahteraan nelayan. Dalam perhitungan ekonomi penentuan harga ikan umumnya tergantung pada keseimbangan pasar berdasarkan jumlah penawaran dan permintaan. Apabila produksi melimpah sedangkan permintaan menurun maka harga ikan akan menurun dan sebaliknya apabila produksi berkurang dan permintaan meningkat maka harga ikan akan meningkat. Dalam kegiatan usaha perikanan soma pajeko di Kota Tidore Kepulauan biasanya investasi yang dikeluarkan sebagai modal awal sebesar Rp 333.000.000. Biaya ini dikeluarkan untuk pembuatan perahu atau kapal, pembelian mesin penggerak mesin pendorong, rumpon, alat tangkap berupa jaring soma serta biaya- biaya perlengkapan atau izin. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan perikana n soma pajeko terdiri atas dua bagian yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap ini akan selalu dikeluarkan oleh pengusaha walau armadanya tidak melakukan kegiatan penangkapan. Biaya ini meliputi biaya perawatan dan biaya penyusutan dari armada soma pajeko itu sendiri. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha perikanan soma pajeko di Kota Tidore kepulauan setiap tahun sebesar Rp 54.800.000. Biaya tidak tetap akan dikeluarkan oleh pengusaha bila armadanya melakukan kegiatan penangkapan. Biaya-biaya tidak tetap disini berupa bahan bakar minyak bensin, oli dan minyak tanah, konsumsi dan retribusi. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha soma pajeko di Kota Tidore Kepulauan setiap tahunnya sebesar Rp 60.864.100. Dimana biaya operasional BBM dan konsumsi sebesar Rp 53.500.000, dan retribusi sebesar Rp 7.364.100. Lampiran 6-8. Hasil analisis kelayakan usaha diperoleh bahwa nilai NPV sebesar Rp 58.816.414, hal ini berarti bahwa usaha perikanan soma pajeko di perairan Tidore dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 58.816.414 selama 10 tahun. Nilai IRR yang diperoleh dari hasil kegiatan usaha sebesar 26,32 persen, hal ini menunjukan bahwa pada tingkat suku bunga 26,32 persen maka keuntungan NPV yang akan dihasilkan nol. Nilai dari net B-C ratio adalah lebih besar dari satu 1,17, hal ini berarti usaha perikanan soma pajeko layak untuk dikembangkan, dengan payback periode selama 6 tahun 8 bulan 1 hari. Nilai keuntungan nelayan dari ha sil ikan minimum BEP pertahun sebesar Rp 63.832.265,58, dengan volume produksi pertahun sebesar 26,64 ton atau 26.640 kg. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha, maka kegiatan usaha perikanan di perairan Tidore dinyatakan layak dan perlu dikembangkan. Keadaan ini dapat dilihat dengan hasil analisis yang menyatakan bahwa pengusaha dapat menyelesaikan angsuran pinjaman dalam waktu yang ditentukan dan menyelesaikan semua retribusi serta upah tenaga kerja diatas upah minimum regional yang di tentukan oleh pemerintah.

5.4 Analisis SWOT