Penyajian Data Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

50 3.5.I Reduksi data Proses reduksi data meliputi pemilihan, penyederhanaan data-data kasar yang diperoleh dari lapangan. Kemudian diseleksi, diringkas dan dikelompokkan dalam satuan-satuan pokok pikiran. Dalam proses reduksi, data-data yang tidak perlu maupun yang tidak berkenaan dengan masalah penelitian dapat disingkirkan dan kemudian diganti dan ditambah dengan data-data yang sesuai.

3.5.2 Penyajian Data

Setelah direduksi tahap berikutnya adalah penyajian data, sebagaimana halnya dengan proses reduksi data. Penciptaan dan penggunaan data tidaklah terpisah dari analisis. suatu penyajian sekumpulan informasi yang tersusun akan memberikan kemungkinan adanya penarikan sebuah kesimpulan. Dalam penyajian ini akan disajikan data secara lengkap, baik data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis antara kategori dan permasalahan yang ada, guna mendapatkan hasil penyajian yang rapi dan sistematis sehingga data yang terkumpul tersusun dengan baik.

3.5.3 Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan tahap atau langkah paling akhir dalam proses analisis data. Proses ini berkaitan dengan penarikan kembali selama penulisan terhadap hal-hal yang melintas dalam pikiran baik pendapat, cerita tertentu yang dikategorikan dan ditelaah secara seksama untuk memperoleh kesimpulan. Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa antara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai sesuatu yang 51 saling berhubungan dan jalin-menjalin antara satu dengan yang lain baik pada saat sebelum, selama, dan setelah pengumpulan data. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umun Latar Penelitian 4.1.1 Tokoh Panakawan dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa di Jawa Dalam masyarakat Jawa, wayang adalah sebuah wujud karakteristik dari kepribadian luhur Jawa. Seperti dalam cerita-cerita maupun karakter tokoh- tokohnya mengindikasikan pandangan hidup masyarakat Jawa. Selain bahwa cerita wayang adalah pandangan hidup orang Jawa, masyarakat Jawa juga percaya bahwa wayang adalah ritual tradisi yang tidak bisa ditinggalkan, seperti contoh jika mempunyai anak onthang-anthing, atau anak satu-satunya harus diruwat dengan mengadakan pagelaran wayang semalam suntuk dan dengan syarat-syarat lainnya jika anak tersebut menikah Usman 2010:94. Menurut Sudiharjo, informan peneliti, pertunjukan wayang kulit terbagi menjadi tiga babak, dan selanjutnya dibagi menjadi adegan-adegan. Dalam babak pertama, adegan pembukaan yang khas yang bertempat di balairung suatu istana raja, dalam adegan ini terjadinya krisis dilaporkan. Adegan kedua dalam babak pertama menggambarkan istana musuh. Adegan-adegan dalam babak kedua ini meliputi perang tanding, pertemuan pahlawan dengan orang bijak dan selingan berupa dagelan atau hadirnya tokoh panakawan. Dalam babak kedua inilah penonton menantikan hadirnya tokoh panakawan yang merupakan tokoh yang disenangi dan banyak dikenal pecinta wayang kulit Jawa. Babak kedua saat adegan gara-gara muncul menjadi perhatian para penikmat wayang kulit Jawa