Gareng Busana dan Atribut .I Semar

141 anting-anting, namun pada setiap busana dan atribut yang digunakan mempunyai warna, motif dan bentuk yang berbeda-beda Pada Semar gaya Surakarta koleksi museum RPS tidak mempunyai kuncung berwarna putih, seperti pada Semar gagrak lainnya, tetapi mempunyai kuncung yang berwarna hitam seperti warna rambutnya. Ia juga memakai atribut berupa sumping dengan ornament berupa bunga seperti pada Semar gaya Pesisiran koleksi Sudiharjo Jepara. Selain itu Semar mempunyai buah dada seperti perempuan. Namun, raut wajahnya seperti laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli bahwa tokoh Semar adalah samar, yaitu ora lanang ora wadon. Selain Semar gaya Surakarta koleksi museum RPS juga ketiga gagrak lainnya juga mempunyai perbentukan yang mengisyaratkan figur Semar yang ora lanang ora wadon.

4.2.2.2 Gareng

Gareng gaya Surakarta koleksi museum RPS ini seperti halnya panakawan lainnya, ia memakai kain berupa sarung. Atribut yang digunakan adalah sejataparang, anting, gelang tangan, memakai kalung roda bermotif ceplok lihat Gambar : 4.48. Busana Gareng lebih lengkap dibanding Semar, jika Semar tidak memakai atribut seperti kalung dan senjata, tetapi ketiga anaknya termasuk Gareng memakai keduanya. Ia juga memakai kain sarung bermotif yang berwarna merah, putih, biru dan kuning. Atribut yang dipakai adalah senjata berwarna merah yang terletak di tengah-tengah sarung Gambar : 4.117. Senjata tersebut disarungkan di sabuk. Ia juga memakai anting berwarna coklat dan merah, 142 memakai gelang tangan berwarna kuning kecoklatan Gambar : 4.116, memakai kalung berwarna kuning kecoklatan dengan motif ceplok Gambar : 4.115. Selanjutnya adalah Gareng gaya Yogyakarta koleksi museum SBY. Busana yang dikenakan Gareng gaya Yogyakarta ini sama seperti yang dikenakan panakawan lainnya, yaitu memakai sarung. Busana yang digunakan Gareng gaya Yogyakarta koleksi museum SBY berupa kain sarung dengan motif segitiga. Pada kain Gareng gaya ini motif segitiga yang digunakan terbentuk dari pembagian motif kotak-kotak yang dibagi menyilang menjadi empat bagian. bagian atas dan bawah diberi warna yang sama, begitu juga bagian sisi kiri diberi warna yang sama dengan motif segi tiga bagian kanan lihat Gambar : 4.118. Motif ini sangat berbeda dengan motif sarung Gareng gaya Yogyakarta WKY dan Gareng gaya Pesisiran yang memakai sarung bermotif kawung. Atribut yang digunakan juga terdapat perbedaan dan persamaan dengan gagrak sebelumnya. Gareng gaya ini juga memakai atribut seperti kalung, anting, dan juga gelang tangan. Tidak seperti Gareng gaya Pesisiran, Gareng gaya ini membawa senjata. Anting yang digunakan berbentuk lingkaran berwarna merah putih senada dengan warna kalung yang dipakai Gambar : 4.119. Busana yang digunakan Gareng gaya Yogyakarta koleksi museum WKY berupa kain sarung dengan motif kawung Gambar : 4.135. Pada kain Gareng gaya ini motif kawung yang digunakan lebih kecil dibanding motif kawung pada kain gareng gaya Pesisiran. Atribut yang digunakan juga berbeda dengan kedua gagrak sebelumnya. Gareng gaya ini juga memakai atribut seperti kalung, anting, dan juga gelang tangan lihat Gambar : 4.56. Sama seperti Gareng gaya Pesisiran, 143 Gareng gaya ini juga tidak membawa senjata. Kalung Gareng gaya ini berupa lingkaran tanpa ornament dengan tali yang sangat tipis. Anting yang digunakan berbentuk lingkaran, dengan kuncup bunga di bawahnya. Sarung yang dipakai Gareng gaya Yogyakarta koleksi museum WKY pemakaiannya lebih ke atas perut dan sangat pendek. Jika Gareng gagrak Surakarta dan Pesisiran kain bagian belakang menutupi lutut dan kain bagian depan di atas lutut, tidak begitu dengan Gareng gagrak Yogyakarta ini, Gareng gagrak ini kain bagian belakang menutupi lulut sedang kain bagian depan hanya sampai di pangkal paha. Sehingga bagian paha hingga ujung kaki terlihat Gambar : 4.56. Busana dan atribut pada Gareng gaya Madya Surakarta juga berupa sarung, dengan atribut seperti kalung, anting dan gelang. Kalung yang digunakan Gareng gaya ini berbeda dari gagrak lainnya, jika pada Gareng gagrak lainnya memakai kalung roda, Gareng gaya ini memakai kalung lonceng seperti halnya Petruk Gambar : 4.16. Sama seperti Gareng gaya lainnya, Gareng gaya Pesisiran koleksi Sudiharjo Jepara ini juga memakai busana berupa sarung. Sarung yang dipakai Gareng gaya Pesisiran ini bermotif kawung berwarna putih dengan outline berwarna merah, sedangkan dasaran berwarna hitam Gambar : 4.124. Atribut yang digunakan Gareng pesisiran adalah anting, kalung, gelang tangan, dan tanpa senjata Gambar ; 4.63. Hal ini berbeda dengan Gareng gaya Surakarta koleksi museum Radya Pustaka Solo, karena pada Gareng gaya Surakarta memakai senjata. Pada kalung dan anting pun berbeda, Gareng gaya ini 144 memakai kalung yang bermotif bintang berwarna biru Gambar : 4.126 sedangkan Gareng gaya Surakarta bermotif ceplok. Secara keseluruhan dari keempat gagrak tersebut tidak terdapat perbedaan yang terlalu mendasar. Gareng keempat gagrak di atas sama-sama memakai sarung dan atribut berupa kalung, gelang dan cincin. Perbedaan yang ada terdapat pada ornament masing-masing gagrak, ornament pada kalung dan anting dan juga senjata yang digunakan. Hanya Gareng gaya Pesisiran yang tidak mempunyai senjata. Jika diperhatikan secara seksama, meskipun bentuk, warna dan model kalung yang dipakai oleh Gareng beranekaragam, namun kalung tersebut adalah tetap kalung roda. Hanya saja telah diubah dan dieksplor oleh pembuat wayang Gareng tersebut sesuai dengan keinginan perajin wayang tersebut. Pada atribut berupa gelang tangan pada Gareng berbagai gagrak di atas memakai gelang dengan bentuk yang sama, hanya saja pada warnanya berbeda. Gareng gaya Surakarta koleksi museum RPS memakai gelang tangan dengan warna coklat kekuningan, sedangkan Gareng gaya lainnya memakai gelang tangan berwarna merah putih.

4.2.2.3 Petruk